Connect with us

REGIONAL

PJ Bupati Garut Barnas Adjidin, Resmikan Pasar Pasisian  Leuweung Situ Bagendit

Published

on

GARUT | KopiPagi : Penjabat (Pj) Bupati Garut, Barnas Adjidin,  secara resmi membuka Pasar Pasisian Leuweung di Situ Bagendit, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut. Minggu (23/6/2024),

Kegiatan ini yang diinisiasi oleh Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Jawa Barat, bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Garut, disambut dengan apresiasi oleh Barnas dalam sambutannya. Ia mengakui jika keberadaan Pasar Leuweung ini menjadi khazanah potensi untuk terus dikembangkan di Kabupaten Garut yang memiliki sepertiga wilayahnya sebagai kawasan hutan, strategis sebagai penyangga Bandung Raya.

Barnas menekankan pentingnya pelestarian hutan secara profesional serta merencanakan dalam waktu tiga bulan ke depa konsep wisata hutan di tiga belahan wilayah Kabupaten Garut bisa terealisasi. Sehingga masyarakat diharapkan dapat menikmati berbagai hidangan tradisi setempat dan pengalaman edukatif di tempat tersebut

“Saya ingin tiga bulan teh sudah ada walaupun sederhana tapi sudah bisa dirasakan oleh masyarakat, saya ingin cepat, ingin tepat, ingin tuntas segala urusan-urusan termasuk perhutanan,” tegas Barnas.

Oleh karena itu pihaknya akan diskusi dengan Perhutani, Dinas Kehutanan merancang konsep, termasuk pelibatan perguruan tinggi untuk mengkaji secara cepat dikembangkannya wilayah menjadi wisata hutan.

Kepala Dishut Provinsi Jawa Barat, Dodit Ardian Pancapana, menjelaskan bahwa Pasar Leuweung merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan pada setiap hari libur, dengan total sekitar 22-24 kegiatan per tahun di seluruh Provinsi Jawa Barat.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada para petani hutan untuk menjual hasil tanaman  dan memperoleh penghasilan secara langsung. Bahkan, para petani ini juga didorong untuk melakukan penjualan secara online.

“Semangat yang kedua kita mengadakan pasar leuweung ini adalah agar para petani itu bisa berjualan di tempat yang layak,” tutur Dodit.

Pasar Leuweung, lanjut Dodit, juga dianggap sebagai solusi untuk mengatasi fenomena pasar tumpah dan mendorong pemulihan tempat wisata lokal dengan memanfaatkan aset-aset milik pemerintah sebagai lokasi Pasar Leuweung, agar tidak terbengkalai dan didiamkan. Kegiatan ini juga dilakukan untuk mendorong tempat wisata lokal agar bisa bangkit kembali dan mempertahankan eksistensinya. “Tentu dengan kurasi atau dipilih yang dagang seperti apa, sehingga tempat-tempat wisatanya bisa hidup,” tandasnya. *Tono/Kop.

Exit mobile version