Connect with us

BIVEST

Penasaran Rasa Kopi Gunung Kelir : Warga Turki Datang Langsung Temui Petani

Published

on

UNGARAN | KopiPagi : Kopi ‘Gunung Kelir’ Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang bukan hanya dikenal di Jawa Tengah saja, namun ternyata sudah merambah di sejumlah negara yaitu Turki, Jerman dan Belgia. Meski di negara-negara tersebut banyak disebut dengan Kopi Semarang.

Sriyanto (48) petani yang juga pengolah kopi di Bedono, Kecamatan Jambu menceritakan, bahwa kopi asal Gunung Kelir, Bedono, Kec Jambu ini citarasanya sangat khas dan lain dengan kopi asal dari daerah lain. Dan ternyata rasa khas kopi Gunung Kelir membuat seorang warga negara Turki, Ferudun penuh penasaran. Hingga akhirnya Ferudun datang ke Bedono untuk melihat kebun kopi, melihat pengolahan serta merasakan langsung minum kopi asal Gunung Kelir ini.

“Kedatangan pembeli asal negara Turki di Gunung Kelir, Bedono dengan didampingi Mbak Dyna (Claudyna C Ningrum, Founder CLA Group). Ini dilakukan untuk dapat bertemu langsung dengan para petani kopi Gunung Kelir. Tidak kurang ada 30 petani kopi Gunung Kelir hadir dan bertemu laangsung dengan pembeli asal Turki, hingga terjadi transaksi,” kata Sriyanto yang juga pemilik olahan kopi dengan merk “Kenthir” (Kenthel tur Ireng).

Sriyanto “Kenthir” dan Mr Ferudun usai pertemuan dengan para petani kopi. (Foto Ist).

Saat bertemu dengan para petani kopi, Ferudun menceritakan pengalamannya minum kopi di sejumlah negara dan rasanya sama semua. Bahkan, kopi yang diminumnya itu merupakan ‘Kopi Semarang’. Bahkan, pada saat eksportir kopi asal Semarang (Claudyna C Ningrum) itu pameran kopi di Turki yang juga menyediakan minuman kopi, rasanya pun sangat khas.

“Saat di pameran ini, Ferudun minum kopi yang disediakan Mbak Dyna yang dikatakan sebagai Kopi Semarang. Dan, Ferudun pun penasaran rasanya, akhirnya dikatakan jika kopinya berasal dari Gunung Kelir, Bedono, Kab Semarang. Kemudian, Ferudun tertarik hingga datang ke Indonesia dan mengajak Mbak Dyna mendatangi langsung petani kopi di Gunung Kelir. Sesampainya di Gunung Kelir, disajikan juga minuman kopi asli Gunung Kelir dan Ferudun menyatakan rasanya tetap sama seperti yang diminumnya saat di luar negeri itu,” terang Sriyanto, warga Dusun Jeruk Legi RT 05 RW 06, Desa Bedono, Kec Jambu, Kab Semarang kepada koranpagionline.com, Selasa (23/05/2022).

Bahkan, saat bertemu langsung dengan 30 petani kopi asal Gunung Kelir Bedono ini, warga asli Turki itu pun merasa mantap untuk membeli kopi Gunung Kelir ini. Apalagi, setelah menerima penjelasan dari Hadi Suprapto (mantan Ketua Gapoktan Gunung Kelir). Bahwa, awal mulanya kopi Gunung Kelir ini dulunya ditanam oleh orang Belanda. Baahkan, dari cara menanamnya yang tidak asala-asalan serta tata letak pohonnya juga diatur hingga waktu panen.

Ferudun pun akhirnya benar-benar tertarik dann berminat untuk menjadi pembeli kopi Gunung Kelir ini secara kontinyu. Selain itu, kopi yang dibelinya ukurannya (size) harus tetap artinya jika itu kopi dengan Great A yang semuanya sama. Dia tidak mau ada campuran.

“Transaksi yang terjadi dilakukan Ferudun dengan petani kopi Gunung Kelir ini adalah jenis kopi utuh atau ‘green’ kopi. Bahkan, setelah melihat kebun kopi dan hasil panenan justru memintanya agar petani kopi Gunung Kelir ini dalam tiap bulannya mengirimkan sebanyak 1 ton. Permintaan ini pun disetujui, namun akan dimulai tahun 2023 mendatang. Untuk, tahun 2022 ini, belum dapat memenuhinya karena sudah lebih dulu ada pembeli dan tetap dapat mengirimkannya ke Turki yang ada dulu,” ujar pemilik dan pengolahan Kopi ‘Kenthir’ lebih lanjut.

Pembelian kopi Gunung Kelir ini tidak dengan sistem kontrak dan harganya pun fluktuatif. Dengan model seperti ini, akan sangat membantu da menolong petani kopi. Dengan adanya kerjasama antara petani kopi Gunung Kelir dengan warga Turki ini, harapannya perekonomian dan kesejahteraan khususnya petani kopi akan meningkat. ***

Pewarta : Heru Santoso.

Exit mobile version