Connect with us

HUKRIM

Layak Diapresiasi : Sehari Jaksa Agung Hentikan 28 Perkara Berdasarkan RJ

Published

on

JAKARTA | KopiPagi : Kinerja Jaksa Agung Burhanuddin dalam menerapkan konsep Keadilan Restoratif atau Restoratif Justice (RJ) bagi masyarakat kecil, layak diapresiasi.

Bagaimana tidak! Hanya dalam tempo sehari, Jaksa Agung Burhanuddin melalui Jaksa Agung Muda Pidana Umum (Jampidum) Fadil Zumhana sebanyak 28 perkara pidana umum dihentikan penuntutannya berdasarkan RJ.

Menurut keterangan yang dihimpun dari Pusat Penerangan Hukum (Puspenkum) Kejaksaan Agung (Kejagung) di Jakarta, Selasa (13/02/2024), menyebutkan, sebelumnya terhadap perkara-perkara tersebut telah dilakukan gelar perkara (ekspose) secara virtual yang dihadiri Jampidum Fadil Zumhana.

Alasan pemberian penghentian penuntutan berdasarkan keadilan restoratif ini diberikan antara lain:

• Telah dilaksanakan proses perdamaian dimana Tersangka telah meminta maaf dan korban sudah memberikan permohonan maaf;

• Tersangka belum pernah dihukum;

• Tersangka baru pertama kali melakukan perbuatan pidana;

• Ancaman pidana denda atau penjara tidak lebih dari 5 (lima) tahun;

• Tersangka berjanji tidak akan lagi mengulangi perbuatannya;

• Proses perdamaian dilakukan secara sukarela dengan musyawarah untuk mufakat, tanpa tekanan, paksaan, dan intimidasi;

• Tersangka dan korban setuju untuk tidak melanjutkan permasalahan ke persidangan karena tidak akan membawa manfaat yang lebih besar;

• Pertimbangan sosiologis;

• Masyarakat merespon positif.

Selanjutnya, Jampidum Fadil Zumhana memerintahkan kepada Para Kepala Kejaksaan Negeri untuk menerbitkan Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan (SKP2) Berdasarkan Keadilan Restoratif atau Restoratif Justice (RJ).

“Hal ini sesuai Peraturan Kejaksaan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2020 dan Surat Edaran JAM-Pidum Nomor: 01/E/EJP/02/2022 tanggal 10 Februari 2022 tentang Pelaksanaan Penghentian Penuntutan Berdasarkan Keadilan Restoratif sebagai perwujudan kepastian hukum,” kata Fadil Zumhana. *Kop.

Editor: Syamsuri.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *