KopiPagi LOMBOK TIMUR : Kepala Staf kepresidenan yang juga Ketua Umum HKTI Pusat, Jendral (Purn) DR Moeldoko mengajak para petani khususnya yang ada di Lombok Timur Nusa Tenggara Barat (NTB) harus berani bermimpi menjadi petani yang kaya.
”Bermimpi saja tidak berani, bagaimana mau bisa kaya,” ungkap Moeldoko saat berkunjung ke Lombok Timur, untuk penyerahan KUR bagi Petani sinergi pemerintah dengan HKTI, di Bagik Payung, Selasa (07/07/2020).
Di Indonesia sekarang ini, kata Moeldoko, makin hari lahan pertanian mengalami pengurangan dan penyusutan lahan, per tahunnya 120 ribu hektar lahan berkurang. Sedangkan kalau melihat lahan pertanian di NTB khususnya Lombok Timur masih bagus dan subur, di bandingkan dengan di Jawa, lahan pertanian sudah sempit dan kondisipun rusak.
”Melihat makin berkurangnya lahan pertanian ini, Presiden berencana akan membuka lahan supaya bersinergi dengan lahan yang sudah ada,” ucapnya.
Moeldoko mengatakan, untuk suksesnya petani, pemeritah melalui Kementerian Pertanian telah menggelontarkan anggaran untuk kemajuan petani di NTB hingga mencapai Rp 1 triliun. Rp 500 milyar nilainya di kawal oleh HKTI NTB.
”Ada RP 500 milyar anggaran yang dikawal HKTI untuk.membantu petani untuk menjadi sejahtera,” ucapnya.
Menurutnya, ada lima persoalan pertanian yang dihadapi di Indonesia. diantaranya yaitu luas lahan yang terus berkurang, permodalan, teknologi, manajemen, dan paska panen, berbagai persoalan ini harus dapat dikenali dan dipecahkan satu-persatu.
Menurut Moeldoko kegiatan yang dilaksanakan hari ini merupakan salah satu upaya memecahkan kendala-kendala tersebut, khususnya terkait permodalan. Ia menyebutkan bahwa kehadiran Direktur Pendanaan Kementrian Pertanian bermitra dengan BNI cabang Mataram untuk penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah upaya untuk mendukung permodalan bagi petani.
Ia meminta pencairan dana KUR dapat diselaraskan dengan musim tanam sehingga petani tidak kehilangan momentum.
“Semua pihak harus bersinergi dan bekerjasama untuk memecahkan persoalan yang ada,” sebutnya.
Moeldoko menyebut metode penyaluran KUR ini sebagai upaya saling menguntungkan, memberi kemudahan bagi petani, adanya kepastian yang membeli, adanya asuransi untuk menjamin, bahkan aman bagi dunia per-bankan.
Sementara itu Direktur Pembiayaan Kementrian Pertanian, Ir. Indah Megawati menyampaikan paket KUR yang ada merupakan paket komplit mulai dari penjamin hingga asuransinya. Dijelaskannya petani tidak diberikan dana tunai melainkan sarana dan prasarana produksi.
Indah menjelaskan bidang Pertanian mendapatkan Rp. 85 triliun yang Rp. 50 trilyun diantaranya digelentorkan untuk lima komoditas termasuk hortikultura, perkebunan, dan ternak. KUR yang diberikan kepada petani ini hanya dikenai bunga 6% per tahun. Ia berharap petani dengan pendampingan stakeholder terkait dapat mengoptimalkan KUR ini. Kop.