Connect with us

HUKRIM

Layak Diapresiasi : Hanya Sehari Jaksa Agung Hentikan Penuntutan 29 Perkara

Published

on

JAKARTA | KopiPagi : Penerapan Keadilan Restoratif atau Restoratif Justice (RJ) oleh Jaksa Agung Burhanuddin, layak diapresiasi. Bayangkan hanya dalam tempo sehari, sebanyak 29 perkara pidana umum dihentikan penuntutannya berdasarkan RJ oleh Jaksa Agung Burhanuddin melalui Jampidum Asep Mulyana.

Kapuspenkum Kejagung, Harli Siregar, di Jakarta, Rabu (12/06/2024), menyebutkan bahwa sebelumnya perkara-perkara itu telah melalui proses gelar perkara (ekspose) secara virtual yang dipimpin Jampidum Asep Mulyana.

Alasan pemberian penghentian penuntutan berdasarkan keadilan restoratif ini diberikan antara lain:

* Telah dilaksanakan proses perdamaian dimana Tersangka telah meminta maaf dan korban sudah memberikan permohonan maaf.

* Tersangka belum pernah dihukum.

* Tersangka baru pertama kali melakukan perbuatan pidana.

* Ancaman pidana denda atau penjara tidak lebih dari 5 (lima) tahun.

* Tersangka berjanji tidak akan lagi mengulangi perbuatannya.

* Proses perdamaian dilakukan secara sukarela dengan musyawarah untuk mufakat, tanpa tekanan, paksaan, dan intimidasi.

* Tersangka dan korban setuju untuk tidak melanjutkan permasalahan ke persidangan karena tidak akan membawa manfaat yang lebih besar.

* Pertimbangan sosiologis

* Masyarakat merespon positif.

Selanjutnya, JAM-Pidum Asep Mulyana memerintahkan kepada Para Kepala Kejaksaan Negeri untuk menerbitkan Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan (SKP2) Berdasarkan Keadilan Restoratif atau Restoratif Justice (RJ).

“Hal ini sesuai Peraturan Kejaksaan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2020 dan Surat Edaran JAM-Pidum Nomor: 01/E/EJP/02/2022 tanggal 10 Februari 2022 tentang Pelaksanaan Penghentian Penuntutan Berdasarkan Keadilan Restoratif sebagai perwujudan kepastian hukum,” kata Asep Mulyana. *Kop.

Editor : Syamsuri.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *