Connect with us

MEGAPOLITAN

Sosialisasi Kesiapsiagaan Mitigasi Bencana Bagi Ormas dan Aktivis di DKI Jakarta

Published

on

JAKARTA | KopiPagi : Lembaga Penanggulangan Bencana Majelis Ulama Indonesia (LPB MUI), menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi dan pelatihan pengurangan risiko bencana (PRB) bagi ormas aktivis penanggulangan bencana se DKI Jakarta, di Jakarta Islamic Centre, Jumat dan Sabtu (19-20/8/2022) di Jl. Kramat Jaya, Tugu Utara, Koja Jakarta Utara.

 Kegiatan ini berolaborasi dengan Wahana Visi Indonesia Synergy Project yang diselenggarakan 2 hari, yang turut dihadiri oleh Sekjend MUI, Ketua LPB MUI, Ketua Umum MUI DKI Jakarta, Direktur Kesiapsiagaan BNPB Pangarso Suryotomo, dan Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji.

Dalam sambutannya Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi DKI Jakarta, Kiai Munahar menyampaikan, pemahaman kepada masyarakat untuk disiplin menjaga lingkungan harus dilakukan untuk mencegah pencemaran lingkungan. Karena MUI sebagai khodimul ummah (pelayan Ummat) kehadirannya diharapkan menjadi problem solving yang real untuk masyarakat

“Inilah salah satu tugas utama Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) MUI. Saya berharap lembaga ini tidak hanya sekedar menangani bencana ketika terjadi, akibat dari bencana perlu kita jaga supaya beban besar pasca bencana tidak terjadi untuk itu MUI DKI sangat mendukung mui kota untuk mengikuti pelatihan ini agar kehadirannya menjadi problem solving bagi masyarakat ” ungkapnya.

Senada dengan hal tersebut Ketua LPB MUI, Prof Jafar Hafsah, menyatakan Indonesia memang negara makmur, kaya raya, tapi juga rawan bencana sebab paparnya, letak geografis Indonesia diimpit tiga lempeng besar dunia.

“Negara di mana terjadi vulkanis, di mana terjadi gunung berapi karena Indonesia berada di lempeng Indo-Australia, Asia-Eropa (Eurasia) dan Pasifik,” kata dia saat membuka acara Sosialisasi dan Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Jumat (19/08/2022).

Sebab itu, menurut Jafar masyarakat Indonesia sangat membutuhkan edukasi, pelatihan dan sosialisasi penanggulangan bencana. Dari sinilah semangat pembentukan LPB MUI muncul.

“Kalau ada bencana datang dan kita tidak mampu mengelolanya paling tidak kita siap ya melunakkan, menjinakkan ya, mengantisipasinya kalau dia (bencana) datang,” jelasnya.

Terlebih kata Jafar bahwa terdapat tiga jenis bencana. Pertama, bencana alam, bencana non-alam, dan bencana buatan manusia.

Oleh karena itu, ungkap Jafar Majelis Ulama Indonesia membentuk LPB MUI dan akan dibentuk di tingkat provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta kemudian menyusul di tingkat kabupaten/kota.

“Nanti strukturnya akan bekerja, karena bencana yang terjadi tidak pernah bisa kita duga, dia (bencana) datang tiba-tiba sehingga kita harus selalu siap… Oleh karena itu ada pelatihan untuk pengenalan bencana,” pungkas Jafar sebelum akhirnya membuka acara sosialisasi. *Kop.