Connect with us

JAGAT

Diapresiasi : Puan Maharani sebagai Presiden ASEAN Interparliamentary Assembly

Published

on

JAKARTA | KopiPagi : Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengapresiasi keberhasilan Ketua DPR RI Puan Maharani sebagai Presiden ASEAN Interparliamentary Assembly (AIPA) 2023 dalam menyelenggarakan Sidang Umum AIPA ke-44 di Jakarta, Indonesia.

Dibuka secara resmi oleh Presiden RI Joko Widodo dan dihadiri 9 Ketua Parlemen negara ASEAN selain Indonesia, perwakilan 17 negara observer dan tamu, serta perwakilan dari 9 organisasi internasional. Total peserta yang hadir mencapai 568 delegasi.

Sidang Umum AIPA ke-44 di Jakarta merupakan salah satu puncak keketuaan DPR RI di AIPA, sejalan dengan keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023. Dalam sidang AIPA kali ini, DPR RI sebagai tuan rumah mengusung tema Responsive Parliaments for a Stable and Prosperous ASEAN yang menunjukan komitmen parlemen ASEAN dalam ikut serta menciptakan perdamaian dan kesejahteraan di kawasan Asia Tenggara.

“MPR RI senantiasa mendukung DPR RI menjadi lokomotif memajukan parlemen di kawasan ASEAN. Sebagai kawasan yang paling stabil di dunia, tanpa pernah ada intervensi militer maupun gonjang-ganjing lainnya yang mengganggu kondusifitas kawasan, masa depan ASEAN yang damai bukanlah semata terletak pada kekuatan ekonomi, sosial, budaya, maupun militernya. Melainkan juga terletak pada peran para anggota parlemennya,” ujar Bamsoet usai menghadiri pembukaan Sidang Umum AIPA ke-44, di Jakarta, Senin (07/08/2023).

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, diperlukan kesamaan visi antar parlemen ASEAN agar senantiasa bisa berkolaborasi untuk berkontribusi menjaga ASEAN yang damai, maju, modern, dan berdaya saing tinggi. Penguatan kerjasama parlemen juga menjadi modal utama bagi ASEAN agar bisa berperan aktif di kawasan Indo-Pasifik.

“Mengingat kondisi geo-politik global yang saat ini sedang tidak baik-baik saja. Antara lain akibat perang Rusia-Ukraina, ketegangan China-Taiwan, potensi konflik di semenanjung Korea, serta kehadiran militer China di kawasan Laut China Selatan yang dapat memantik ketegangan AS-China, serta beberapa negara di kawasan ASEAN,” jelas Bamsoet.

Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, kawasan ASEAN memiliki jumlah penduduk mencapai 600 juta jiwa, dengan beragam kekayaan sumber daya alam dan posisi geografis strategis. Menjadikan ASEAN sebagai kekuatan ekonomi terbesar dunia. Menurut laporan ASEAN Statistical Yearbook 2022, dalam kurun waktu 2019-2021, nilai perdagangan di kawasan ASEAN rata-rata per tahunnya mencapai USD 638 milliar.

“Menunjukan bahwa menjalin harmonisasi di dalam kawasan ASEAN sangat penting, karena seluruh negara ASEAN bisa saling melengkapi satu sama lain. Selain itu, besarnya tenaga kerja produktif yang terdapat di dalam kawasan ASEAN, juga berpotensi memperkuat ASEAN sebagai pusat perekonomian dunia. Tercatat saat ini, sekitar 50 persen penduduk ASEAN berada pada usia 20-54 tahun, usia yang sangat produktif untuk mendorong kemajuan ekonomi,” pungkas Bamsoet. *Kop.

Exit mobile version