Connect with us

POLKAM

Ketua Garma Faisal Habibie : Film “Dirty Vote” Sarat Sensasi Kosong & Propaganda

Published

on

JAKARTA | KopiPagi : Relawan Garma (Garda Rakyat Mandiri) yang tergabung dalam Posko Relawan JW Movement yang diketua oleh Jend (Purn)Wiranto, menyatakan sikap terhadap peluncuran film dokumenter “Dirty Vote”, yang viral karena mengkritik dugaan kecurangan dalam Pemilu 2024.
Ketua Garma dan sekaligus praktisi hukum profesional Faisal Habibie SH, menilai dan menganalisa konten film tersebut lebih bersifat asumsi dan praduga tidak berdasar ketimbang fakta ilmiah.
Dalam pers rilis yang diterima redaksi KopiPagi, Faisal Habibie SH mengkritik dengan keras film dokumenter yang diperankan oleh tiga pakar hukum tata negara, Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari, tersebut.
“Film ini penuh dengan  sensasi kosong, propaganda kebencian, tanpa ada landasan ilmiah, dan tidak berbasis pada riset kajian ilmiah,” ujarnya.
Menurut Faisal Habibie SH, “Dirty Vote” sengaja diproduksi dan dibuat dengan tujuan untuk mendelegitimasi integritas Pemilu 2024. Namun, ia percaya bahwa mayoritas rakyat Indonesia tidak akan terpengaruh oleh film tersebut, mengingat adanya survei yang menunjukkan pemahaman publik terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo yang relatif tinggi.
“Rakyat Indonesia bisa membedakan antara kecurangan secara TSM (terstruktur sistematis dan masif) dan dukungan real yang bersumber dari program serta rekam jejak yang berpihak kepada mereka,” katanya. menyatakan kepercayaan pada kemampuan rakyat untuk melihat kenyataan politik secara objektif.
Selanjutnya, Faisal Habibie SH menambahkan, “antusiasme positif  rakyat terhadap keberhasilan visi Pak Prabowo untuk melanjutkan capaian pemerintah saat ini merupakan bukti dukungan yang kuat dan nyata.”
Mencermati informasi yang disampaikan dalam film “Dirty Vote”, Faisal Habibie mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak termakan provokasi yang dapat merugikan jalannya pemilu 2024.
“Kami mengajak rakyat Indonesia untuk menjaga ketertiban dan tidak terbawa oleh  isu hoax dan provokasi,” pungkasnya. *Kop.