Connect with us

REGIONAL

Proyek Pembangunan Saluran Air di Bawen Dinilai Ganggu Aktifitas Masyarakat

Published

on

KopiPagi UNGARAN : Proyek pembangunan saluran atau drainase yang kini masih berjalan di daerah Ngrawan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, ternyata dikeluhkan masyarakat. Pasalnya, aktifitas keseharian masyarakat menjadi terganggu.

Keluhan tersebut salah satunya adalah masalah akses jalan masuk ke rumah yang seharusnya dapat segera dibangun kan pelaksana proyek pembangunan. Setelah saluran itu dibuat harusnya dipikirkan juga akses jalannya. Namun, yang terjadi justru pihak pelaksana pekerjaan meremehkan masalah ini.

“Terus terang saja, setelah dibangun saluran di depan toko, pendapatnya tiap harinya merosot drastis. Pasalnya, tidak ada akses jalan masuk ke lokasi toko yang permanen. Kami siap untuk membangun jembatan atau jalan masuk ke toko namun pihak mandor proyek tersebut tidak mengijinkan,” kata Puji (35), Kepala Toko ‘Vijay’ Ruko Ngrawan, Bawen, Kab Semarang kepada koranpagionline.com, Minggu (11/10/2020).

Ditambahkan, dengan tidak adanya jembatan atau jalan masuk toko, membuat banyak konsumen gagal berkunjung atau membeli produk di Toko Vijay ini. Sehingga, sejak di depan toko dibangun saluran tersebut, pendapatannya menurun hingga 50% lebih tiap harinya.
“Harusnya, pihak pelaksana proyek tanggap dan segera membuatkan akses jalan masuk. Tidak mendiamkannya saja seperti sekarang ini. Ini kan merugikan kami,” ujarnya.

Sementara itu, pemilik Toko ‘Vijay’, Jaya Vergas mengaku sangat dirugikan dengan adanya proyek pembangunan saluran air atau drainase tersebut. Harusnya pihak pelaksana tetap memikirkan akses jalan dan jangan sampai merugikan masyarakat.

“Jujur saja dengan tidak adanya jembatan atau jalan masuk ke toko, maka banyak konsumen saya yang gagal membeli produk yang kami jual. Rata-rata konsumen membatalkan masuk atau membeli ke toko saya karena tidak ada jalan masuk mobil. Dan masalah ini sama sekali tidak diperhatikan pelaksana proyek,” jelas Vijay, demikian panggilan dari Jaya Vergas.

Menurutnya, sebenarnya pihaknya siap untuk membuat jembatan, namun ‘sang mandor” melarangnya. Alasannya, pihak pelaksana proyek akan membuatkan jembatan namun secara bersamaan. Kenyataannya, sampai sekarang tidak dibuatkan jembatan yang permanen dan dapat dilalui mobil.

Pantauan koranpagionline.com di lokasi pembangunan drainase tersebut, ternyata sampai sekarang memang tidak ada jembatan masuk ke toko tersebut. Meski ada hanya dapat dilalui sepeda motor dan itu pun hanya dari papan.

Bahkan, jika sebuah proyek pembangunan dengan dana APBD/APBN maka harusnya ada “papan informasi” terkait dengan proyek tersebut. Sehingga masyarakat akan mengetahui siapa CV/PT mana yang mengerjakan, berapa anggarannya, berapa lama waktu pekerjaan serta dinas mana yang bertanggung jawab. Tetapi sejak awal sampai sekarang masih dikerjakan, tidak terlihat “papan informasi” itu.

“Dimana-mana ada proyek pembangunan yang dibiayai dengan ‘uang negara’ pasti ada jelas papan informasi dan sebelum proyek dimulai sudah terpasang di sekitar proyek itu. Tetapi sejak proyek pekerjaan saluran ini dimulai, sama sekali tidak terlihat papan informasinya. Harusnya, pihak pengawas proyek ataupun dinas terkait tidak hanya diam,” pungkas Budi (53) warga Bawen. ***

Pewarta

Heru Santoso.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *