Connect with us

NASIONAL

Menteri PUPR: Pembangunan IKN Usung Konsep Future Smart Forest City

Published

on

JAKARTA | KopiPagi : Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara akan menjadi representasi bangsa yang unggul dengan mewujudkan smart city (kota pintar), kota modern berkelanjutan, serta memiliki standar internasional sehingga menjadi contoh bagi pembangunan kota-kota lain di Indonesia. 

“Pemindahan IKN bukan sekedar memindahkan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan membangun gedung-gedung pemerintahan saja, tetapi juga menjadi lompatan untuk transformasi bangsa menuju Indonesia Maju,” ujarnya pada acara Beranda Nusantara pada Rabu (23/02/2022) di Kantor RRI Jakarta.

Turut hadir sebagai narasumber pada acara tersebut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia Tandjung, Plt Direktur Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan I Kementerian Hukum dan HAM Roberia, Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri Benny Irawan, Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas Rudy Soeprihadi Prawiradinata, dan Designer Istana Negara IKN Nyoman Nuarta.

Menurut Presiden Jokowi, IKN Nusantara nantinya akan memiliki 70% area hijau, 80% transportasi publik, dan pengurangan suhu 2 derajat. Jarak tempuh dari satu tempat ke tempat lainnya di komplek IKN diprediksi hanya membutuhkan waktu 10 menit. Sehingga IKN akan menjadi kota inklusif, terbuka, dan ramah bagi seluruh kalangan masyarakat untuk hidup berdampingan.

Menteri Basuki menjelaskan IKN akan dibangun secara bertahap hingga tahun 2045 dengan mengusung konsep Future Smart Forest City of Indonesia sehingga tetap memperhatikan aspek lingkungan. Pada tahap awal tahun 2022-2024, pembangunan yang akan mulai dikerjakan Kementerian PUPR tahun ini adalah Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) seluas 6.671 hektar.

“KIPP terbagi dalam 3 klaster yaitu pemerintahan inti, pemerintahan pendidikan, dan pemerintahan kesehatan. Area yang akan dibangun hanya 24,5% (1.633 Ha) dari seluruh KIPP (6.671 Ha), selebihnya 75,5% (5.038 Ha) akan dimanfaatkan sebagai area hijau,” kata Menteri Basuki.

Infrastruktur prioritas yang akan dibangun oleh Kementerian PUPR antara lain Istana Kepresidenan, Masjid Negara, perkantoran Kementerian/Lembaga, penataan Kawasan Sumbu Kebangsaan dan Tripraja, hunian ASN, jalan akses dan jalan lingkungan tahap awal, serta infrastruktur dasar permukiman seperti penyediaan air baku melalui Bendungan Sepaku Semoi dan beberapa bendungan lainnya. Sebelum pembangunan infrastruktur dasar, pembangunan IKN akan diawali oleh upaya revitalisasi dan reboisasi hutan terlebih dahulu.

“Kami sekarang sedang merevitalisasi hutan di kawasan IKN. Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR dan Dirjen Kehutanan sedang di lapangan untuk mempercepat nursery (pembibitan pohon),” ucap Menteri Basuki.

Dengan telah disahkannya UU IKN, Menteri Basuki berharap seluruh masyarakat dapat memberikan dukungan agar Kementerian PUPR beserta stakeholder lainnya dapat membangun IKN dengan baik sesuai dengan 3 pilar visi IKN yaitu mencerminkan identitas nasional, menjamin keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan, serta mewujudkan kota cerdas, modern, dan berstandar internasional.

Turut hadir mendamping Menteri Basuki Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti, Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian, Ketua Satgas Perencanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Imam Santoso Ernawi, dan Arsitek Perancang Desain IKN Sibarani Sofian. *Otn/Kop.

Prof. Zudan : Bermain Bonsai Harus Berbahagia, Sejalan dengan Semangat RUBI

YOGYAKARTA | KopiPagi : Rumah Bonsai Indonesia (RUBI), sesuai semboyannya, terus “Berkarya tanpa batas berkreasi tanpa henti”. Kali ini, RUBI Cabang Kota Yogyakarta menggelar ‘Festival Bonsai Nasional Piala Raja’ di halaman barat Jogja Expo Center (JEC), mulai Selasa (22/02/2022) hingga Senin (28/02/2022).

Ketua Umum RUBI Prof. Zudan Arif Fakrulloh menyebutkan banyak sekali manfaat yang bisa dirasakan dengan berbudidaya dan berhobi bonsai.

“Tujuan utama kita berhobi harus hepi. Bermain bonsai harus berbahagia. Ini sejalan dengan semangat RUBI. Berkarya tanpa batas berkreasi tanpa henti. Terus memajukan perbonsaian Indonesia dengan penuh rasa suka cita. Ini menjadi semangat kita,” tuturnya saat memberikan sambutan.

Yang menarik, kendati masih berusia muda – berdiri sejak 5 Oktober 2017 – di bawah kepemimpinannya selama 5 tahun, RUBI sudah memiliki 52 cabang kepengurusan di seluruh Indonesia.

Pada kesempatan itu, Zudan memberikan mengapresiasi yang tinggi khususnya kepada Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta, Pemerintah Kota Yogyakarta dan sekitarnya, serta Pengurus RUBI Cabang Yogyakarta yang diketuai RM Jarot Nugroho Priyo Kusumo.

Terima kasih kepada yang mewakili Pemkot Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Sleman, Kulonprogo dan Kabupaten Gunungkidul, serta seluruh peserta Festival Bonsai Nasional Piala Raja yang diselenggarakan oleh RUBI Cabang Jogja,” ujar Ketum RUBI Zudan Arif Fakrulloh.

Zudan juga tak lupa memberikan penghargaan yang tinggi kepada Pengurus RUBI Cabang Yogyakarta. “Terima kasih dan apresiasi yang besar kepada kawan-kawan atas penyelenggaraan Festival Bonsai yang sangat bagus sekali,” kata Zudan. “Layout dan artistiknya bagus, pesertanya banyak yaitu 482 pohon bonsai dari seluruh Indonesia. Ini luar biasa.”

Menurut Zudan, RUBI didirikan untuk memajukan perbonsaian di Indonesia. Untuk itu, dirinya pun mengajak siapa saja untuk menjadi anggota RUBI. Sebab, untuk menjadi anggota RUBI sangat mudah.

“Siapapun Anda, apakah Kolektor, pembudidaya bonsai, bahkan penggemar saja boleh menjadi anggota RUBI. Sambil nanti kita belajar bersama-sama untuk membuat bonsai, memajukan bonsai dan berwirausaha bonsai,” kata Zudan.

RM Jarot Nugroho Priyo Kusumo, yang juga ketua penyelenggara Festival Bonsai Nasional Piala Raja mengungkap, penghobi bonsai memang memiliki keunikan tersendiri. Terkadang, mereka akan melakukan hal-hal di luar nalar, padahal bagi kebanyakan orang akan terasa menguntungkan.

“Jadi, ada penghobi, membuat bonsai dan berhasil sampai bonsainya ditawar sampai Rp 1,6 miliar. Ini sensitif sebenarnya karena sifatnya subjektif sekali. Tapi ya itulah, tidak dilepas karena merasa belum ingin saja. Ya inilah penghobi bonsai itu,” ungkapnya pada wartawan ketika berbincang sore.

Bonsai menurut Jarot, memang bisa memiliki harga yang tinggi. Hal itu dinilai wajar karena membuat bonsai membutuhkan effort yang luar biasa baik itu keahlian personal, ketelatenan maupun waktu yang begitu panjang.

“Bagaimana pohon di alam, kita tanam di pot dengan dimensi lebih kecil namun menyerupai aslinya di alam, dan terpenting hidup sehat. Ini yang sangat sulit dan membutuhkan waktu lama sehingga harga bonsai bisa sangat mahal,” sambung dia.

Di dunia perbonsaian, pohon diklasifikasikan dalam beberapa grade mulai pohon prospek, pohon silver, gold, platinum dan diamond. Pohon-pohon harus melewati tahapan demi tahapan untuk bisa mencapai grade tertinggi dan hal tersebut tidak mudah, tergantung keahlian dalam perawatannya.

“Jadi bisa pohon yang semula seharga miliaran Rupiah, kalau perawatannya tidak bagus, dijual Rp 100 juta saja tidak akan laku. Tidak mudah memang effort merawat bonsai ini, jadi memang harganya bisa tinggi namun subjektif sekali,” lanjut Gunardi.

Festival Bonsai Nasional Piala Raja sendiri dilaksanakan dengan banyak kegiatan. Antara lain edukasi bonsai hingga jual beli seputar bonsai. *Otn/Kop.

Exit mobile version