Connect with us

HUKRIM

Citra Kejaksaan Cerminan Wajah Penegakan Hukum, Jaksa Agung : Jangan Tercoreng!

Published

on

JAKARTA | KopiPagi : Bak suara petir di siang bolong, Korps Adhyaksa di seantero negeri tiba-tiba dikejutkan berita Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bagaimana tidak, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari)  Bondowoso dan Kepala Seksi Pidana Khusus pada Kejari Bondowoso tertangkap OTT KPK.

Peristiwa itu – boleh jadi – dapat meluluhlantakkan semangat dan patriotisme Kejaksaan di tengah-tengah citranya yang terus meningkat sebagai institusi Penegakan Hukum yang dipercaya masyarakat.

Peristiwa OTT KPK itu – boleh jadi – juga tak lantas merontokkan semangat dan patriotisme Jaksa Agung Burhanuddin. Sebagai Satria Penegak Hukum, Pak Bur — demikian Jaksa Agung biasa disapa — pada Senin (20/11/2023) dari ruang kerjanya bergerak cepat melakukan kunjungan kerja secara virtual kepada seluruh jajarannya yang masih dilanda suasana gundah gulana.

Di tengah suasana hati seperti itu, Jaksa Agung Burhanuddin mengatakan, citra Kejaksaan adalah cerminan dari wajah penegakan hukum di Indonesia.

“Jangan sampai upaya kita bersama untuk meraih prestasi yang telah kita torehkan selama ini tercoreng karena kelalaian kita sendiri,” ujar Jaksa Agung.

Kunjungan Kerja Virtual kali ini diselenggarakan dalam rangka evaluasi dan pengingat bagi seluruh Insan Adhyaksa terhadap setiap arahan Jaksa Agung, baik yang telah diterbitkan dalam bentuk baik Surat, Surat Edaran, Instruksi, Keputusan, Pedoman Jaksa Agung maupun Peraturan Kejaksaan.

 “Saya ingin memastikan Saudara sekalian agar setiap arahan yang telah saya sampaikan sudah dibaca, laksanakan dan tindaklanjuti secara cermat,” katanya.

Pada kesempatan ini, Jaksa Agung menyampaikan beberapa concern mengenai urgensi mempertahankan kepercayaan publik terhadap Institusi Kejaksaan.

Sampai dengan saat ini, Kejaksaan masih menjadi lembaga penegak hukum yang dipercaya publik menurut Lembaga Survei Indonesia, dan 75,1% kepercayaan dari masyarakat merujuk survei dari Indikator Politik Indonesia.

“Hal itu merupakan sesuatu yang sulit dipertahankan,” tandasnya.

Menurut Jaksa Agung, tingkat kepercayaan publik yang telah dicapai Kejaksaan merupakan buah dari kerja keras seluruh Insan Adhyaksa dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

“Jangan jumawa dan lengah!” ajak Pak Bur. Katanya, perlu konsistensi dalam menegakkan integritas dan dedikasi sebagai faktor utama.

Terkait peristiwa Bondowoso, Jaksa Agung menekankan bahwa integritas sudah sepatutnya menjadi standar minimum yang harus dimiliki setiap Insan Adhyaksa, dan menjadikan hal tersebut menjadi sebuah habit (kebiasaan).

“Saya perintahkan kepada seluruh personel agar menjadikan peristiwa ini sebagai cambuk  instrospeksi diri. Hentikanlah segala upaya untuk mencoba-coba mendekatkan diri dari perbuatan tercela yang kelak mencoreng nama baik pribadi, keluarga dan institusi,” tandasnya.

Jaksa Agung menegaskan tidak akan segan dalam memberikan sanski, baik administrasi maupun pidana kepada setiap orang yang masih berupaya melakukan tindakan tercela, karena lebih baik mengorbankan satu orang daripada mengorbankan satu institusi.

Dia juga menekankan pentingnya meningkatkan pengawasan melekat di satuan kerja.

Mengenai hal itu, Jaksa Agung telah mengeluarkan Surat Umum Jaksa Agung Nomor: R-3/A/SUJA/01/2022 tentang Meningkatkan Pengawasan Melekat pada Satuan Kerja. Mengingat kewenangan Kejaksaan sangatlah besar, maka kewenangan tersebut harus dimanfaatkan secara benar dan bertanggung jawab serta yang terpenting adalah bermanfaat bagi masyarakat.

“Jangan sekali-kali bermain dengan perkara ataupun intervensi pengadaan barang dan jasa. Oleh karena itu bagi para pemimpin satuan kerja, para Kajati dan Para Kajari agar segera laksanakan mitigasi pencegahan terjadinya penyalahgunaan kewenangan para anggotanya, terlebih ini merupakan akhir tahun anggaran yang rentan terjadi penyimpangan,” ucap Jaksa Agung.

Kemudian mengenai pola interaksi sosial yang kini telah bertransformasi ke arah digital, Jaksa Agung mengingatkan agar bijak menyikapinya, terutama dalam menggunakan media sosial untuk memanfaatkannya sebagai Branding Institusi.

“Jangan sampai berita kurang baik yang menyangkut nama baik institusi malah ikut diviralkan. Hal tersebut memang menjadi ironi, tetapi jangan sampai hal buruk yang mencoreng nama baik institusi malah menjadi objek penyebarluasan yang dilakukan oleh kita sendiri,” terang Burhanuddin.

Pada akhirnya Jaksa Agung kembali  mengingatkan jajarannya untuk terus meningkatkan sense of crisis terhadap segala peristiwa yang terjadi belakangan ini, khususnya yang berkaitan langsung dengan kinerja Kejaksaan.

“Tetap jaga integritas dan soliditas, serta tetap rapatkan barisan guna mengoptimalisasi setiap pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewenangan Kejaksaan,” tandasnya. *Kop.

Editor : Syamsuri.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2024 Koran Pagi Online - koranpagionline.com