JAKARTA | KopiPagi : Kritik bahkan kecaman mengalir atas penayangan podcast yang menampilkan konten wawancara dengan pasangan LGBT di akun Youtube artis yang juga presenter Deddy Corbuzier. Walau video tersebut sudah di-take down dan yang bersangkutan sudah meminta maaf, tetapi banyak pihak yang menilai bahwa tayangan tersebut termasuk bentuk kampanye dan propaganda agar LGBT dianggap sebuah hal yang lumrah dan wajar.
“Saya tidak mengetahui seperti apa pemahaman Saudara Deddy Corbuzier tentang kerasnya penolakan umat baik tentang praktik LGBT itu sendiri maupun kampanye atau propaganda nya. Sebagai orang cerdas harusnya dia paham bahwa konten seperti ini akan mendapat protes keras. Namun, terlepas dari itu semua, tentunya kita apresiasi yang bersangkutan sudah meminta maaf dan men-take down videonya. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada warganet yang sangat kritis terhadap persoalan ini. Saya berharap ke depan Saudara Deddy lebih bijak,” ujar Anggota DPD RI Fahira Idris di Komplek Parlemen, Senayan Jakarta.
Fahira Idris mengungkapkan, di banyak negara termasuk di Indonesia upaya pihak-pihak tertentu mempromosikan LGBT dengan pesan utama menyukai sesama jenis dan perilaku seks menyimpang adalah hal yang wajar, terutama kepada remaja sangat gencar. Namun, sebagian besar dari kita tidak menyadarinya karena memang kampanye tersebut menggunakan berbagai platform populer terutama melalui media internet yang dikemas melalui konten-konten populer. Bahkan ada beberapa yang mengemasnya lewat media populer yang disukai anak dan remaja misalnya film, musik, bahkan lewat komik dan animasi.
Namun, lanjut Fahira, Indonesia berbeda dan akan terus berbeda dengan beberapa negara di dunia yang saat ini tidak mempersoalkan LGBT bahkan melegalkan pernikahan sejenis walau sebelumnya negara-negara tersebut melarang keras praktik LGBT. Untuk itu, jangan coba-coba melakukan propaganda agar bangsa ini mengubah pandangan agama, tatanan sosial, etika, norma dan nilai untuk beradaptasi atas praktik LGBT, karena sudah pasti akan mendapat penolakan keras.
“Dengan kemajuan teknologi informasi yang luar biasa ini, kampanye atau propaganda bahwa praktik LGBT adalah sesuatu yang wajar bertebaran di berbagai platform. Ini sudah menjadi sebuah kampanye global. Untuk itu kita harus terus waspada, jaga diri dan keluarga,” pungkasnya. *Otn/Kop.