Connect with us

HIBURAN

BERSAHABAT HINGGA LIANG LAHAT

Published

on

Oleh : Dimas Supriyanto Martosuwito

DEPOK | KopiPagi : Pemakaman jurnalis senior Rosihan Kailinto Nurdin alias Bang Hance di TPU Lamperes – Sukmajaya Depok, Sabtu siang kemarin, lebih ramai dari yang saya duga. Menandakan almarhum adalah orang baik yang mengundang kehadiran banyak kawan untuk mengantarkan hingga liang lahat.

“Mengantar sahabat hingga liang kubur,” cetus Arief Joko Wicaksono, penyair, wartawan Sinar Harapan, yang kini jadi dosen di Politeknik Negeri Jakarta, bersama sama Nestor Rico Tambunan.

Kata itu sebenarnya ditujukan kepada Ian Antono, gitaris God Bless, yang memerlukan datang ke TPU, bersama isterinya, Titi Saelan. Pemandangan langka, karena selain mashur, Ian Antono sudah 73 tahun bersama isterinya yang juga 71 tahun. Ada alasan untuk menyampaikan duka cita dari jauh. Tapi kenyataannya memerlukan datang dari rumahnya di Cibubur untuk mengantar Bang Hance ke peristirahatan yang terakhir.

Arief Joko Wicaktono menandai, Ian Antono selalu ada di pemakaman para wartawan senior yang meninggal, khususnya mereka yang pernah meliput God Bless dan lama berteman dengannya.

“Saya lihat Mas Ian ada di pemakaman Bang Remmy Soetansyah, Mas Theodore KS dan Bang Hance ini. Persahabatan Mas Ian sama wartawan sampai liang kubur,” kata Arief Joko Wicaksono yang selain jurnalis, dosen juga kolektor kaset dan musik Indonesia.

Titi Saelan, isteri Mas Ian, menyatakan, suaminya memang sangat memperhatian kehadiran wartawan dan dianggap berperan  penting dalam karir musik suaminya.

“Mas Ian itu ‘kan jarang omong dan susah omong. Jadi wartawan lah yang menjelaskan kreasi musiknya,” katanya.

“Sebagai orang yang selalu mendampingi, kadang saya yang menjelaskan, ini dan itu. Tapi lama lama lebih baik wartawan lihat sendiri,” kata isteri Ian Antono yang juga berlatar belakang musik.

“Dulu setiap rekaman ada sekurangnya 4 wartawan nungguin,” katanya.

“Kalau konser ada satu bus khusus buat wartawan,” kenang Titi Saelan. Dalam konser 50 tahun, 10 November lalu, dia lah yang mencetuskan ide mengundang para wartawan jadul.

Selain Ian Antono, Titi Saelan, Totok Tewel, Ote Abadi, Tompel Witono, merupakan nama beken di panggung musik rock yang mengantarkan Bang Hance ke liang lahat, siang kemarin.

Selain mereka, para jurnalis dari Femina dan Gadis grup, para wartawan senior khususnya alumni Kampus Tercinta IISIP Lenteng Agung, Jakarta, seperti Mahfudin Nigara, Joseph Erwiyantoro, Rudy Suherman, Isson Khairul, Joko Dolok, juga hadir melayat ke TPU. Tentu saja Heryus Saputro Samhudi, yang tak lain kakak iparnya dan Buddy Ace, adik kandungnya.

“Ada cerita lucu tadi. Mahfudin Nigara heran saya masuk kamar di rumah Hance. Dia tanya sama Budi Ace, kok Heryus sampai ke kamar? ‘Lha kan dia kakak kami’ jawab Buddy Ace. Mahfudin Nigara baru tahu bahwa saya dan almarhum ada ikatan keluarga,” kata Heryus jurnalis majalah Femina itu.

Heryus mengenangkan, dahulu kala, dialah yang memberikan garansi pada keluarga untuk mengizinkan Hance menyunting Lusiani, adiknya. Sebab, sebagai anak keluarga Jawa, ibu dan saudaranya tak mengenal Hance yang berasal dari Palu, Sulawesi.

“Awalnya, dia kepergok saya lagi jalan sama adik saya. Kaget dia. Terus dia minta izin saya untuk mendekati adik saya.  Mau serius, katanya. Sejak itu juga, dia panggil saya ‘Mas’,” kenang Heryus, dengan senyum.

Heryus menyatakan, Hance selalu menyebut tiga nama yang berjasa dalam karirnya, yaitu Mahfudin Nigara, Rudy Suherman dan Joseph Erwiyantoro. Ketika Heryus menyatakan itu di liang lahat dan mempersilahkan para sahabat yang berjasa untuk memberikan kesan, ketiganya menggeleng karena tenggelam dalam kesedihan.

“Dia seharusnya nggak meninggal. Dia tidak pernah sakit. Saya meyakini dia akan sembuh, seandainya ditangani dokter dengan benar,” gumam J. Erwiyantoro, menyesali. Dia mengenangkan Hance sebagai senior yang mengayomi.

“Di IISIP, kami sama sama mahasiswa yang sangat susah. Dia rajin banget ibadahnya. Sebelum diterima di media, dia tahajud tiap malam,” kenang Joseph Erwiyantoro, cucu dari IJ Kasimo, pejuang dan Pendiri Partai Katolik Indonesia.

Untuk sahabatnya itu, kemarin, J Erwiyantoro alias Mbah Cocomeo meminta saya membuat acara untuk mengenang almarhum di Komunitas Kandang Ayam, pada Jumat sore hingga malam, 19 Januari 2024 mendatang. Kepada para sahabat dan rekan yang pernah dekat dengan almarhum di  Jalan Daksinapati Raya 6 – Rawamangun, Jakarta Timur. “Kita buka ceita, lagu dan puisi buat Hance,” katanya. ***