BALIKPAPAN | KopiPagi : Warga sekitar MT Haryono mengeluh karena mengalami gangguan aliran air bersih. Hal itu dikarenakan adanya proyek pekerjaan pipa induk volume 600 yang mengalami kebocoran. Jadi, saat ini masih dikerjakan penggalian baru kemudian langsung dilakukan pengelasan oleh PT.Armando.
Menurut Rio (dari PT Armando-Red) menerangkan bahwa akibat kebocoran pipa dikarenakan tekanan pompa dan terjadinya pengeroposan pipan besi yang merupakan pipa induk dari saluran air bersih PDAM ke rumah warga. Selain masalah kebocoran pipa, juga adanya pelebaran jalan atau gangguan lainya yang mengakibatkan masih banyak daerah kelurahan yang belum teraliri air bersih seperti di Gunung Guntur, Jalan Beller, Sumber Rejo dan daerah lainya yang belum bisa mendapatkan air bersih.
Secara teknis selain adanya masalah bahan baku dan tekanan pompa di induk dari pengelola. Dan yang perlu diusahakan adalah pemerataan agar semua dapat dialiri air bersih dan jangan ada perbedaan daerah tertentu (prioritas), sementara daerah yang lain jadi terpinggirkan.
Mengigat semua warga atau konsumen pengelola sama-sama membayar. Jadi, pengelola yang mewakili Pemerintah Kota Balikpapan harus bisa memberikan pelayanan yang baik ke pelanggan. Artinya, kalau pengelola belum bisa mengaliri air bersih kenapa dulunya dilakukan instalasi ke rumah-rumah warga.
Ramli, Sekretaris PT Tirta Manuntung Balikpapan menyampaikan bahwasanya untuk mengatasi kekurangan air bersih, harus menambah sumber air. PT MB hingga kini masih berupaya mendapatkan sumber air baku untuk memenuhi kebutuhan warga Kota Balikpapan.
Sebagian warga Kota Minyak, sebutan Balikpapan, masih mengalami kesulitan air, terutama pada daerah yang sulit dijangkau layanan PDAM. Ada yang harus mengalami distribusi bergilir hingga layanan PDAM non perpipaan untuk menjangkau air bersih.
Direktur Utama Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PT MB), Yudhi Saharuddin mengatakan, pihaknya secara bertahap melakukan berbagai langkah mengatasi permasalahan kebutuhan air bersih. Selain penggantian pipa dan distribusi air menggunakan tangki, upaya menambah sumber air baku juga sedang dilakukan.
“Semua sumber air baku yang ada di Balikpapan sudah kami manfaatkan. Sekarang kekurangan sumber air berharap dari luar daerah sekitar seperti Kutai Kartanegara, Samarinda, dan Ibu Kota Nusantara (IKN),” katanya.
Jika ingin memanfaatkan sumber air baku dari luar daerah, maka membutuhkan SPAM regional. Mengingat penggunaan air sudah lintas wilayah kabupaten/kota. Yudhi menyebutkan, saat ini defisit air Balikpapan sebesar 500 liiter per detik. Itu pun hanya untuk memenuhi layanan eksisting saja.
“Kalau untuk kebutuhan kota keseluruhan defisit 2.000 liter per detik. Ini melayani seluruh penduduk di Balikpapan. Maka semua opsi atau cara mendatangkan air baku masih berproses,” bebefrnya.
PT MB beberapa waktu lalu dari Jakarta bertemu dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Pihaknya menjelaskan kondisi kekurangan air baku di Kota Beriman. Yudhi menjelaskan, opsi desalinasi air laut dan air payau mendatangkan banyak peminat.
Pihaknya masih menunggu kemampuan finansial investor. Seperti berapa harga jual yang ditawarkan dan berapa lama proses investasi tersebut. Kemudian rencana pembangunan SPAM Sepaku Semoi yang menggunakan air dari Bendungan Sepaku Semoi.
PT MB dan Pemkot Balikpapan berusaha agar mendapatkan jatah tambahan air baku 1.000 liter per detik untuk SPAM Sepaku Semoi. Sebelumnya Balikpapan dikabarkan hanya mendapat tambahan 500 liter per detik.
“Semoga minggu depan Kementerian PUPR datang untuk mereview atau survei ke lokasi serta opsi Intake Mahakam sebagai SPAM regional sekarang menunggu keputusan pemerintah pusat,” ungkapnya.
Mengingat Intake Mahakam akan melibatkan beberapa daerah yang menjadi sasaran distribusi air dari Sungai Mahakam. Namun mungkin ini tahapan masih lama. Tapi semua tetap akan diupayakan.
Menurut Ramli Perusahaan Tirta Manuntung Balikpapan mewakili pemerintah belum bisa memberikan pelayanan air bersih 100 persen ke seluruh warga Kota Balikpapan dari kota sampai ke pedesaan dan inilah menjadi salah satu program yang belum tuntas di pemerintahan Walikota H. Rahmad Mas,ud SE.ME. *Kop.
Pewarta : Sanggam Simanullang.