Connect with us

BIVEST

Jatuh Bangun Usaha Café : Alumni FE UKSW Kini Berbisnis Kripik Kulit Ikan Patin

Published

on

KopiPagi | SALATIGA : Masa pandemi Covid-19 ternyata membuat banyak orang harus memutar otak untuk dapat menjadikan bisnisnya lancar dan tetap mendatangkan pendapatan atau pemasukan.

Begitu juga dengan apa yang dilakukan Cahyono Nugroho alias Mbah Yon (49) yang sebelumnya sempat bisnis cafe hingga mengalami ‘jatuh bangun’, kini beralih menekuni bisnis produk olahan Kripik Kulit Ikan Patin yang dimulainya sejak bulan Maret 2021.

Dipilihnya bisnis kripik kulit ikan patin, menurut alumni Fakultas Ekonomi (FE) UKSW Salatiga ini, karena usaha ini dinilainya sangat menjanjikan. Selain itu, dari survey yang dilakukannya sebelum benar-benar memulai usaha ini, di Pulau Jawa sama sekali tidak ada yang bisnis Kripik Kulit Ikan Patin ini. Dari sini, bapak tiga orang anak ini akhirnya tertantang untuk memulainya dan dengan dorongan keluarganya akhirnya ‘berani’ melangkah pada usaha baru yaitu memproduksi Kripik Kulit Ikan Patin.

“Saya memperoleh Ikan Patin ini dari Palembang (Sumsel) dan khusus daging ikan patin itu masuk pabrik. Sedangkan, kulit dan kepala ikan patin itu yang saya olah menjadi kripik. Untuk pengolahan atau produksinya dilakukannya di rumahnya dengan sang istri serta dibantu dengan dua orang karyawannya. Meski masih kecil namun hasil olahannya ini sudah banyak pemesan dan ke depannya telah siap bekerja sama dengan salah satu pengusaha untuk memproduksi kripik kulit ikan patin ini menjadi lebih besar. Selain itu, siap menjadi distributor tunggal,” kata Cahyono Nugroho alias Mbah Yon ketika ditemui  koranpagionline.com, di rumahnya Jalan Osamaliki – Gang Andong IV No 498, Kelurahan Sidorejo Lor, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Sabtu (04/09/2021).

Ditambahkan, bahwa di Indonesia ini yang memproduksi olahan Ikan Patin ini hanya ada di Sumuatera Utara (Sumut). Dengan dirinya ‘nekat’ melangkah meproduksi Kripik Kulit Ikan Patin ini maka sekarang sudah konsentrasi penuh mengolah usaha barunya ini. Untuk mendatangkan bahan mentah, harus merogoh koceknya Rp 5 juta untuk biayanya. Bahan mentah yang diterimanya ini masih berbentuk ‘balok es’ dan pengirimannya menggunakan truk.

 “Biaya Rp 5 juta itu hanya untuk biaya pengiriman per ton Kulit Ikan Patin yang masih basah. Dalam 1 ton nya ini, lebih kurang untuk 3 bulan. Targetnya menjadi 200 kilogram (Kg) bahan jadi dan siap untuk dikemas dan dipasarkan. Produknya ini merupakan satu-satunya di Pulau Jawa. Pemasaran selama ini terbesar adalah di daerah Jabodetabek dan doakan saja bulan depan akan menjadi distributor tunggal ke salah satu perusahaan di Jakarta. Diakuinya, bahwa untuk memulai usaha barunya ini bukan dengan mudahnya seperti membalikkan telapak tangan. Namun, dari pengalaman membuka usaha sebelumnya yang sempat juga “terdampar” bahkan “jatuh bangun” serta tertipu dengan rekan bisnisnya akhirnya memberanikan diri beralih pada usaha pengolahan Kripik Kulit Ikan Patin ini,” terang Cahyono Nugroho alias Mbah Yon didampingi sang istri, disela menggoreng kulit ikan patin.

Lelaki yang memilik satu orang cucu ini mengatakan, bahwa dirinya memilih memproduksi olahan Kulit Ikan Patin karena dalam ikan tersebut kandungan kalori maupun proteinnya lebih tinggi. Khusus kulit ikan patin, sangat dibutuhkan orang untuk ‘reparasi’ jaringan tubuh dan untuk pengobatan diabet. Intinya, Kripik Kulit Ikan Patin ini untuk camilan bagi penderita diabet meski diluar penderita tetap banyak yang menikmatinya.

Sejak berproduksi kripik ini, pesanan terus berdatangan dan sebagian besar dari luar Kota Salatiga. Paling banyak dan rutin adalah pemesan dari Jabodetabek. Lalu, dari Jawa Timur, Bali serta kabupaten/kota di Jawa Tengah dan ini belum banyak. Namun, prosentase terbesar pemesan produk olahannya ini dari wilayah Jabodetabek.

“Kripik Kulit Ikan Patin hasil olahannya ini saya beri merk “Jempol” dan diproduksi oleh ‘Lumintu’ Salatiga. Varian rasa yang saya sajikan diantaranya Original, Keju, Sambal Balado, dan BBQ. Untuk harganya sangat terjangkau konsumen dan saya mengemasnya dalam empat varian ukuran. Ukuran 60 gram, 80 gram, 100 gram serta 200 gram dengan harga mulai Rp 15.000 hingga Rp 45.000 dan ini sebagai harga reseller,” tandasnya.

Mbah Yon juga menjelaskan bahwa kandungan gizi pada Ikan Patin itu merupakan Sumber Omega 3 dan Omega 6 yang baik. Ikan Ptin ini merupakan jenis ikan air tawar yang juga menyimpan beberapa mineral, seperti fosfor dan kalium. Selain itu, Ikan Patin memiliki jumlah kalori sedang yang baik sebagai sumber energi, bahkan tipe Asam Amino Lisin juga dinilai banyak dalam Ikan Patin. ***

Pewarta : Heru Santoso.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *