Connect with us

PERISTIWA

Diperlukan Audit Investigasi Penyebab Kebakaran Kilang Pertamina Cilacap

Published

on

JAKARTA | KopiPagi : Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron menyatakan, kebakaran kilang Pertamina di Cilacap, Jawa Tengah (Jateng) kemungkinan besar disebabkan oleh sambaran petir. 

“Melalui rekaman video diketahui penyebab kebakaran adalah akibat sambaran petir, dan memang kemungkinan besar pemicunya adalah sambaran petir, tetapi juga harus didalami lebih lanjut apakah sambaran tersebut murni menyambar tangki tanpa ada proteksi terhadap sistem penangkal petir yang ada,” kata Herman di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (15/11/2021).

Herman meyakini, teknologi yang saat ini sesungguhnya mampu menangkal sambaran petir, tetapi kalau kemudian masih tersambar, maka hal ini yang harus diteliti lebih lanjut.

“Kan rata-rata tangki minyak Pertamina itu pakai plotting roof jadi kalau terisi 10 persen, naik 10 persen. Nah apakah sistem plotting roof ini juga aman dari sambaran petir, kan bisa saja ada gas yang keluar dan lain sebagainya,” jelas politisi Partai Demokrat ini.

Untuk penelitian lebih lanjut atas terjadinya kebakaran ini, maka Herman mengusulkan untuk dibentuk panja guna dilakukan investigasi mendalam.

“Jadi harus ada penelitian lebih lanjut karena ini adalah kebakaran ketiga di tahun 2021, bahkan saya yang mengusulkan kalau memang ini perlu rekomendasi yang lebih komprehensif maka kita bentuk panja saja supaya investigasi yang dilakukan Pertamina dengan apa yang didalami DPR dapat ketemu. Publik juga wajib tahu, supaya Pertamina sebagai BUMN juga terbuka kepada publik,” papar Herman.

Herman mengungkapkan, sebenarnya Komisi VI DPR RI telah dijadwalkan ke Jateng guna mengivestigasi kejadian kebakaran kilang yang sama beberapa sebelumnya, namun lantaran ada kejadian kebakaran kilang kembali maka kunjungan tersebut ditunda.

“Kami sebenarnya sudah dijadwalkan mau ke Jateng justru mau menginvestigasi terhadap kilang-kilang yang ada di Jateng. Minggu depan ini sebenarnya sudah dijadwalkan, namun karena ada kejadian ini tentu nanti kita akan lebih mendalami terhadap situasi kejadian baik yang di waktu lalu maupun kejadian 2 hari lalu,” ungkap Herman.

Herman juga menegaskan, audit investigasi sangat perlu dilakukan agar penyebab kejadian ini dapat diketahui secara pasti guna menjadi pembelajaran supaya hal yang sama tak terulang kembali.

“Harus karena di perusahaan minyak itu segala sesuatu terjadi seperti insiden maka harus ada investigasinya dan harus ada rekomendasinya. Itu memang prosedur standar yang memang harus kita lakukan supaya ke depannya tidak akan terjadi lagi,” tegas Herman.

Herman menuturkan, apabila dalam audit investigasi ditemukan adanya human error maka biasanya General Manager (GM) Pertamina yang dianggap paling bertanggung jawab.

“Kan selama ini ada dan tidak ada investigasi itu tetap saja yang namanya GM Pertamina langsung bergeser gitu. Waktu kebakaran kapal di sekitar Selat Balikpapan saya juga investigasi ke sana juga sama yang menjadi korban selalu GM. Nah kalau sudah ada beberapa lokasi yang terkena, bukan GM lagi yang bertanggung jawab,” beber Herman.

Lebih lanjut, legislator asal Dapil Jabar 8 ini memastikan, Menteri BUMN bukan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kejadian ini. “Tidaklah kalau Menteri BUMN. Terlalu jauhlah kalau itu,” pungkas Herman Khaeron. Otn/Kop.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version