Connect with us

LIFE

Dirjen Bina Keuda : Jadikan Idulfitri sebagai Momentum Tingkatkan Kualitas Diri

Published

on

JAKARTA | KopiPagi : Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Keuangan Daerah (Keuda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Agus Fatoni mengimbau agar momentum Idulfitri digunakan untuk meningkatkan kualitas diri serta melakukan pembenahan dan perbaikan. Hal tersebut disampaikannya pada Apel Pagi di lingkungan Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Keuda secara virtual, Senin dua hari lalu 

Mengawali sambutan, Fatoni menyampaikan secara langsung ucapan Hari Raya Idulfiitri 1443 Hijriah kepada seluruh pegawai di lingkungan Ditjen Bina Keuda Kemendagri. Ia juga mengingatkan pegawai Ditjen Bina Keuda agar tidak mengurangi kewaspadaan terhadap ancaman penularan Covid-19 dengan tetap menjaga protokol kesehatan (prokes).

Dalam sambutannya, Fatoni mengatakan, Idulfitri merupakan momentum untuk meningkatkan kualitas diri, mempererat silaturahmi, dan persaudaraan khususnya di antara keluarga besar Ditjen Bina Keuda Kemendagri.

“Pada momen yang baik ini, saat pertama kali masuk kantor setelah Idulfitri, mari kita jadikan sebagai momentum untuk terus meningkatkan kualitas diri serta intropeksi diri kita semua, terus memetakan apa kekurangan dan kelebihan diri. Kita juga terus melakukan evaluasi kinerja kita yang sudah lalu, sebagai dasar untuk melakukan perbaikan dan pembenahan, termasuk peningkatan kinerja,” ujar Fatoni.

Fatoni menuturkan, Idulfitri merupakan salah satu momentum untuk melakukan pembenahan diri. Terlebih, selama sebulan penuh Ramadan umat muslim menempa diri meningkatkan kualitas pribadinya masing-masing.

“Momentum yang bisa kita gunakan untuk melakukan perbaikan selain Idulfitri, misalnya saat ulang tahun, saat tahun baru, setiap hari senin atau akhir pekan, atau momen-momen khusus lainnya,” kata Fatoni.

Lebih lanjut, Fatoni mengajak kepada seluruh pegawai di lingkungan Ditjen Bina Keuda untuk bersama-sama berikhtiar dalam menghadapi cobaan pandemi virus Covid-19 yang saat ini masih melanda. Upaya itu misalnya dengan mematuhi prokes dan segera melakukan vaksinasi booster bagi seluruh pegawai dan keluarganya.

“Kita juga perlu menjaga protokol kesehatan. Pemerintah dan dunia belum menyatakan pandemi Covid berakhir. WHO juga belum menetapkan status endemi terhadap Covid-19. Oleh karena itu, walaupun terjadi penurunan dan gejala semakin ringan, saya berpesan kita tetap menjaga protokol kesehatan baik di lingkungan kantor maupun di lingkungan keluarga kita, dengan saling menjaga. Mudah-mudahan kita selalu sehat, keluarga kita dan teman-teman kita dikantor juga selalu sehat,” ucapnya.

Selain itu, Fatoni meminta kepada pegawai Ditjen Bina Keuda kembali memberlakukan Work From Home (WFH), yakni sebanyak 50 persen dari jumlah keseluruhan pegawai. Sedangkan 50 persen lainnya bekerja dari kantor atau Work From Office (WFO). Hal ini dilakukan untuk memutus rantai penularan Covid-19 usai libur Lebaran.

Meski demikian, ia menegaskan bagi pegawai yang melaksanakan WFH untuk tetap bekerja dari rumah dengan terus berkoordinasi. Penerapan WFH diharapkan tidak mengganggu pelayanan, urusan administrasi, serta urusan pemerintahan lainnya.

“Dan sudah ada informasi, surat edaran terkait WFH, nanti Pak Sekretaris Direktorat Jenderal beserta Direktur dapat mengatur jadwal WFH kepada seluruh pegawai, satu minggu ini. Saya berharap yang WFH tetap standby bekerja dari rumah, tugas-tugas itu bisa dikerjakan dari rumah, koordinasi bisa dilakukan, kemudian kita juga perlu menjaga protokol kesehatan,” tegasnya.

Di akhir sambutannya, Fatoni berharap kepada seluruh pegawai Ditjen Bina Keuda dapat meningkatkan kinerja, melakukan perbaikan, dan terus berinovasi. Selain itu, para pegawai juga diimbau melakukan terobosan-terobosan dalam melaksanakan pekerjaan secara cermat, akurat, dan penuh tanggung jawab.

“Kita semua perlu meningkatkan kecepatan dalam bekerja, kecepatan dalam memberikan pelayanan, dan kecepatan dalam mengantisipasi setiap peristiwa. Kecepatan ini penting, karena sekarang semuanya perlu dilakukan dengan cepat, tidak menunda-nunda lagi, karena menunda pekerjaan itu akan menghambat kinerja kita dan menunda itu akan menghambat sukses. Semakin banyak menunda berarti kita akan tertinggal jauh dari kesuksesan,” pungkasnya. *Kop.