Connect with us

BIVEST

Harga TBS Terjun Bebas, Petani Kelapa Sawit di Pasaman Barat Menjerit

Published

on

KopiOnline PASBAR,- Mengapa dari tahun ke tahun, harga Tandan Buah Segar (TBS) di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) Sumatera Barat (Sumbar) ini selalu saja anjlok, bahkan terjun bebas.. Dan anehnya siapapun bupatinya, tak satupun kepala daerah yang sanggup mengendalikan stabilitas harga TBS petani tersebut.

Kejadian terjun bebasnya harga TBS ini, selalu saja terjadi saat menjelang bulan Ramadhan dan biasanya puncak penurunan harga TBS Kelapa Sawit petani akan anjlok total menjelang hari Raya Idul Fitri. 

Melihat fenomena tahunan ini,  tentu yang mengalami kerugian adalah Petani Kelapa Sawit, sebab setiap terjun bebasnya TBS Ini selalu saja Bupati diam dan tak berkutik, apa lagi turunnya harga beli di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) itu terjadi secara serentak di seluruh wilayah Kabupaten Pasaman Barat. 

Harga TBS terjun bebas petani kelapa sawit memelas dan menunggu belas kasihan Bupati Pasbar.

Seakan-akan kejadian terjun bebasnya harga TBS ini sengaja ditimbulkan, hingga tercipta image di masyarakat bahwa semua itu terjadi  diakibatkan oleh adanya dugaan main mata antara Pengusaha dengan Penguasa. 

Menurut Sarwan (57), salah seorang pekebun sawit di Sungai Aua dan Manto (52) pekebun sawit di Kinali saat dikonfirmasi media ini Sabtu (14/03/2020) mengatakan bahwa turunnya harga TBS ini sudah berjalan sekitar satu bulan yang lalu, dan mereka pun heran kenapa penurunan harga ini selalu saja terjadi di setiap akan memasuki bulan Ramadhan, sementata saat ditanya apa penyebabnya, mereka tidak tahu pasti, tapi mereka juga ada dengar kabar angin dari agen dugaan turunnya harga beli di PKS karena pihak perusahaan menyiapkan suguhan ke penguasa. 

“Kalau memang betul ada dugaan tradisi  setor wajib, dari pengusaha ke penguasa, tentu masyarakatlah yang selalu menjadi korban, maka tak heran bila Kepala daerah tidak memiliki nyali untuk menghentikan terjun bebasnya harga TBS ini,” ujar Manto

Sementara itu Afrizal salah seorang masyarakat Gunung Tuleh mengatakan, meskipun ia tidak memiliki Kebun Kelapa Sawit, tapi ia sebagai pemanen ikut merasakan dampak turunnya harga TBS ini,  apa lagi dikatakannya di wilayahnya ada  Pabrik Kelapa Sawit tanpa kebun.

Kehidupan petani kelapa sawit semakin terjepit seiring dengan harga TBS yang sulit dikendalikan.

“Sseharusnya masyarakat di sekitar PKS ini merasakan manfaatnya dan bisa sejahtera, karena ada tercipta peluang kerja, tapi apa yang terjadi, jangankan bekerja di PKS itu, petani yang memiliki kebun Kelapa Sawit saja menjerit. Makanya kita hanya bisa sebagai pemanen saja, seharusnya petani Kelapa Sawit di sekitarnya dapat terbantu atau harga TBS nya dapat terjamin dan tidak seperti saat ini di mana  harga terus turun. Bahkan saat ini sudah mencapai seribu rupiah lebih sedikit per kilonya. Dan anjloknya harga ini bisa semakin tajam nanti menjelang hari Raya Idul Fitri. Bila Bupati tak mampu menegur atau memberi sanksi kepada para pengusaha nakal tersebut.” cerita Afrizal dengan panjang lebar.  

Masyarakat awalnya merasa senang dengan berdirinya dua unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di daerah mereka ini, sebab anggapan mereka PKS tersebut karena tidak punya kebun bisa membeli sawit masyarakat dengan harga yang wajar, atau paling tidak bisa menjaga stabilitas harga dari tekanan PKS lain yang ada di Pasbar.

Dengan makin terjun bebasnya harga TBS saat ini, kata Afrizal, dan sebelum terhempas ke karang,  para petani sawit menghimbau Bupati untuk bersikap pro rakyat dan bukannya malah pro pengusaha.

“Rasanya bupati dapat mengatasi ini bila benar tak ada main mata. Bupati dapat memerintahkan kepada Dinas Perkebunan agar mengkordinasikan persoalan harga ini ke PKS-PKS yang ada dan bila perlu melibatkan DPRD Kabupaten Pasaman Barat dengan membuat aturan yang pro rakyat dengan tegas,” harap Afrizal. 

“Bukan saja para petani, kami para pekerja kebun pun bahkan masyarakat secara umum  mengkhawatirkan bila harga terus mengalami penurunan, jelas masyarakat akan menjerit apa lagi bulan Ramadhan sudah dekat, tentu  kebutuhan masyarakat akan semakin tinggi,belum lagi nanti menyambut hari Raya,” tandasnya. 

Demikian antara lain keluhan masyarkat terkait anjloknya harga TBS di Pasbar, masyarakat berhatap saat berita ini ditayangkan bila belum terlihat ada upaya penstabilan harga dari Pemerintah, maka mereka meminta kepada media ini untuk terus memantau sampai ada kepastian solusi perbaikan harga. Zoelnasti (bersambung…) 

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version