Connect with us

PENDIDIKAN & BUDAYA

Bupati Taput Nikson Nababan ; Model NIKSON untuk Bangun Desa Maju & Mandiri

Published

on

TAPUT | KopiPagi : Bupati Tapanuli Utara (Taput) Drs Nikson Nababan MSi, melakukan penelitian tentang perencanaan pembangunan berbasis Data Desa Presisi (DDP) dengan model, Needs, Innovation, Knowledge, Synergy, Operation, and Norm (NIKSON).
Nikson Nababan menjelaskan, bahwa Model NIKSON adalah untuk mengupas soal perencanaan pembangunan berbasis DDP untuk menyejahterakan masyarakat demi menjadikan “Desa Kuat, Kota Maju, Indonesia Mandiri, dan Berdikari (MARDEKA)”.
Model NIKSON ini disampaikan Bupati Taput Nikson Nababan dalam sidang terbuka disertasi di Sekolah Pascasarjana Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jakarta.
“Model NIKSON itu, untuk menerjemahkan perencanaan pembangunan daerah berbasis DDP guna menyejahterakan rakyat,” kata Nikson saat dikonfirmasi KopiPagi, Selasa  (20-06-2023)
Menurutnya, pada tahapan proses perencanaan didasarkan pada diagnosa masalah yang tepat dalam penentuan tujuan dengan proyeksi by name, by address, dan by coordinate. Sedangkan model NIKSON diperoleh dari data desa presisi perencanaan pembangunan daerah di Taput.
“Perencanaan meliputi diagnosa masalah, tujuan, prakiraan dan proyeksi, pengembangan alternatif, analisis feasibilitas, evaluasi, dan pelaksanaan,” ujarnya.
Ia menjelaskan, dari perencanaan data desa tersebut, kemudian dikonstruksikan dalam Model NIKSON. Pertama, Needs (kebutuhan) perencanaan pembangunan daerah melalui pendekatan kebutuhan dasar manusia tidak hanya ekonomi dan sosial, tetapi yang paling dasar, seperti masalah kehidupan, demokrasi, keadilan, dan hak asasi manusia.
Kemudian, Innovation (baharu), yakni penyusunan data presisi di Taput merupakan langkah maju dalam penyusunan perencanaan pembangunan berdasarkan kebutuhan masyarakat.
Selanjutnya Knowledge (pengetahuan) untuk menghasilkan perencanaan pembangunan yang lebih baik dan maju. Adapun synergy (sinergi) untuk menghasilkan keseimbangan yang harmonis dan optimum.
Menurutnya, ada beberapa syarat utama penciptaan sinergi, yakni kepercayaan, komunikasi yang efektif, umpan balik yang cepat (feedback), dan kreativitas.
“Semua pihak dapat berperan menentukan arah dan tujuan perencanaan pembangunan yang harus terjaga dalam bentuk data desa presisi sesuai kehidupan masyarakat,” ujarnya.
Operation (operasional) kegiatan pembangunan dilakukan berdasarkan perencanaan data desa presisi. Terakhir, kata Nikson, adalah norm (kebijakan).
“Data desa presisi memiliki kemiripan dengan smart city, karena diterapkan dengan menghadirkan data yang memiliki tingkat akurasi dan ketepatan tinggi,” ujarnya.
Menurut Nikson Nababan, penggunaan data yang akurat dari tingkat administrasi terendah, yaitu pemerintahan desa, sangat penting dalam menentukan perencaan pembangunan.
“Tapanuli Utara sudah menerapkan pentingnya basis data desa,” katanya.
Nikson kemudian menerjemahkan model NIKSON dengan semboyan MARDEKA. “Semua parameter pembangunan digunakan untuk mewujudkan masyarakat Tapanuli Utara yang sejahtera dan mencerdaskan kehidupan bangsa,” ujarnya.

Bupati Taput Drs Nikson Nababan MSi, mempertahankan disertasinya dalam sidang terbuka di Sekolah Pascasarjana Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).

Namun, Nikson mengakui, bahwa dalam proses penyusunan data desa presisi masih terdapat hambatan. Di antaranya, keterbatasan sumber daya manusia dalam mengoperasikan teknologi digital, keterbatasan jaringan teknologi informasi di wilayah perdesaan Taput dan kebanyakan warga desa berladang sehingga sulit ditemui enumerator.
Dia menyarankan pemerintah menggunakan data desa presisi dalam perumusan kebijakan pembangunan. Ketersediaan data presisi dapat memotret gambaran desa secara akurat.
“Pemerintahan desa, kabupaten sampai pemerintah pusat akan mudah menentukan prioritas pembangunan sesuai kemampuan anggaran,” katanya.
Selain itu, lanjut Nikson, penggunaan data desa presisi tidak akan memengaruhi kebijakan perencanaan pembangunan apabila terjadi pergantian kepemimpinan dari desa sampai pusat.
“Karena semua sudah berbasis data. Data desa presisi akan menjadikan Indonesia menjadi negara mandiri dan berdikari,” ujarnya.
Nikson mempertahankan disertasinya pada sidang yang dipimpin Wakil Rektor IPDN, Dr. Hyronimus Rowa, Prof. Dr. Khasan Effendy., M.Pd, selaku promotor, serta Prof. Dr. Dahyar Daraba., MSi dan Dr. Mansyur Achmad selaku co-promotor. Nikson meraih hasil memuaskan dengan indeks prestasi kumulatif 3,82.
Mansyuri Achmad yang juga menjabat Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan Sekolah Pascasarjana IPDN menyarankan disertasi ini dijadikan buku yang berguna bagi pemerintah dan masyarakat.
“Nantinya dapat dijadikan acuan pembangunan di daerah,” ujarnya.
Sementara itu, Anggota DPR RI, Ribka Tjiptaning Proletariyati, mengapresiasi gagasan Nikson dalam perencanaan pembangunan berdasarkan data desa presisi.
Menurutnya, penggunaan data akan menghasilkan program pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Ribka menilai, perencanaan pembangunan dari bawah sangat tepat sesuai tujuan Indonesia menjadikan rakyat adil dan makmur. Menurutnya, jika desa kuat dan mandiri maka kota juga akan maju. “Jika masyarakat desa sejahtera, maka negara akan kuat,” ujarnya. *Kop.
Editor : Nilson Pakpahan.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2024 Koran Pagi Online - koranpagionline.com