Connect with us

NASIONAL

Ganjar Pranowo : Kalau Soal Teh Botol Sosro, Silahkan Diminum

Published

on

KopiPagi | SEMARANG : Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berkali-kali terlihat enggan menanggapi soal pencapresan pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Politikus PDIP ini selalu mengalihkan pembicaraan bila ditanya soal capres. 

Menurut dia, mengatasi persoalan Covid-19 yang saat ini tinggi di Jawa Tengah lebih penting daripada membahas soal capres. Meski sejumlah lembaga survei menempatkannya pada urutan teratas, namun Ganjar belum menyampaikan secara resmi untuk maju dalam kontestasi Pilpres.

Tokoh dengan elektabilitas tinggi ini juga terlihat santai menanggapi viralnya suara rekaman Ketua Bappilu (Badan Pemenangan Pemilu) PDIP Jateng Bambang Wuryanto yang menganalogikan Puan Maharani layaknya ‘teh botol sosro’.

Seperti diketahui, belakangan dunia politik dihebohkan dengan rekaman suara Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul. Dalam rekaman yang beredar, terdengar jelas beberapa pernyataan Pacul menggunakan bahasa Jawa soal Puan.

“Teh botol sosro, apa pun makanannya Puan Maharani wakilnya, siapa pun calon presidennya wakilnya PM (Puan Maharani). Kita punya partai sendiri kok. Punya golden ticket, mencalonkan sendiri saja bisa, kita minta wakil masa tidak bisa,” kata Pacul dalam rekaman itu dikutip, Selasa (08/06/2021).

“Kalau terkait dengan teh botol sosro silakan diminum di depan,” ujar Ganjar singkat, Selasa 8 Juni.

Bambang Pacul sendiri menyampaikan klarifikasinya terkait rekaman yang beredar tersebut. Diakuinya bahwa rekaman tersebut benar suara dia.

Dalam keterangan persnya, Bambang mengaku kecewa dengan beredarnya rekaman yang sebenarnya bukan untuk konsumsi publik atau off the record.

“Sebagai pribadi tentu saya kecewa dengan tersebarnya percakapan ini, yang sejak awal sudah saya nyatakan bahwa apa yang saya akan nyatakan dalam pertemuan tersebut merupakan latar belakang tentang apa yang saya nyatakan secara resmi di depan publik,” kata Pacul dalam keterangannya.

“Cerita latar belakang yang saya sampaikan kepada teman-teman wartawan yang semuanya saya kenal baik, bersama beberapa kolega yang saya percaya, dan saya nyatakan Off The Record (OTR) tersebut, ternyata disebarluaskan,” lanjut dia.

Pacul menjelaskan, saat itu ia dan sejumlah wartawan dan koleganya tengah berdiskusi secara terbuka. Namun, ia kecewa karena sejumlah wartawan membocorkan rekaman yang merupakan diskusi off the record itu.

“Saya kecewa adalah ketidakmampuan teman-teman menjaga profesionalitas dan proporsionalitas sehingga terjadi hal yang mencoreng integritas teman-teman yang ada dalam diskusi itu,” jelas dia.

Pacul mengatakan, karena diskusi merupakan obrolan informal, maka wajar, istilah yang dikeluarkan adalah analogi spontan. Sebab, sejak awal diskusi memang bukan untuk dipublikasikan. “Jargon “Teh Botol Sosro” yang terlontar adalah termasuk dari wujud spontanitas, sebagai refleksi pemahaman Bambang Pacul sebagai orang lapangan, sebagai analogi untuk memudahkan pemahaman bagi hadirin yang hadir dalam diskusi off the record tersebut,” kata Pacul.

Ketika rekaman ini beredar, kata Pacul, maka pemahamannya menjadi penuh bias dan distorsi pemahaman. Apalagi, rekaman yang beredar hanya potongan rekaman saja.

“Meski kecewa, saya bisa menerima hal tersebut. Karena itu saya tidak berniat mengadukan ke Dewan Pers atau meminta hak-hak yang diatur dalam perundang-undangan,” kata dia.

Senada dengan Bambang Pacul, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto juga mengatakan, rekaman tersebut seharusnya off record. Meskipun begitu, kata Hasto, seluruh keputusan terkait pencapresan diserahkan kepada Megawati.

“Harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Partai melakukan konsolidasi ketika Ibu Megawati Soekarniputri dengan menggunakan hak prerogatif beliau, mengambil keputusan, seluruh jajaran partai langsung bergerak termasuk untuk relawan,” kata Hasto.

Berikut transkrip lengkap perbincangan Pacul itu:

Teh botol sosro, apapun makanannya Puan Maharani wakilnya, siapapun calon presidennya wakilnya PM (Puan Maharani). Kita punya partai sendiri kok. Punya golden tiket, mencalonkan sendiri saja bisa, kita minta wakil masa tidak bisa. Pemilihan presiden itu apa, kalau kita hanya menurunkan pada level wapres, Gerindra dijadikan presiden dari PDIP senang tidak? seneng to pak. Happy happy to pak. Teorinya siapa? Seperti itu mau dikasih orang lain, dia (Ganjar) itu siapa? Otn/Kop.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *