Connect with us

HUKRIM

Ucapan Provokatif : DR. Adrianus Sidot Desak Kepolisian Tangkap Edy Mulyadi

Published

on

JAKARTA | KopiPagi : Anggota DPR RI Komisi X Fraksi Golkar Daerah pemilihan Kalimantan Barat II, DR. Drs. Adrianus Asia Sidot, M.Si  menuntut dan mendesak kepada kepolisian untuk segera menangkap dan memproses Edy Mulyadi secara hukum terkait ucapan provokatifnya mengenai pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia ke pulau Kalimantan.

Hal dikatakan politisi PDI Perjuangan itu lewat keterangan videonya yang disebarkan ke medsos. Menurutnya pernyataan Edy Mulyadi telah melecehkan, merendahkan, dan menghina masyarakat Kalimantan.

“Pernyataan saudara Edy Mulyadi telah menimbulkan keresahan, perpecahan dan bisa menimbulkan konflik sosial di masyarakat, khususnya di Kalimantan,” kata Ketua Pengurus Daerah Kolektif (PDK) Kosgoro 1957 Provinsi Kalimantan Barat itu, Selasa (25/01/2022) malam.

Bupati Landak periode 2008–2011 dan 2011–2016 menegaskan, bahwa masyarakat Kalimantan saat ini sedang marah.” Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, saya sekali lagi mendesak kepada Polri untuk segera menangkap dan memproses saudara Edy Mulyadi secara hukum,” tegas.

Sebelumnya, dilansir suarapemredkalbar, Edy Mulyadi mengklarifikasi pernyataannya dalam sebuah video yang menyebut Kalimantan Timur, tempat ditunjuknya sebagai IKN baru sebagai tempat jin buang anak. Pernyataan Edy tersebut memudian menimbulkan pro dan kontra.

Namun Edy menjelaskan, dia tak memiliki maksud sedikitpun untuk menghina Kalimantan Timur. Kata itu menurutnya digunakan untuk menggambarkan sebuah daerah yang cukup jauh dan masih sepi.

“Jadi kalimatnya begini lengkapnya nih kita punya tempat bagus mahal di Jakarta, tiba-tiba kita jual, lalu kita pindah ke tempat jin buang anak, kalimatnya kurang lebih begitu. Lalu kita pindah ke tempat jin buang anak, nah di Jakarta tempat jin buang anak itu untuk menggambarkan tempat yang jauh,” kata Edy dalam video di akun Youtube Jejak Widodo yang dikutip Senin (24/1).

Penggunaan kalimat jin buang anak, menurut Edy lumrah digunakan, khususnya di Jakarta. “Jangankan Kalimantan, Monas itu dulu tempat jin buang anak, BSD tahun 80-90-an itu masih tempat jin buang anak itu istilah biasa,” kata Edy.

Menurut Edy, ungkapan itu sebenarnya adalah ungkapan yang biasa, namun dia menduga ada yang sengaja memainkan isu tersebut. Edy juga tak mengetahui apa motif dari orang yang mempermasalahkan ucapannya itu.

“Tetapi meski demikian bahwa saya ingin menyampaikan bahwa saya minta maaf. Baik itu mau dianggap salah atau tidak salah, saya tetap minta maaf. Cuma yang saya katakan tempat jin buang anak itu adalah untuk menggambarkan lokasi yang jauh, terpencil,” ujarnya

“Sekali lagi saya katakan tempat jin buang anak, buat kami, saya khususnya Jakarta itu benar-benar untuk menggambarkan tempat jauh. Ga ada kaitan untuk merendahkan menghina sebagainya,” ujar Edy.. *Otn/Kop.

Exit mobile version