Connect with us

PENDIDIKAN & BUDAYA

Ketua DPRD Taput : USB SMA Negeri akan Dibangun di Kec. Pangaribuan

Published

on

TAPUT | KopiPagi : Setelah perjuangan yang panjang, menunggu, hingga karena lamanya prosesnya, banyak masyarakat menganggap, bahwa perjuangan mendirikan Unit Sekolah Baru (USB) SMA Negeri di Kecamatan Pangaribuan Tapanuli Utara (Taput) hanya omongan kosong.

Namun, perjuangan tidak sia-sia, harapan itu kini segera menjadi kenyataan. Tidak lagi sekadar mimpi atau omongan kosong. Awal Tahun 2023 USB SMA Negeri akan dibangun di Rahutbosi Kecamatan Pangaribuan Taput.

Hal itu disampaikan Ketua DPRD Taput Arifin Rudi Nababan kepada KopiPagi melalaui komunikasi WhatsApp, Jumat (18-11-2022).

“Sekitar 200 siswa-siswi lulusan SMP yang ada di pedalaman Tapanuli Utara, tidak lagi harus menempuh jarak hingga puluhan kilometer, bahkan hingga ke luar Kabupaten untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SMA,” kata Arifin Rudi Nababan.

Kata Rudi, kedua tangan saya angkat ke atas, dengan mata berbinar tak tertahan karena terharu mengucap syukur kepada Tuhan saat menyampaikan kabar gembira ini kepada warga, dari beberapa desa di Kecamatan Pangaribuan, bahwa akan segera dibangun SMA Negeri.

“Saya memahami betul, pendirian SMA ini adalah tidak gampang. namun Puji syukur, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) akan segera membangun USB SMA Negeri di Kecamatan Pangaribuan,” ujar Rudi Nababan.

Lebih lanjut Rudi Nababan menjelaskan, USB SMA Negeri akan dibagun di Desa Rahutbosi Kecamatan Pangaribua di atas lahan perladangan Pagaran seluas 12.100 meter persegi yang dihibahkan masyarakat dan sertifikatnya juga sudah terbit.

Untuk diketahui, Arifin Rudi Nababan bukanlah Putra kelahiran Kecamatan Pangaribuan. Ia Putra kelahiran Kecamatan Siborong-borong. Namun, kata Arifin Rudi Nababan, “saya dilahirkan sebagai seorang wakil rakyat dari daerah pemilihan (Dapil) Kec Pangaribuan, Kec.Garoga dan Kec. Sipahutar”.

“Saya memegang teguh satu filosofi hingga tak ada yang tak mungkin. Ia menyebut dirinya bukan ‘dipilih’ tetapi ‘dilahirkan’ menjadi seorang wakil rakyat,” ungkapnya.

“Kalau dilahirkan akan sulit melupakan, seperti kita terhadap orangtua. Lain kalau dipilih, beragam dimensi menjadi pertimbangan untuk bisa melupakan. Filosofi inilah yang mendorong saya untuk terus mengabdi, membela, membangun daerah dan rakyat Dapil saya,” kata Rudi.

Rebut Kesempatan

Kata Rudi, perjuangan mendirikan USB SMA Negeri di Kecamatan Pangaribuan berawal dari rencana Gubernur Sumatera Utara yang akan  mendirikan sejumlah sekolah baru. Kesempatan ini tak mungkin dilewatkan begitu saja. Mengingat keterbatasan anggaran, butuh upaya ekstra berebut kesempatan tersebut.

Lebih lanjut, Rudi menjelaskan bahwa Ia melakukan berbagai cara, mulai dari mendorong mitra kerja di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) melakukan kajian dan analisa kebutuhan sekolah baru di Kec Pangaribuan, hingga turun langsung mengupayakan ketersediaan lahan.

Terkait ketersediaan lahan, sempat terjadi salah paham dengan ratusan kepala keluarga keturunan 16 Ompu (nenek moyang) pemilik lahan Desa. Belum lagi, lahan yang diperjuangkan untuk membangun sekolah sebenarnya masih lahan produktif ditanami palawija.

Menghadapi persoalan ini, Kata Rudi, Ia selalu mengedepankan langkah persuasif. Tak jarang, Ia mengunjungi para kepala keluarga keturunan Ompu dari rumah ke rumah hingga larut malam. Pada saat bersamaan, persiapan berkas mulai dilakukan, terutama terkait nama-nama yang akan menghibahkan tanahnya ke pemerintah.

“Datanya tidak boleh salah, terpaksa harus kita ketik hingga tengah malam, mencocokkan dengan KTP dan Kartu Keluarga,” kenang Rudi.

Tak hanya di tingkat kabupaten, para pejabat di Provinsi dan Jakarta pun dilobi. Seperti Tuani Lumbantobing, Anggota DRPD Sumatera Utara dari Fraksi PDIP. Saat yang bersangkutan reses ke daerah, Rudi membujuk kolega separtainya itu agar mau memperjuangkan proposalnya di tingkat Provinsi.

Selanjutnya, Rudi juga intensif berdiskusi dengan ketua Partainya di DPC PDIP Tapanuli Utara, yang tak lain adalah Bupati Taput Nikson Nababan. Suatu malam, Rudi meminta Bupati menemaninya bertemu Ketua DPRD Sumatera Utara Baskami Ginting.

“Kau Rudi, ada-ada saja urusanmu. Apakah kau yakin sekolah itu akan terbangun di sana? Yah, sudah, kamu ikut ke Medan,” begitu kata Bupati kepada saya.

Tidak berhenti di sana, ia lantas melakukan komunikasi dengan petinggi PDIP di Jakarta. “Melalui ajudan, saya menghubungi Pak Sukur Nababan, Anggota DPR-RI yang merupakan Ketua DPP PDIP. Saya minta dukungan, paling tidak mengkomunikasikan dengan Ketua DPRD Sumatera Utara Baskami Ginting, yang juga kader PDIP, ” ungkapnya.

Meski begitu, sempat masalah teknis di sistem penganggaran menjadi penghalang. Anggaran untuk pembangunan SMA di Rahutbosi belum ditampung di Usulan Perubahan APBD Sumatera Utara Tahun 2022. Beruntung, di injury time, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akhirnya mem-floating anggarannya dengan catatan administrasi status lahan harus jelas, yakni bersertifikat.

Bergegas, Rudi bersama sejumlah teman mengurus sertifikat ke BPN. Suatu pekerjaan yang juga tidak mudah, mengingat batas waktu penganggaran yang tinggal seminggu. Setengah memaksa, ia minta aparat BPN segera mengukur dan melakukan proses penerbitan sertifikat.

Sertifikat terbit, persyaratan terpenuhi. Kini giliran konsultan rancang bangun dari Dinas Pendidikan Sumatera Utara yang turun ke Desa Rahutbosi untuk memetakan titik-titik lokasi pembangunan SMA yang diperkirakan menelan biaya Rp3 miliar pada tahap pertama, awal Tahun 2023. *Kop.

Editor : Nilson Pakpahan.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *