Connect with us

PERISTIWA

Jogja Digoyang Gempa Bumi Tektonik 6,4 Magnitudo : 1 Meninggal & 7 Rumah Rusak

Published

on

YOGYAKARTA | KopiPagi : Gempa bumi tektonik berkekuatan 6,4 magnitudo mengguncang wilayah Daerah Istimewa Yogkarta (DIY), Jumat (30/06/2023) pukul 19:58 WIB mengakibatkan kerusakan beberapa rumah di daerah Kabupaten Kulonprogo, Kabaupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Bantul, dilapotrkan satu orang meninggal dunia. Gempa tidak berpotensi tsunami.  
Keterangan yang dihimpun media ini, warga masyarakat yang berada di Padukuhan  Ringinsari, Padukuhan Sambilegi, Paingan Maguwoharjo dan sekitarnya, sempat berhamburan keluar rumah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Namun demikian, wilayah Maguwoharjo, relatif aman tidak ada korban jiwa maupun kerusakan rumah.  .
Sementara informasi lain menyebutkan bahwa dampak gempat bumi ini menyebabkan 4 bangunan di 4 kelurahan yakni Brosot, Giripeni, Banjararum, dan Bumirejo Kabupaten Kulonprogo, mengalami kerurusakan.
“Ada empat bangunan di empat kalurahan yang rusak seperti di Brosot, Giripeni, Banjararum, dan Bumirejo,” kata Sunardi seperti dilansir dari harianjogja.com, Jumat (30/06/2023).
Sunardi menambahkan di Brosot, Kapanewon Galur, tepatnya di Dusun Kutan, terdapat sebuah rumah milik Isro yang mengalami retak tembok. Lalu, di Perumahan Persada Giripeni, Kapanewon Wates, juga terdapat rumah dengan tembok retak milik Tomotius.
“Di Padukuhan Ngipikrejo, Banjararum, Kapanewon Kalibawang ada juga tembok retak ditambah genting yang melorot,” katanya.
Satu bangunan lain yang juga terdampak gempa terkini Bantul adalah di RSU Rizki Amalia Medika dengan kerusakan tembok keramik pecah dan rontok. Selain itu dua travo konslet yaitu di timur Stadion Cangkring dan di Kriyan, Karangwuni, Kapanewon Wates.
Sementara korban yang meninggal dunia saat gempa yakni wanita berinisial S warga Mulyodadi Bambanglipuro Bantul
Plh Pelaksana BPBD DIY Danang Samsurizal membenarkan adanya satu korban meninggal dunia akibat gempa bumi yang terjadi di wilayah Bantul. Penyebab kematian karena korban kaget kemudian terjatuh.
“Sudah dikonfirmasi benarm bahwa ada satu korban MD [meninggal dunia] 1 [korban] inisial S, perempuan 67 tahun, warga Mulyodadi Bambanglipuro Bantul. Laporan sementara MD karena diduga kaget jatuh saat terjadi gempat,” kata Danang.
Dalam kesempatan lain, Manajer Pusat Pengendalian Operasional (Pusdalops) BPBD Bantul, Aka Luk Luk Firansyah mengatakan, berdasarkan hasil monitoring dari BMKG setelah gempa tersebut terjadi gempa susulan sebanyak 5 kali hingga pukul 20.40 WIB dengan kekuatan 4,5 magnitudo.
Berdasarkan laporan yang masuk, terdapat tujuh bangunan rumah yang rusak ringan.  Selain itu juga ada satu orang terluka saat evakuasi.
Danang menambahkan, gempa juga menyebabkan kerusakan belasan rumah di Kabupaten Gunungkidul, Bantul dan Kulonprogo.
“Data sementara total dampak adalah 17 titik. Dampaknya antara lain kerusakan 15 unit rumah rusak, 1 titik fasilitas pemerintah, 1 titik fasilitas kesehatan dan 2 titik fasilitas pendidikan,” katanya.
“Masyarakat agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, atau pun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” ujarnya.
Gempa Susulan 25 Kali
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan jajarannya telah mencatat 25 kali gempa susulan yang terjadi di sekitar lokasi gempa yang terjadi di zona kontak antar lempeng. Sedangkan 20 kali gempa bumi susulan setelah gempa pertama dengan kekuatan Magnitudo 6  terjadi pada Jumat (30/6/2023) pukul 19.57 WIB.
“Saat ini sudah ada 25 kali gempa susulan dengan magnitudo antara 2,8 hingga 4,2,”  katanya dalam konferensi pers, Jumat malam.
Dwikorita menyebut aktivitas tumpukan dari 2 lempeng samudra di selatan Pulau Jawa menjadi penyebab terjadinya gempa bumi di Bantul. Yaitu aktivitas penumpukan subduksi atau Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia.
Lempeng Samudra Hindia telah menumbuk masuk ke bawah Lempeng Benua Eurasia, sehingga telah pergerakan pada struktur bebatuan. Hasil analisis sumber gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau patahan naik
“Kedalaman pusat gempa berada pada kedalaman 67 km, itu merupakan zona kurang lebih merupakan zona kontak antar lempeng Samudra Indo-Australia atau lempeng Samudra Hindia yang menumpuk di bawah Lempeng Zona Eurasia” ujarnya.
BMKG mencatat, gempa bumi Bantul terjadi pada pukul 19.57 WIB dengan epicenter 8,63° LS; 110,08° BT. Melihat lokasi episenter dan kedalam hiposenternya, gempa bumi yang terjadi di Bantul merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng. “Gempa bumi yang terjadi jenis gempa bumi menengah atau kedalaman menengah,” ucapnya.
Dalam kesempatan lain, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menyampaikan dari hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi tersebut memiliki parameter update dengan magnitudo 6,0 dengan episenter terletak pada koordinat 8,63° LS ; 110,08° BT atau berlokasi di laut dengan jarak 81 km arah selatan Wates, pada kedalaman 67 km.
Menurut Daryono gempa tersebut dirasakan hingga Kulonprogo, Bantul, Nganjuk, Kebumen, Ponorogo dengan skala intensitas IV MMI. Kemudian untuk wilayah Kediri dan Mojokerto dengan skala intensitas III MMI.
“Dari hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” katanya.
Atas kejadian tersebut, Daryono mengimbau masyarakat agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Kemungkinan jumlah kerusakan akan bertambah. *harianjogja/Kop.

Exit mobile version