Connect with us

REGIONAL

Ganjar Pranowo : 11.438 Tenaga Kerja Jateng di-PHK Akibat Pandemi Covid-19

Published

on

KopiPagi | SEMARANG : Tekanan pandemi Covid-19 berdampak ribuan tenaga kerja di Jawa Tengah kehilangan pekerjaannya. Tak tanggung-tanggung, sekitar 11.438 pekerja mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dan 36.132 harus dirumahkan.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengungkapkan hal tersebut dalam Webinar Seri III “Kebijakan Pemerintah Daerah, Peluang, Tantangan, dan Kepemimpinan di Masa dan Pasca Pandemi Covid-19” yang disiarkan akun Youtube resmi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Kamis (17/06/2021).

Ganjar menyampaikan, tekanan pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020 hingga saat ini, juga mengakibatkan 440 perusahaan di Jawa Tengah babak belur.

“Ada 440 perusahaan dari sektor garmen, tekstil, mebel, itu yang terdampak cukup serius,” ucap Ganjar.

Melonjaknya jumlah pengangguran di Jateng, kata Ganjar, akhirnya mengerek angka kemiskinan di Jawa Tengah pada 2020 pada rentang 13,40 persen hingga 12,30 persen.

Menurutnya, perusahaan yang terdampak saat ini mengalami kesulitan dalam membayar pinjaman atau kredit ke perbankan.

“Perusahaan tekstil di Jawa Tengah, ada yang punya masalah terkait dengan hubungannya dengan perbankan, karena beberapa di antaranya menggunakan bank asing,” paparnya.

Ganjar pun membeberkan data, berdasarkan data Pemprov Jateng, pekerja terdampak pandemi Covid-19 di Jateng mencapai 65.874 orang. Kemudian yang di-PHK 11.438 orang dan dirumahkan 36.132 orang.

Kemudian angka kemiskinan di tahun 2020 sebesar 13,40%-12,30%, sedangkan tahun 2021 berada pada rentang 11,94%-11,02%.

Pemprov Jateng juga mencatat kepulangan penduduk migran (PMI) sebanyak 1.484 orang dengan 10 daerah tujuan tertinggi adalah Cilacap, Klaten, Magelang, Semarang, Sukoharjo, Surakarta, Banyumas, Pati, Temanggung, dan Kendal.

Lebih lanjut, Ganjar mengatakan, ada unsur-unsur yang menyebabkan ketidakpastian di Jateng. Mulai dari ekspor-impor terkontraksi, laju ekonomi menurun hingga tenaga kerja dan konsumsi di berbagai sektor tidak terserap

“Inilah yang kemudian entrepreneurship kita dorong dan kita mencoba melakukan pelatihan-pelatihan dan pendampingan-pendampingan, termasuk memberikan insentif kepada start up bisnis,” kata Ganjar. Otn/Kop.

Exit mobile version