Connect with us

BIVEST

Petir Ngaji Tani Bareng Bupati Subang Kembangkan Pertanian Biokonversi

Published

on

KopiPagi JAKARTA : Persatuan Desa Tani Nusantara (Petir) terus berupaya mengembangkan produktivitas pertanian demi mewujudkan ketahanan pangan nasional. Salah satunya, terus mengoptimalkan pemanfaatan lahan pertanian dengan pola korporasi pertanian (corporate farming). Suatu pola optimalisasi pengelolaan pertanian terintegrasi dari hulu ke hilir yang menyejahterakan petani dan semua pihak yang terlibat.

Bupati Subang H. Ruhimat pun bersemangat mendukung upaya ketahanan pangan nasional tersebut. Sebagai salah satu daerah lumbung pangan nasional nomor lima, wilayahnya menyambut baik pengembangan korporasi pertanian.

’Ini kan membantu pembiayaan untuk produksi hingga pemasaranya. Itu yang diharapkan,’’ kata Ruhimat dalam silaturahim dan Ngaji Tani di komplek Rumah Dinas Bupati Subang, Selasa (17/11/2020) kemarin.

Dalam acara tersebut, hadir perwakilan Kementerian Pertanian, Kepala Dinas Pertanian, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kepala Dinas Peternakan dan lainya. Selain itu, hadir pula pihak perbankan BRI, para offtaker pembina dan penyerap hasil pertanian, perkebunan dan peternakan.

Ruhimat mengungkapkan, Subang yang memiliki wilayah kelautan hingga pegunungan, merupakan daerah yang memiliki berbagai komoditas pertanian, perkebunan, perikanan dan kelautan. Dengan ragam komoditas tersebut, dia berharap semakin berkembang hinga mampu mengekspornya. Bahkan, dengan pembangunan pelabuhan Patimban, benar-benar dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan keinginan tersebut.

‘’Rantai distribusi ekspor lebih mudah, sehingga  lebih efisien dan giliranya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Nantinya juga ada [elatihan kewirausahaan bagi masyarakat sekitar Pelabuhan, nkhususnya dan Subang pada umumnya.,’’ harapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pembinan Petir Gus Rochim Pati melihat potensi pertanian di Subang masih cukup besar untuk terus dikembangkan. Dari data serapan bantuan pembiayaan melalui program kredit usaha rakyat (KUR) saja, masyarakat terlihat antusias memanfaatkanya. Terbukti, dari keterangan BRI sekitar Rp 500 miliar telah dimanfaatkan masyarakat.

‘’Kami berharap corporate farming seperti dikemukanan Presiden Jokowi dapat berkembang untuk kesejahteraan petani,’’ katanya.

Menurut Gus Rochim, pengembangan pertanian merupakan langkah untuk mewujudkan ketahanan pangan. Harapanya, cita-cita menjadikan Indonesia lumbung pangan dunia 2045 dapat tercapai. Apalagi pola pertanian yang dikembangkan pun, pertanian yang tetap melestarikan keberlanjutan alam dan daya dukungnya.’’Kita harus gelorakan jihad pangan. Selain itu, perlu pengembangan pertanian dengan pola biokonversi yang tetap menjaga keberlanjutan daya dukung tanah,’’tegasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Petir Nur Budi Hariyanto menyatakan, pola korporasi pertanian merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk pengembangan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat petani. Sebab, pembinaan dan pendampingan pertanian dilakukan dari fasilitasi pembiayaan hingga pemasaran hasil  pertanian. Apalagi, pertanian yang dikembangkan adalah pertanian yang ramah lingkungan (back to nature).

‘’Dengan pola ini, kami berharap para petani milineal semakin berkembang karena pertanian menjadi bidang produktivitas yang menarik,’’ ujarnya.

Selama ini, menurut Nur Budi, persoalan yang dihadapi petani adalah lemahnya modal ketika mengelola dan kebingungan untuk menjual hasil pertanianya. Dengan adanya jaminan pasar, diharapkan petani tidak khawatir lagi terhadap hasil pertanianya. Dalam pola pembiayaan KUR pertanian yang difasilitasi perbankan, offtaker menjamin serapan hasilnya.

‘’Korporasi pertanian ini diharapkan benar-benar mampu meningkatkan produktivitas pertanian,’’ ujarnya.

KUR, lanjut Budi, merupakan program yang bagus dari pemerintah. Persoalan yang perlu dipecahkan adalah meningkatkan serapan terus menerus pada periode sebelumnya. Kali ini telah menemukan jalan keluarnya. Skema baru dalam KUR dapat menjadi cara untuk menggenjotnya secara optimal. ‘’Karena itu, percepatan KUR bukan main-main  dan harus segera dilakukan,’’ pungkasnya.

Pelatihan Urban Farming

Sementara itu, warga sekitar Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, akan mendapatkan pelatihan kewirausahaan dari Kementerian Perhubungan yang bekerja sama dengan JICA (Japan International Cooperation Agency). Program ini dilakukan secara bertahap yang menyasar nelayan, petani dan para pedagang di sekitar pelabuhan.

“Selain kita fokus terhadap penyelesaian pembangunan Pelabuhan Patimban tahap 1 (satu) yang ditargetkan dapat selesai pada November 2020, pelaksanaan program pelatihan bagi masyarakat di sekitar Pelabuhan Patimban juga dirasa sangat baik, jadi masyarakat sekitar seperti para nelayan, petani dan pedagang bisa menambah pengetahuan dan keterampilan yang dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan soft-skill bagi masyarakat yang ingin berwirausaha maupun menjadi tenaga kerja di pelabuhan,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Laut R. Agus H. Purnomo dalam keterangan tertulis, Rabu lalu).

Ia mengatakan, program pelatihan ini telah mulai dilaksanakan sejak tahun 2018 dan dilakukan secara bertahap. “Sampai saat ini, dari pelatihan yang diberikan jumlah peserta yang mengikuti sebanyak 2.321 orang yang terdiri dari 1.517 nelayan dan 1.765 warga lainnya,” ucap Agus.

Adapun program pelatihan yang telah dilaksanakan antara lain Pelatihan Jasa Usah Makanan (Kuliner), Pelatihan Basic Safety Training, Pelatihan Perakitan dan Pemasangan Jaring Rampus Kecil, Pelatihan Pengelasan, Pelatihan Security, Pelatihan Pengoperasian Forklift, Pelatihan Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM), dan Pelatihan Cleaning Service.

“Masih terdapat empat pelatihan lagi yang belum dilaksanakan, yaitu Pelatihan Urban Farming, Pelatihan Tiga Jenis Produk Daging Sapi, Pelatihan Pengembangan Usaha Food Court dan Pelatihan Budidaya Lele,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam kunjungannya ke Pelabuhan Patimban, telah bertemu dan mendengar aspirasi para nelayan di sekitar proyek pelabuhan Patimban. Menhub berencana akan ada kerja sama dari para perusahaan dengan membentuk koperasi usaha bersama untuk nelayan dan ada bantuan kapal yang muatannya lebih dari 15GT supaya nelayan bisa melaut lebih jauh. Hal itu disambut baik oleh para Nelayan di sekitar Pelabuhan Patimban yang sempat bertemu dengan Menhub pada saat peninjauan. * Kop

Exit mobile version