DEPOK | Kopiagi : Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) berencana akan melakukan kajian dan pembahasan lebih mendalam sebelum memberikan persetujuan mengenai usulan Kurikulum Prototipe atau Kurikulum 2022 pada Januari 2022. Hal itu diutarakan anggota Komisi X DPR RI Nuroji saat berdiskusi bersama wartawan di Kantor PWI Kota Depok, Senin (27/12/2021).
“Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim telah memaparkan gagasan tersebut dalam Rapat Koordinasi (Rakor) baru-baru ini, tapi belum ada pengesahan maupun persetujuan. Pembahasan terkait kurikulum, tidak dapat dilakukan di Rakor melainkan harus di dalam Rapat Kerja (Raker),” ujar anggota DPR dari Fraksi Gerindra daerah pemilihan (dapil) Kota Depok-Kota Bekasi ini.
Lanjut Nuroji, pihaknya beberapa waktu lalu, sudah diundang Menteri Nadiem, tapi hanya sebatas mendengarkan gagasan. “Belum ada persetujuan karena sesuai nomenklatur, hanya dalam Raker persetujuan bisa dilakukan,” tuturnya.
Menurut Nuroji, pembahasan mendalam terkait kurikulum ini akan dilakukan setelah reses usai, yakni sekitar Januari 2022. “Kalau kebesaran nanti akan diperkecil menjadi Panitia Kerja (Panja) nanti dibentuk misalnya Panja Kurikulum,” terangnya.
Ia menilai, usulan kurikulum baru ini tidak banyak perubahan dari sebelumnya. “Ini lebih focusing saja. Terkait penjurusan yang ditiadakan, sebenarnya sama saja seperti sebelumnya, peminatan, lebih disesuaikan dengan minat siswa mau masuk ke IPA atau IPS dulu itu, jadi tidak ada paksaan. Kurikulum baru ini juga kurang lebih seperti itu,” jelas Nuroji.
Mulai 2022, satuan pendidikan nasional memiliki tiga opsi kurikulum yang bisa dipilih untuk pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 yakni Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat (Kurikulum 2013 yang disederhanakan) dan Kurikulum Prototipe.
Pengembangan karakter, fokus pada materi esensial, dan fleksibilitas merupakan tiga kata kunci dalam perancangan Kurikulum Prototipe atau Kurikulum 2022. “Pastinya kita tunggu kajian yang lebih mendalam lagi,” tegas Nuroji. *D-tren/Kop.