Connect with us

MEGAPOLITAN

Orangtua Siswa SMPN di Kab. Bekasi Keluhkan Biaya Seragam Mahal

Published

on

KopiPagi | BEKASI : Sebagian wali murid siswa SMP Negeri 1 Kedungwaringin Kecamatan Kedungwaringin Kabupaten Bekasi Jawa Barat, mengeluh dengan biaya pembelian seragam sekolah yang teramat mahal. Seragam yang disediakan pihak sekolah dipatok harga Rp.940 000, sangat memberatkan orangtua murid. Karena tidak semua murid dari keluarga yang mampu.

Harga seragam sekolah yang dijual kepada siswa bukan satuan barang akan tetapi paket (global) di meliputi, satu potong baju batik, satu stel pakaian olahraga (training), satu potong baju khusus muslim, dua ikat pinggang (Pramuka dan sekolah), dua stel kaos kaki, topi sekolah, dasi dan atribut (papan nama siswa dan atribut sekolah).

“Dipatok seharga Rp.940 000 setiap siswa didik baru. Harga seragam tersebut kami rasa sangat mahal dan untuk memilikinya terpaksa harus mencari pinjaman kepada bank harian (Kosipa) yang keliling di kampong,” ujar salah seorang wali murid, Selasa (09/02/2021).

Wakil Bidang Kesiswaan, Ranta Spd.Mpd

Sekalipun wali murid ini masuk dalam keluarga kurang mampu, tetap harus berusaha sekuat tenaga untuk membayar demi pendidikan anaknya. Namun anehnya, pembayaran seragam sekolah yang boleh dicicil, walau harus pinjam uang berbunga, kendati sudah diangsur seragamnya juga belum diberikan.

“Masuk sekolah tahun 2020 hingga saat ini tahun 2021, seragam sekolah belum juga diterima anaknya,” keluh Dn orangtua murid yang enggan disebutkan namanya.

Dan kenapa seragam sekolah yang telah diangsur belum diberikan, dirinya tidak tahu. Ooleh karena pihak sekolah SMPN 1 Kedungwaringin Kabupaten Bekasi tidak memberikan konfirmasi atau penjelasan/pemberitahuan kepada siswa dan dirinya sebagai pihak orang tua murid.

Keterangan dari Wakil Bidang Kesiswaan, Ranta Spd.Mpd, bahwa seragam sekolah untuk kelas Vll belum diberikan kepada para siswa didik baru. Oleh karena situasi dan kondisinya masih dalam keadaan pandemic Covid-19. Selanjutnya terkait harga seragam mengarahkan awak media kepada komite sekolah yang lebih memahami.

Dalam satu waktu keterangan yang didapat dari ketua Komite Sekolah SMPN 1 Kedungwaringin Drs.Karya Supriatna, perihal harga seragam sekolah dirinya tidak persis mengetahui. Karena itu domain pihak sekolah, kemungkinan lewat koperasi. Sebab, dirinya ditentukan jadi komite lebih dahulu ketentuan putusan mengenai seragam sekolah, tapi ia berjanji cek terlebih dahulu.

Dalam kesempaatan berbeda, Surih warga Kedungwaringin mengatakan, pembelian seragam sekolah di SMPN I Kedungwaringin terkesan dipaksakan. Hal ini perlu kejelasan dari instansi terkait, karena memberatkan orangtua murid, khususnya yang keluarga yang kurang mampu. Sup.Kop.

Exit mobile version