Connect with us

PERISTIWA

WARNING : Gunung Merapi Kembali Muntahkan Lawa Pijar dan Awan Panas

Published

on

KopiPagi | SLEMAN : Gunung Merapi kembali menyemburkan awan panas dan lava pijar pada Senin (01/03/2021) dini hari mulai pukul 00.00 wib, dan pada pagi harinya sekitar pukul 04.25 wib kembali memuntahkan lagi dengan jarak luncur mencapai 1,7 Km dan luncuran masih mengarah ke arah Barat Daya.

Petugas penyusun laporan aktivitas Gunung Merapi BPPTKG Heru Suparwaka menyatakan, bahwa BPPTKG dalam laporannya menyebutkan jika awan panas tercatat di seismogram dengan amplitudo 45 mm selama 156 detik. Selain itu, ada gempa guguran sebanyak 61 kali dengan amplitudo 3-25 mm durasi 11-129 detik. Untuk gempa hembusan lima kali, amplitudo 2-8 mm durasi 11-16 detik serta gempa hybrid atau fase banyak satu kali, dengan amplitudo 7 mm SP 0.4 detik selama 9 detik.

“Untuk asap kawah nampak berwarna putih dari hasil pengamatan dengan intensitas sedang. Sehingga tebal dan tinggi 20 m di atas puncak kawah dan angin masih bertiup sedang ke arah timur laut. Sedangkan, suhu udara 13-19 °C, kelembaban udara 75-79 %, serta tekanan udara 832-913 mmHg. Dan untuk volume curah hujan 7 mm per hari. Hingga siang ini, cuaca berawan dan mendung,” jelas Heru Suparwaka kepada wartawan di Sleman, Senin (01/03/2021).

Ditambahkan, untuk hasil pengamatan Minggu (28/02/2021) kemarin sekitar pukul 18.00 – 24.00 wib, telah terjadi 35 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur 1,2 km menuju arah Barat Daya. Juga, muncul gempa guguran 51 kali dan gempa hembusan empat kali. Hingga kini, aktivitas Gunung Merapi pada Level III atau siaga dan potensi bahaya berupa guguran lava maupun awan panas arah selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Sungai Putih sejauh maksimal 5 km. Sedangkan, untuk lontaran material vulkanik saat terjadi dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

“Dari perkembangan Gunung Merapi tersebut, masyarakat untuk tetap waspada akan bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. Bahkan, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik,” tandasnya. ***

Pewarta : Heru Santoso.

Exit mobile version