Connect with us

PERISTIWA

Polsek Siantar Timur dan Polsek Martoba, Gagalkan Aksi Tawuran Antar Pemuda

Published

on

PEMATNG SIANTAR | KopiPagi : Kapolsek Siantar Timur Iptu Jhon H. Purba SH dan Kapolsek.Siantar Martoba berhasil gagalkan aksi tawuran antar pemuda. Sebelumnya, aksi tawuran antar pemudaakan terjadi di Apil Dayok Mirah, Jalan Medan, Simpang Rambung Merah, Kelurahan Sumber Jaya, Kecamatan Siantar Martoba, Kota Pematang Siantar, Minggu (24-09-2023) sekira pukul 02.15 WIB.

Informasi aksi tawuran antar pemuda itu, sebelumnya diketahui  melalui panggilan Handy Talky (HT). Selanjutnya Kapolsek Siantar Timur Iptu Jhon H. Purba bersama personil piket Unit fungsi langsung mendatangi lokasi.

Selain Polsek Siantar Timur, personil piket Unit Fungsi Polsek Siantar Martoba juga turut datang ke lokasi karena lokasi aksi tawuran berada di batas Wilayah hukum Polsek Siantar Timur dan Polsek Siantar Martoba kemudian personil ke lokasi berhasil menggalkan aksi tawuran dengan membubarkan para pemuda.

Untuk diketahui, dampak tawuran yang terjadi antara dua kelompok warga yang disebabkan saling ejek satu sama lain, maka pasal yang dapat digunakan bagi warga yang melakukan tawuran tersebut adalah Pasal 170 KUHP dan Pasal 262 UU 1/2023.

Sebagai informasi, salah satu perilaku menyimpang yang memberi dampak buruk, penting bagi para orang tua dan untuk mengetahui faktor penyebab tawuran.

Dengan mengetahui faktor penyebabnya, tentu akan lebih mudah mencari solusi akurat dan tepat sasaran ketimbang hanya sekadar menduga-duga.

Dikutip dari buku Sosiologi Keluarga (Konsep Teori dan Permasalahan Keluarga) karya Dr. Siti Mas’udah, S.Sos., M.Si. halaman 191, tawuran remaja atau pemuda paling banyak terjadi pada anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Pada usia-usia tersebut terdapat ketidak stabilan kecerdasan emosi. Sehinga anak akan cenderung berperilaku agresif. Tawuran antar pelajar awalnya tawuran diawali oleh kenakalan biasa. Akan tepi jika hal tersebut dibiarkan bisa berujung pada kejahatan kriminal.

Berikut adalah beberapa faktor penyebab tawuran yang bisa digunakan sebagai referensi.
1. Lingkungan Keluarga yang Tidak Sehat : Keadaan keluarga sangat mempengaruhi keadaan psikologis . Biasanya anak yang berasal dari linkungan keluarga tidak sehat atau tidak harmonis biasanya merasa kurang mendapatkan kasih sayang sehingga ia memilih mencari perhatian di luar. Salah satu caranya dengan melakukan tawuran dengan pelajar lain.

2. Pengaruh Pergaulan : Usia  atau usia SMP dan SMA merupakan fase yang menggebu-gebu secara emosional. Ketika diberikan sedikan pancingan, mereka akan lebih mudah tersulut percikan api emosi.

Selain itu, rasa pertemanan dan solidaritas akan sangat kuat pada usia tersebut. Ketika ada satu temannya yang memiliki permasalahan, satu kelompok tersebut akan ikut menyelesaikan. Salah satu cara menyelesaikan masalah itu adalah dengan tawuran.

3. Gengsi : Gengsi dan harga diri sering menjadi faktor penyebab tawuran yang utama, khususnya bagi anak laki-laki. Mereka akan merasa sebagai laki-laki sejati ketika berhasil memenangkan pertandingan adu fisik, seperti tawuran.

Sementara orang yang tidak mau mengikuti tawuran akan dianggap sebagai sosok penakut dan pecundang. Tak jarang orang tersebut diberi julukan sebagai “anak mama”, “anak manja” atau lainnya yang kerap dirasa melukai harga diri.

Alhasil, mereka yang tadinya tidak tertarik akhirnya mulai ikut-ikutan tawuran demi membentengi harga dirinya. Itulah faktor penyebab tawuran antar pelajar yang sering terjadi pada anak Pemuda. *Kop.

Editor : Nilson Pakpahan.

Exit mobile version