Connect with us

MARKAS

Tokoh Berpengaruh di Indonesia Saat Ini Lulusan Terbaik Akmil 1970

Published

on

KopiPagi | JAKARTA : Ada yang bilang, sekolah baik akan menghasilkan lulusan terbaik dan kinerjanya bisa untuk Nusa dan bangsa. Setidaknya hal itu telah dihasilkan Akademi Militer Nasional, Magelang. Kawah Candra Dimuka insan militer ini telah menghasilkan lulusan terbaik yang hasilnya dirasakab bangsa dan negara Republik Indonesia.

Diantara lulusannya adalah; Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan, M.P.A. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Jenderal TNI merupakan lulusan terbaik dari Akademi Militer Nasional angkatan tahun 1970 dan mendapatkan penghargaan Adhi Makayasa.

Dalam sejarah TNI, hingga kini abituren Akmil 1970 bisa dikatakan yang paling istimewa. Sebab, termasuk Luhut Bindsar Panjaitan, ada empat perwira dari angkatan tersebut yang mampu mencapai pangkat Jenderal TNI. Dikatakan istimewa, sebab berdasarkan data yang dikutip dari situs resmi Akademi Militer, sejak berdiri pada 31 Oktober 1945 dengan nama Militaire Academie (MA), baru 28 perwira yang mampu mencapai titel bintang empat.

Istimewanya lagi, 4 perwira abituren Akmil 70 tesebut merupakan sosok yang sangat dikenal hingga saat ini. Sosok Jenderal istimewa tersebut adalah:

Jenderal TNI (Purn.) Tyasno Sudarto.

Pria yang lahir di Magelang, 14 November 1948 ini pernah menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat pada periode tahun 1999 – 2000. Ia pernah menjadi Pangdam IV/Diponegoro dan sebelum menjabat KASAD ia dipromosikan oleh Wiranto sebagai Kepala Bais dengan dengan pangkat Letnan Jenderal.

Tyasno juga sukses menjadi orang nomor satu di tubuh TNI Angkatan Darat, saat menduduki kursi Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) periode 20 November 1999 hingga 9 Oktober 2000.

Saat ini Jenderal TNI Tyasno Sudarto menjabat sebagai Kepala Komite Investigasi Negara RI (KIN RI). Hingga kini di 34 Provinsi ada sekitar 4.500 anggota KIN RI yang siap bela negara dan berasaskan Pancasila serta menjaga Indonesia dari gangguan hambatan dan ancaman.

Jenderal TNI (Purn.) Subagyo Hadi Siswoyo

Lahir di Piyungan, Yogyakarta, 12 Juni 1946, pria yang dikenal dengan nama Subagyo HS ini merupakan tokoh militer Indonsia yang pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 19 Januari 2015. Subagyo HS pernah menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat pada periode tahun 1998 – 1999.

Subagyo HS merupakan mantan komandan Paspampres di era Presiden Soeharto dan menjadi satu-satunya KASAD yang pernah menjabat dengan tiga Presiden Indonesia yang berbeda. Selain menjadi saksi pengunduran diri Presiden RI ke-2, Jenderal Besar TNI (Purn.) Soeharto, yang kemudian digantikan oleh Bacharuddin Jusuf Habibie,  Subagyo HS mengakhiri masa jabatannya sebagai Kasad di era kepemimpinan Presiden K. H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Pria kelahiran Kutaradja, Banda Aceh, 26 Juli 1947 ini merupakan tokoh militer Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Agama pada Kabinet Indonesia Maju sejak 23 Oktober 2019 hingga direshuffle pada tanggal 23 Desember 2020 digantikan oleh Yaqut Cholil Qoumas.

Sebelumnya, Jenderal TNI (Purn.) Fachrul Razi, S.I.P., S.H., M.H. yang namanya mencuat saat menjadi Gubernur Akmil periode 1996 hingga 1997, juga  pernah menjadi Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara (Brigif Linud) 17 Kujan 1/Kostrad, atau yang saat ini bernama Brigif Para Raider 17/Sakti Budi Bakti (SBB).

Fachrul Razi juga pernah dipercaya untuk menduduki posisi Kepala Staaf Umum (Kasum) Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), pada 1998 hingga 1999. Kemudian pada 1999 hingga 2000. Pria yang pernah menjadi Komisaris Utama PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)ini juga pernah menjabat sebagai Wakil Panglima TNI mendampingi Laksamana TNI (Purn.) Widodo Adi Sutjipto.

Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Luhut Binsar Panjaitan, M.P.A

Lahir di Simargala, Huta Namora, Silaen, Toba Samosir, Sumatra Utara, 28 September 1947, Luhut Binsar Panjaitan merupakan sosok bintang 4 paling terkenal yang mewakili abituren Akmil 1970.

Di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo, saat perombakan Kabinet Kerja Jilid II pada 27 Juli 2016, Luhut Binsar Panjaitan diangkat menjadi Menteri Koordinator Kemaritiman menggantikan Rizal Ramli. Luhut pun dipilih kembali pada masa Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma’ruf Amin periode 2019–2024 sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia.

Anak ke-1 dari 5 bersaudara dari pasangan Bonar Pandjaitan dan Siti Frida Naiborhu ini juga pernah menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia sejak 31 Desember 2014 hingga 2 September 2015.

Pada 12 Agustus 2015, pria yang dikenal dengan sebutan LBH ini juga pernah ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan menggantikan Tefjo Edhy Purdijatno.

Pada 15 Agustus 2016, Presiden Joko Widodo mengambil langkah terkait polemik kepemilikan paspor Amerika Serikat (AS) oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar, sehingga Presiden memberhentikan Archandra secara terhormat dari Menteri ESDM dan menunjuk Luhut yang juga menjadi Menko Maritim untuk menjadi pejabat sementara (Plt) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

Sebelum masuk dalam Kabinet Kerja, Luhut pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan Tahun 2000–2001 saat Abdurrahman Wahid menjabat sebagai Presiden RI 1999–2001. Sebelum menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Luhut yang menghabiskan karier militernya bersama Korps Baret Merah ini juga sempat dipercaya Presiden B.J. Habibie untuk menjabat sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura. (Byl/Daripada Berbagai Sumber)

koranpagionline.com

Exit mobile version