Connect with us

REGIONAL

Pembangunan Jembatan By Pass Sopo Surung Balige Terkesan Tidak “Bertuan”

Published

on

KopiPagi TOBA : Proyek Pembangunan Jembatan By Pass Soposurung Balige Kabupaten Toba di Soposurung Balige Sumatera Utara (Sumut), terkesan tidak “bertuan”. Pasalnya, tenaga kerja yang mengerjakan proyek itu tampak hanya dikerjakan dua orang yaitu marga Sihombing dan Siregar, pada Jumat (06/11/2020).

Proyek Jembatan By Pass dikerjakan PT. Rekaya Semesta Utama dengan nilai kontrak sebesar Rp32.101.351.532,43 sumber dana APBN TA 2020 oleh Kementerian PU PR Dirjen Bina Marga melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional – II Medan terkesan tidak profesional.

Amatan Awak Media ini dilapangan, terlihat bantalan balok girder beton jembatan dikerjakan tersendiri dan tidak dikerjakan bersamaan dengan corbeton abudment jembatan.

Terkait dengan cara kerja itu, pekerja marga Sihombing mengatakan, pembangunan 3 jembatan Balige By Pass ditambah 1 box culvert hanya memiliki atau memakai satu cetakan/Bekisting.

“Hanya memiliki satu cetakan yang dipindah – pindahkan ke 3 lokasi pembangunan jembatan,” kata Sihombing.

Proyek Jembatan  By Pass di Soposurung Balige, terkesan dikerjakan serampangan. Bantalan Balok girder beton jembatan dikerjakan tersendiri dan tidak dikerjakan bersama dengan corbeton abudment jembatan. Foto. Julius P. Siahaan.

Kata Sihombing, Ia yakin bahwa pengerjaan proyek jembatan By Pass ini tidak akan selesai sesuai dengan hari kalender. Contoh, hari ini hanya kami berdua kerja di lokasi pembangunan jembatan di Soposurung.

“Sebahagian kami kerja di lokasi pembangunan jembatan di Desa Hutagaol Peatalun jembatan Aek Bolon,” ungkap Sihombing.

Dalam pemberitaan KopiPagi sebelumnya, Pardamean Hutagaol sebagai humas perusahaan menjelaskan bahwa progres pekerjaan yang dimulai sejak tanggal 24 Juni lalu hingga kini sudah mencapai 37 persen.

“Progres pekerjaan sudah mencapai 37 persen untuk pembangunan 3 jembatan ditambah 1 box culvert. Pembangunan jembatan saat ini di Desa Hutagaol Peatalun, Aek bolon dan Soposurung, serta 1 box culvert itu di Hinalang”, terangnya seraya menyarankan agar para awak media yang menginginkan konfirmasi dapat menjumpai pengawas lapangan bermarga Hutapea.

Amatan lapangan, pihak rekanan kurang memperhatikan penerapan manajemen K3. Dimana pekerja pada umumnya tidak menggunakan helm dan sarung tangan serta tidak adanya rambu-rambu pembatas pada daerah rawan dan ketinggian. ***

Pewarta
Julius P. Siahaan.

Editor
Nilson Pakpahan

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2024 Koran Pagi Online - koranpagionline.com