Connect with us

U T A M A

Nama Silmy Karim Masuk Calon Dirjen Imigrasi : Kok, Anggota DPR Resah

Published

on

JAKARTA | KopiPagi : Masuknya nama Silmy Karim, Direktur Utama (Dirut) PT Krakatau Steel, menjadi calon Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi melalui jalur non Aparatur Sipil Negara (ASN), sontak menjadi pertanyaan publik.

“Produk impor baja dan daya saingnya di dalam negeri masih rendah, seharusnya ini menjadi perhatian dan fokus pada peningkatan kualitas produksinya,” ujar Amin AK, Anggota Komisi VI DPR RI.

Menurutnya Amin, di bawah kepemimpinan Silmy masih banyak masalah, terutama berkaitan dengan masih membanjirnya impor baja yang disebabkan rendahnya daya saing baja yang dibuat KS.

“Sekarang meski ekspor meningkat, namun di dalam negeri, pasar masih dibanjiri produk baja impor. Menurut catatan Kementerian BUMN, impor baja mencapai 10,2 juta ton yang diserap oleh pembangunan infrastruktur, pembangunan perumahan, properti, dan lain lain,” ujar Amin dalam keterangannya Senin (24/10/2022).

Kondisi ini kata Amin disebabkan oleh ketidakmampuan Krakatau Steel dalam menghasilkan produk baja terbaik.

“Tingginya impor baja bisa menunjukkan dua hal yaitu pertama, daya saing baja PT Krakatau lebih rendah sehingga kalah dari sisi harga. Atau kedua, karena produksi baja PT Krakatau belum mampu memenuhi kebutuhan di dalam negeri,” jelasnya.

Menurutnya, rendahnya daya saing harga baja PT Krakatau dibandingkan produk impor terutama dari China antara lain dikarenakan ketergantungan pada impor bahan baku industri baja.

Bahan baku utama industri baja seperti slab, billet, dan bloom dari pengolahan biji besi masih tergantung pada impor yang jumlah mencapai 3 juta ton per tahun.

Bagi Amin, ketergantungan impor bahan baku utama industri baja menyebabkan rendahnya kemampuan PT Krakatau untuk menghasilkan produk-produk baja engineering steel yang dibutuhkan sebagai bahan baku produk-produk bernilai tambah tinggi seperti otomotif, permesinan, pertahanan, penerbangan, pengeboran minyak dan peralatan-peralatan khusus.

“Sehingga ke depan, pekerjaan rumah terberat industri baja nasional adalah mampu memproduksi bahan baku utama industri baja,” tutur Amin. *Kop.

Pewarta : Syamsuri.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *