Connect with us

BIVEST

Hendri Wiyono : Olah Buah Nangka Jadi Keripik Nangka Butuh Ketrampilan Khusus

Published

on

KopiPagi | UNGARAN : Buah Nangka, yang warnanya kuning dan rasanya manis serta baunya yang harum tentunya banyak disukai masyarakat baik anak-anak hingga orang dewasa, dan sekarang ini buah Nangka itu tidak hanya dikonsumsi sebagai buah namun mulai ada yang mengolah buah tersebut menjadi produk ‘Keripik Nangka’.

Salah satu warga yang memberanikan diri memulai mengolah buah Nangka menjadi produk olahan keripik adalah Hendri Wiyono (36) warga Dusun Kalimalang RT 01 RW 06, Desa Kelurahan, Kecamaatan Jambu, Kabupaten Semarang. Dengan diawali dari jerih payah sang ibu kandungnya Amtiyah (63) yang sejak tahun 1977 berjualan buah Nangka di pinggir Jalan Raya Jambu – Magelang yang tidak jauh dari rumahnya di Kalimalang, akhirnya menjadikan tekadnya untuk mengolah buah Nangka menjadi produk yang lain. Yang tidak sekedar dimakan sebagai buah namun ada olahan lain.

“Saya memulai usaha mengolah buah Nangka menjadi Keripik Nangka ini sejak tahun 2018 lalu. Dasar niatnya adalah dari dorongan dan dukungan yang kuat dari ibu kandung saya maupun keluarga besar saya.  Selain itu, selama ini buah Nangka dari kawasan Gunung Kelir, Jambu ini dikirim ke salah satu pabrik pembuatan keripik di Kota Surabaya, Jawa Timur dan dari sini akhirnya saya bisa belajar untuk memulai membuat Keripik Nangka ini. Dan ternyata, untuk mengolah buah Nangka menjadi Keripik Nangka ini, juga membutuhkan ketrampilan yang khusus pula,” terang Hendri Wiyono kepada koranpagionline.com, Jumat (26/02/2021) siang.

Hendri Wiyono menunjukkan produk olahannya ‘Keripik Nangka’ dan mesin penggoreng miliknya. (Foto Heru Santoso)

Menurut suami dari Maya, bahwa untuk mengawali memproduksi buah Nangka menjadi olahan Keripik Nangka ini, keluarganya nekat merogoh koceknya untuk membeli mesin pengolah yang baru seharga Rp 37.000.000. Mesin pengolah ini mempunyai kapasitas produksi 15 Kg dalam sekali masak dan dapat menghasilkan keripik sebanyak 4,8 Kg. Buah Nangka yang selama ini diolah menjadi Keripik Nangka, didapatkan dari masyarakat kawasan Gunung Kelir, Kec Jambu. Karena memang kawasan lahan Gunung Kelir ini sangat baik untuk membudidayakan tanaman buah Nangka, karena ada di dataran tinggi. Bahkan, buah Nangka asli kawasan Gunung Kelir ini kualitasnya dapat dijamin bagus dibandingkan dengan buah Nangka dari wilayah lain di Kabupaten Semarang ini.

Untuk pembuatan Keripik Nangka ini, dibutuhkan buah Nangka dengan ‘great/kategori atau kelas A atau B’ artinya buah Nangka yang benar-benar bagus, seperti buahnya tebal dan benar-benar matang. Jika buah Nangka itu tipis maka tidak akan dipakai. Selama ini, buah Nangka yang tipis ini sudah ada yang khusus mengambil atau membeli dan salah satunya dari pabrik keripik PT Agro Food Propanindo dari Kota Surabaya, Jawa Timur.

“Produk olahan saya Keripik Nangka ini, saya buat bervariasi dan saya kemas dalam plastik transparan agar Keripik Nangka dapat kelihatan. Mulai dari kemasan 100 gram dengan harga Rp 16.000, 500 gram (Rp 75.000), dan 1 Kg (Rp 140.000). Bahan alami dan murni buah Nangka dan sama sekali tidak ada campurannya. Pemasaran atau penjualan yang saya lakukan dari menjual di warung-warung penjualan oleh-oleh di kawasan Kecamatan Jambu, Kab Semarang (sepanjang pinggir Jalan Raya Jambu – Magelang). Selain itu, dengan pemasaran secara online dan banyak melayani konsumen pelanggan khusus dari Jepara, Kudus, Jawa Timur serta Jakarta,” urai Hendri.

Keripik Nangka kemasan 100 gram yang siap diambil konsumen. (Foto Heru Santoso)

Anak ketiga dari empat saudara ini juga mengaku jika untuk memenuhi bahan baku buah Nangka tidak hanya dari masyarakat kawasan Gunung Kelir Jambu ini saja, namun pihaknya juga mendatangkan buah Nangka dari daerah Gringsing, Kabupaten Batang. Bahkan, sebaliknya jika di Batang belum musim Nangka maka mengambil atau mendatangkan buah Nangka dari daerah Jambu, Kab Semarang ini. Pasalnya, antara daerah Jambu dan Batang ini, musim buah Nangka adalah kebalikkannya. Jika di Jambu mulai panen buah Nangka, di Batang buah Nangka itu justru mulai habis dan sebaliknya.

“Seperti sekarang ini bulan Februari, di daerah Gunung Kelir Jambu ini mulai panen buah Nangka. Namun, di daerah Batang mulai langka atau bahkan habis dan mulai mengambil dari Jambu ini. Dan ini telah berlangsung puluhan tahun antara penjual dari Jambu dengan Batang ini. Untuk dapat menghasilkan buah Nangka yang bagus, sejak masih ‘babal’ harus sudah mulai dibungkus menggunakan karung dan ini akan dapat menghasilkan Nangka yang besar. Bahkan, buah Nangka terbesar di Kab Semarang, Jawa Tengah maupun secara nasional adalah dari Kalimalang, Jambu ini,” ujar Hendri didampingi Subarno (kakak kandungnya yang mempunyai usaha produk olahan kopi yang dikemas dengan Kopi ‘Bima’).

Mengakhiri perbincangannya dengan koranpagionline.com, Hendri menceritakan pula, bahwa untuk melakukan penggorengan buah Nangka ini, minyak goreng yang digunakan tidak sembarangan. Tidak semua minyak goreng dapat dipakai menggoreng buah Nangka dengan hasil maksimal. Sejak memproduksi Keripik Nangka ini, pihaknya langsung mendatangkan atau membeli minyak goreng khusus dari salah satu pabrik minyak goreng. Bahkan, dalam penggorengan buah Nangka ini dibutuhkan skil/ketrampilan secara khusus dan tidak semua orang dapat menghasilkan penggorengan dengan hasil yang bagus dan maksimal. ***

 Pewarta : Heru Santoso.

Exit mobile version