BANDUNG | KopiPagi : Pengurus Caabang (PC) PMII Kota Bandung Resmi Dilantik dengan mengusung tema Restorasi Kepemimpinan PC PMII Kota Bandung Dalam Aktualisasi Syiar Da’wah Islam dan Cita-Cita Kemerdekaan. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kota Bandung mengadakan pelantikan di Aula Padepokan Seni Mayang Sunda Kota Bandung, Minggu (13/11/2022).
Pelantikan tersebut sebagai pengukuhan Pengurus Cabang (PC) baru PMII yang dipimpin oleh Maulana Yusuf atau sering disapa Maul dan dihadiri oleh ketua PB PMII dari ujung Timur Indonesia (Papua), Sahabat Amir Hamzah Gurium.
Turut hadir pula ketua PB PMII Bidang Hubungan Organisasi Kemahasiswaan, Kepemudaan, Kemasyarakatan, dan LSM Sahabat Yogi Apendi, Jajaran Mabincab PMII Kota Bandung, Anggota DPRD Kota Bandung,Ketua KNPI Kota Bandung, Kesbangpol Kota Bandung dan Cipayung Plus.
Ketua terpilih PC PMII Kota Bandung sahabat Maul mengungkapkan dalam pelantikan ini, bahwa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia sudah berdiri sejak 17 April 1960 dan PMII Bandung merupakan salah satu cabang dari 13 cabang yang terbentuk di PMII pada awal pembentukannya. Bandung juga ikut andil dalam proses pembentukan PMII karena Bandung memiliki 2 orang pemikir yaitu pendahulu kita dalam ber-PMII, sahabat M. Makmun Syukri dan Sahabat Hilman yang masuk dalam catatan sejarah sebagai pendiri PMII. Maka dari itu, sangat disayangkan ketika ketua umum PB PMII tidak dapat hadir ke cabang yang memiliki sejarah panjang ini.
Sahabat Maul juga bertutur menaruh harapan besar kepada pengurus PC PMII Kota Bandung Periode 2022-2023.
“Estafet kepemimpinan adalah sebuah keniscayaan, menjadi lebih baik dari kepengurusan sebelumnya adalah hal yang selalu diharapkan. Sudah 40 periodisasi, 62 tahun PMII Kota Bandung eksis dalam mengaktualisasikan Syiar Dakwah Islam Ahlusunnah Wal Jamaah serta komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Dalam periodisasi yang ke 41 ini setidaknya ada 5 poin besar yang menjadi fokus pembahasan dalam PC PMII Kota Bandung ke depannya yaitu Islam Indonesia, Masyarakat Miskin Kota, Masyarakat Disabilitas, Pendidikan Indonesia dan Ekosistem Alam. Hal ini yang harus dapat diejawantahkan kepada basis-basis yang ada di ruang lingkup Kota Bandung,”.
Dan terakhir yang harus ditanamkan bahwa internalisasi dan eksternalisasi adalah hal yang tidak dapat dipisahkan pasti akan kait kelindan satu sama lain. *Kop.
