JAKARTA | KopiPagi : Densus 88 Antiteror menangkap empat terduga teroris di sejumlah wilayah di Jawa Tengah. Keempat terduga teroris ini ditangkap, antara lain di Sukoharjo, Batang, dan Sragen Jawa Tengah.
Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan mengapresiasi tim Densus 88 yang telah melakukan penangkapan sebagai upaya pencegahan keras terhadap terduga teroris di beberapa daerah Indonesia sebelum melakukan aksi.
Namun Ken mengatakan bahwa terorisme di Indonesia tidak akan berakhir bila negara tidak tegas. Masalahnya bibit-bibit terorisme yang mulai intoleran dan radikal sudah masuk ke semua lini masyatakat, termasuk kalangan pendidikan, ASN, TNI POLRI dan bahkan sudah masuk di lembaga MUI yang seharusnya menjadi tauladan masyarakat.
Ada anggita komisi fatwa MUI pusat juga tertangkap Densus, bahkan belum lama adalah pengurus komisi fatwa MUI Bengkulu juga ditangkap Densus 88
Menurut Ken, Indonesia sudah darurat radikalisme, memang kelompok intoleran dan radikalisme ini belum melakukan aksi terorisme, tapi mereka adalah bibut dan para calon calon teroris. Ibarat pohon, terorisnya adalah buahnya, radikalisme adalah akarnya, jadi bila akarnya tidak dicabut maka pohon itu akan berbuah setiap musim.
Para pelaku terorisme itu menganggap Pancasila sebagai taghut, idola mereka adalah negara Islam atau Khilafah, mereka mau menggulingkan NKRI.
Jadi kita saat ini butuh regulasi yang melarang seluruh paham yang bertentangan dengan ideologi Pancasila. Bahkan sudah urgen, bila tidak, maka kondisi Indonesia bisa menjadi seperti Suriah yang hancur karena membiarkan kelompok radikalisme yang mengatasnamakan agama.
Bila regulasi yang melarang semua paham yang bertentangan dengan ideologi Pancasila bisa di terbitkan, maka bukan hanya Densus 88 yang bisa menindak pelaku intoleransi dan radikalisme, tapi aparat di daerah juga bisa menangkap. *Kop.