Connect with us

BIVEST

Ngaji Tani dan Nguji Petani di 34 Provinsi, Percepat Serapan KUR Rp 50 Trilyun

Published

on

KopiOnline JAKARTA,- Ada keinginan serius untuk mewujudkan cita-cita Presiden Joko Widodo melakukan percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat, usaha mikro, kecil  menengah (UMKM), termasuk berbasis pertanian.  Salah satu caranya adalah dengan terus mengawal percepatan terserapnya kredit usaha rakyat (KUR) Rp.190 triliun.

“Percepatan penyerapan KUR perlu dikawal agar benar-benar dapat dimanfaatkan mayarakat petani. Untuk KUR pertanian dialokasikan dana Rp 50 trilyun,” kata Direktur Pembiayaan Direktorat Jenderal Sarana dan Prasarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Ir. Indah Megawati, MP dalam keterangan Persnya di Jakarta yang dikirim redaksi, Sabtu (14/03/2020).

Tim PKP Percepatan KUR, S.Tete Marthadilaga, Rochim Pati, Nur Budi Haryanto bersama pengasuh Ponpes Al Ittifaq Ciwedey.

Menurut Indah, penyerapan KUR, terutama pada sektor pertanian sangat penting untuk mendorong peningkatan produk pertanian dalam semua kluster tanaman pangan; holtikultura, perkebunan, perikanan, dan peternakan. Karena itu, sinergi dengan berbagai pihak perlu dilakukan agar pagu anggaran KUR benar-benar dapat dimanfaatkan sesuai arahan Presiden Joko Widodo. 

Sinergi dengan para ulama, pondok pesantren, koperasi, pengusaha, dan UMKM, kelompok tani, dan petani saangatlah penting dilakukan  dengan matang. Koordinasi dalam rangka percepatan dapat dilakukan dengan tujuan utama, dana yang ada dapat benar-benar mampu meningkatkan produktivitas pertanian demi mewujudkan ketahanan pangan.

Pembina PKP KH. Andi Jamaro bersama Ketum PKP meninjau budidaya Jangkrik di kawasan Halim PK. Di atas lahan tidur 10 Ha ini akan dibudidayakan untuk pertanian dan perkebunan.

“Jangan sampai serapan KUR-nya rendah. Ingat bahwa program KUR pertanian ini sangat mudah dan ringan. Pokokonya, KUR anti ribet, anti macet, petani pasti makmur,” ujar alumnus Universitas Brawijaya tersebut.

Sementara, Ketua Umum Pusat Komando  Pembiayaan (PKP) Percepatan KUR, Rochim Pati menyatakan keseriusanya mengawal percepatan KUR Rp.190 triliun tersebut. Hal itu dilakukan untuk mengakselerasi peningkatan perekonomian yang berbasiskan pertanian.

Anggota Tim PKP Percepatan KUR, S. Tete Marthadilaga bersama Staf Alhi Mentan, Rafly Fauzy memperlihatkan hasil perkebunan Jeruk tanpa biji di area lahan Ponpes Al Ittifaq yang berbasis Agro Bissnis.

“Kami akan keliling di 34 provinsi untuk menggelar Ngaji Tani guna mengawal percepatan KUR Rp. 190 triliun,’ ucapnya kepada koranpagionline, di Jakarta, Sabtu (13/03/2020).

Rochim yakin, cita-cita Presiden Jokowi  menjadikan Indonesia lumbung pangan akan tercapai lebih cepat dibandingkan target waktu hingga 2045 mendatang. Prasyaratnya, pembenahan pertanian dilakukan secara komprehensif dan petani memperoleh bantuan yang optimal untuk meningkatkan produk pertanian yang dikelolanya.

“Jika KUR terserap semua dan optimal pengelolaanya, tidak sampai 2045 Indonesia mampu melakukan ekspor pangan besar-besaran,” ujarnya.

Ajengan KH Fuad Affandi, pengasuh Ponpes Al Ittifaq secara singkat memaparkan cara budidaya pertanian Salada Bokor.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Pusat Komando Pembiayaan (PKP) Percepatan KUR, KH Nur Budi Hariyanto optimis, KUR  akan benar-benar terserap masyarakat. Alasanya, masyarakat selama ini telah menantikan percepatan program KUR yang memudahkan mereka untuk melakukan usahanya, termasuk upaya meningkatkan produktivitas pertanian.

Aries penggiat budidaya Kopi Pasir Wangi di Garut yang sudah mendunia.

“Ngaji Tani dilakukan untuk membantu masyarakat memperoleh akses yang memadai dan mudah dalam memanfaatkan KUR,’’ ujarnya. 

Menurut Nur Budi, Presiden Jokowi tidak hanya berharap pagu anggaran Rp.50 triliun saja yang bermanfaat bagi masyarakat petani. Namun, keseluruhan pagu anggaran benar-benar siap dikucurkan untuk meningkatkan produktivitas masyarakat.

Aries penggiat Kopi Pasir Wangi yang menghasilkan berbagai cita rasa kopi memperlihatkan piagam dan trophy kejuaraan tingkat nasional maupun internasional.

“KUR Rp. 190 triliun tersebut menunjukan keseriusan untuk membangkitkan produktivitas dan perekoiomian masyarakat tani, UMKM, koperasi dan lainya’’ terangnya.

KUR, lanjutnya, merupakan program yang bagus dari pemerintah. Persoalan yang perlu dipecahkan adalah meningkatkan serapan terus menerus pada periode sebelumnya, kali ini telah menemukan jalan keluarnya. Skema baru dalam KUR dapat menjadi cara untuk menggenjotnya secara optimal.

Antusias petani dari berbagai unsur menyambut program KUR Pertanian penuh greget.

“Karena itu, percepatan KUR bukan main-main. Begitu halnya dalam penyerapan KUR harus segera dilakukan. Ini kesempatan emas bagi petani. Kami siap Ngaji Tani di 34 provinsi untuk menguji kesanggupan dan kemampuan para petani, utamanya membangkitkan petani-petani milenial termasuk santri tani,’ pungkasnya. *kop.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *