Connect with us

PENDIDIKAN & BUDAYA

Dinkes Kota Cilegon Bekali Puluhan Anak SMA 2 KS Cilegon : Simak Pesannya!

Published

on

CILEGON | KopiPagi : Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cilegon gencarkan sosialisasi terhadap gerakan Aksi Bergizi, PHBS, Pencegahan PTM & Edukasi HIV/AIDS kepada puluhan anak Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kota Cilegon.

Kegiatan sosialisasi gerakan aksi bergizi PHBS dalam pencegahan PTM ini digagas oleh Bidang Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Cilegon yang menyasar di dunia pendidikan. Termasuk salah satunya, di SMAN.2 KS Kota Cilegon, yang di hadiri oleh, Kepala Sekolah SMAN.2 KS, Perwakilan Guru dan Siswa atau  Siswi , serta Penanggung Jawab Program Promkes, Penanggung Jawab Program Gizi UPTD Puskesmas Purwakarta serta di ikuti oleh 90 perserta anak SMA N 2 KS Cilegon.

Acara di awali dengan senam bersama,dilanjutkan sarapan sehat dengan gizi seimbang bersama,  diikuti minum tablet tambah darah untuk remaja putri serta penyampaian materi tentang gizi seimbang ( isi piringku ),PHBS di sekolah ,Dampak pola makan & kebiasaan sehari hari terhadap timbulnya penyakit tidak menular (PTM ),serta pengetahuan tentang HIV/AIDS .

Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Dinkes, Rully Kusumawardhany menyampaikan, pada Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia ( PPPKMI) Kota Cilegon, yang di gagas olehnya ini merupakan pemegang program HIV/AIDS DINKES kepada dunia pendidikan ini dalam upaya meningkatkan gerakan aksi bergizi PHBS terhadap dunia pendidikan. Wabil, khusus kata Rully, salah satunya di SMA N 2 KS Cilegon.

“Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan dan produktivitas kerja yang tinggi. ketiga hal ini dipengaruhi oleh keadaan gizi. Pola makan merupakan perilaku penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizi,” ujar Rully.

“Di Indonesia masalah gizi pada anak usia sekolah terjadi karena kurangnya zat gizi tingkat berat, hal ini disebabkan rendahnya konsumsi energi ( karbohidrat, protein dan lemak) dalam makanan sehari-hari dan atau disertai dengan penyakit infeksi sehingga tidak terpenuhinya angka kecukupan gizi ( AKG),” imbuhnya.

Disamping itu juga, diterangkan Rully, kegiatan aksi bergizi ini adalah salah satu rangkaian upaya pencegahan stunting.

Untuk itu, lanjut Rully, dengan telah memberikan pengetahuan pada pelajar cara pencegahan stunting dan mempersiapkan kondisi remaja putri sebagai calon ibu dimasa datang dengan kualitas kesehatan yang memadai sehingga diharapkan dapat diperoleh generasi akan datang yang berkualitas juga.

“Selain itu kegiatan aksi bergizi ini juga utk pencegahan PTM ( Penyakit Tidak Menular ) melalui kemampuan para siswa utk memilih & memilah makanan sehari hari maupun jajanan yg dikonsumsi agar tdk menimbulkan resiko terjangkit PTM .Hal tersebut disebabkan kasus PTM sudah menyerang kelompok usia produktif termasuk kelompok usia pelajar,” paparnya.

Dijelaskan Rully, Gizi seimbang ini merupakan susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Menurutnya, Gizi seimbang bagi anak sekolah dipenuhi setiap hari dengan makanan yang beraneka ragam. Konsumsi makanan dengan mengikuti pola gizi seimbang serta harus memperhatikan empat prinsip dasar, yaitu mengkonsumsi aneka ragam makanan, melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), melakukan aktivitas fisik dan memonitor berat badan ideal.

Selain Dinkes memberikan edukasi  tentang program HIV/AIDS  terhadap penyuluhanya kepada siswa, Dinkes juga memberikan pemahaman edukasi kepada

remaja bagi pria yang merupakan saat diperolehnya kebebasan, sementara bagi remaja wanita saatnya dimulainya segala pembentukan pembatasan.

“Seiring dengan berbagai perubahan yang dialami remaja, remaja cenderung ingin mencari jati diri dengan mencoba segala sesuatu yang belum pernah dilakukannya atau lebih dikatakan tidak mau ketinggalan jaman,” paparnya.

Dari pergaulan antara sesamanya, remaja kadang terjerumus pada pergaulan bebas hingga mulai mencoba-coba narkoba dan melakukan hubungan seksual diluar nikah, sehingga menjadi resiko tertular penyakit menular seksual HIV/AIDS,” imbuhnya.

Rully menuturkan, sekolah merupakan salah satu tempat yang tepat untuk melakukan penyuluhan bahaya dan pencegahan virus HIV/AIDS. Penyuluhan HIV/AIDS di sekolah perlu dilakukan agar para siswa dapat mengetahui bahaya dan tata cara mencegah penularan virus HIV/AIDS.

“Dengan begitu tujuan pelaksanaan penyuluhan ini yaitu untuk memberikan informasi kepada siswa sebagai generasi muda tentang HIV-AIDS,cara penularan ,& cara pencegahan sehingga dengan demikian kita semua berusaha untuk menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa saja menyebabkan terkena penyakit HIV-AIDS,” terangnya.

Dengan dilaksanakannya Gerakan Aksi Bergizi , PHBS di sekolah ,& edukasi tentang HIV/AIDS diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat sekolah yaitu siswa maupun siswi beserta para guru tentang pentingnya asupan gizi seimbang agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit,membudayakan perilaku hidup bersih & sehat ,serta menambah Pengetahuan tentang HIV/AIDS.

“Semoga dari pertemuan ini para peserta dapat bertambah pengetahuannya, termotivasi untuk menyebarluaskan ke komunitasnya ,masyarakat dan lingkungan sekitarnya demi mewujudkan generasi yang sehat dan cerdas serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Cilegon pada khususnya,” tukasnya.*Azhari/Kop.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2024 Koran Pagi Online - koranpagionline.com