Connect with us

BIVEST

Berkat Gubernur Sulsel, NA, 100 Investor Jepang Akan Berinvestasi di Sulsel

Published

on

KopiOnline Makassar,- Gubernur Sulawesi Selatan, Dr. Ir. H.M. Nurdin Abdullah, M.Agr., baru-baru ini sukses mengumpulkan pengusaha-pengusaha Jepang melalui Duta Besar Jepang untuk Indonesia Ishii Masafumi untuk berinvestasi di Sulawesi Selatan.

Nurdin Abdullah mengatakan, dirinya dianggap oleh para pengusaha tersebut, sebagai alumni Jepang yang sangat merawat hubungan kerjasama Indonesia-Jepang.

Sekedar informasi, selepas menuntaskan S1 Fakultas Pertanian dan Kehutanan di Universitas Hasanuddin (1986) Nurdin Abdullah berhasil meraih S2 Master of Agriculture Kyushu University, Jepang (1991) dan S3 Doktor Of Agriculture Kyushu University, Jepang (1994). Bahkan, dia juga pernah menjabat sebagai President Director of Global Seafood Japan dan Director of Kyusu Medical Co. Ltd. Japan.

Sejak Indonesia merdeka, kata Nurdin Abdullah, Jepang adalah negara yang memiliki investasi terbesar di Indonesia. Jepang, kata Nurdin Abdullah juga dikenal sangat konsisten untuk terus menjadikan Indonesia mitra strategis.

“Mereka konsisten. Baik dari sisi perdagangan, ekonomi, sosial, dan budaya. Ada masa keemasan, zaman Pak Ginanjar Kartasasmita. Saat itu hubungan Indonesia-Jepang itu sangat luar biasa,” jelas Nurdin Abdullah kepada otonominews di Makassar, Sabtu (10/08/2019).

Dijelaskan Nurdin Abdullah, Jepang sangat menyadari bahwa peran alumni-alumni Jepang sangat besar terhadap hubungan kerjasama ekonomi Indonesia-Jepang.

“Alumni Jepang memang punya care terhadap Jepang, seperti Rahmat Gobel dan kebetulan juga saya juga alumni Jepang. Alhamdulillah setelah pulang dari Jepang waktu itu, kami bisa bermitra membangun pabrik dan sebagainya. Jaringan ini terus berkembang. Saya dipercaya menjadi Bupati Bantaeng juga tak lepas dengan bantuan Jepang. Mempercepat pembangunan di Bantaeng,” paparnya.

Sekarang, saat dirinya terpilih menjadi Gubernur Sulawesi Selatan, para pengusaha Jepang juga bertambah senang. Oleh sebab itu, lanjut Nurdin Abdullah, saat dirinya bertemu dengan Duta Besar Jepang, para pengusaha tersebut langsung dikumpulkan.

“Mereka mengatakan, kalau dulu di Bantaeng bisa membangun, kita bisa suport secara penuh, mengapa di Sulawesi Selatan tidak? Maka, Duta Besar Jepang datang ke Makassar. Sempat bermalam dan saya jamu beliau,” jelasnya.

Bahkan Konjen Jepang, Mr. Miyagawa, kata Nurdin Abdullah memiliki perhatian yang besar pada Indonesia.

“Saya bersama beliau hampir setiap pekan, berdiskusi, apa yang bisa bisa lakukan untuk menjalin kerjasama. Kita terus merumuskan apa yang kira-kira bisa kita dorong di Sulsel. Akhirnya datanglah Marubeni dan Sumitomo. Kebetulan Presdir Sumitomo adalah Ketua Jakarta-Japan Club,” tututnya.

Setelah pertemuan itu lahirlah gagasan untuk mengumpulkan seluruh pengusaha Jepang yang ada di Indonesia dan acara tersebut digelar di Gedung Astra hasil prakarsa Konjen Jepang, Duta Besar Jepang, dan Ketua JJC.

“Mereka ingin mendengar Sulawesi Selatan punya potensi apa, apa visi pemerintahan yang baru, Sulsel akan dibawa kemana, apa peluang bisnis yang bisa dilakukan bersama,”papar Nurdin Abdullah.

Lebih dari itu, lanjutnya, mereka juga ingin mengetahui apa kebutuhan mendasar Sulsel yang bisa mereka back-up.

“Kemudian mereka juga ingin mengetahui apa kebijakan Pemerintah Sulsel yang berpihak pada industri. Saat pertemuan itu, saya mengundang Pelindo, karena sejak Indonesia merdeka ada produk kita yang tidak bisa direct export, harus melalui Tanjung Priok di Jakarta dan Tanjung Perak di Surabaya. Itu sebabnya Pelindo dihadirkan,” terangnya.

“Selanjutnya juga diekspose new port yang integarated dengan kawasan industri. Saya juga minta Direktur Utama Angkasa Pura untuk hadir untuk presentasi. Dirut Angkasa Pura menjelaskan, tentang pengembangan Bandara Hasanudin untuk menjadi Bandara Internasional. Dirut menjelaskan bahwa 2021 kita akan memiliki bandar udara modern, termegah di Indonesia yang nantinya ada penerbangan langsung ke Jepang, ke Eropa, dan negara-negara lain. Tidak perlu ke Jakarta lagi,” katanya.

Lebih jauh Nurdin Abdullah memaparkan, salah satu masalah yang dihadapi di Makassar saat ini adalah tidak punya industri pengolahan sampah.

“Kita butuh indutri pengolahan sampah danwaste to energy. Itu langsung ditangkap oleh Sumitomo yang fokus membangun industri pengolahan sampah. Kebetulan saya saat pertemuan dengan mereka, saya pakai bahasa Jepang. Makanya mereka senang,” ujar Nurdin Abdullah.

Dia juga menceritakan, dalam sambutannya, Duta Besar Jepang untuk Indonesia Ishii Masafumi mengatakan bangga memiliki Nurdin Abdullah. Menurut Ishii Masafumi, Nurdin Abdullah orang yang tidak pernah melupakan Jepang.

“Kita berharap Mr. Nurdin Abdullah ini presentasi kita di Indonesia untuk menjembatani hubungan Indonesia-Jepang,” ujar Ishii Masafumi saat itu seperti diceritakan Nurdin Abdullah.

Dubes Ishii Masafumi dalam sambutannya, kata Nurdin Abdullah, juga mengatakan akan all out untuk membantu dirinya sebagai gubernur dalam membangun Sulawesi Selatan.

“Saya memang menjelaskan bahwa masa depan Indonesia ada di Timur dan potensi di Timur ini sangat besar. Karena saya pakai bahasa Jepang, para presiden direktur perusahaan-perusahaan besar Jepang itu, sangat paham,” katanya.

Dikatakan Nurdin Abdullah, beberapa perusahaan yang sudah memastikan akan beinvestasi di Sulawesi Selatan antara lain Marubeni, Sumitomo, dan Wajima. Khusus Wajima akan melakukan investasi di sektor budidaya ikan.

“Nilai konkrit belum ada, tapi yang pasti bisa sangat besar nilai investasinya dan akan sangat berpengaruh untuk Indonesia Timur,” pungkas Nurdin Abdullah. Otd/kop

Media Partner : www.otonominews.co.id

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *