Connect with us

LIFE

Tempati Rumah tak Layak Huni : Janda Tiga Anak Butuh Bedah Rumah 

Published

on

KopiPagi | PASBAR : Berdasarkan penelusuran Relawan KolaborAksi Kemanusiaan Pasaman Barat (KKPB) melalui tim Komunitas Kinali Peduli yang disampaikan oleh Decky H Sahputra, Ketua KolaborAksi Kemanusiaan Pasaman Barat (KKPB) dan Mon Eferi sebagai ketua MRPB Peduli, kepada koranpagionline.com, Sabtu, (13/03/2021) di Simpang Empat bahwa ada kisah miris warga duafa, seorang Janda inisial RS (30) yang hidup memperihatinkan dengan 3 orang anaknya

Seperti yang dikisahkan oleh relawan Kinali Peduli melalui Mon Eferi, KolaborAksi Kemanusiaan Pasbar begitu mendapat laporan resmi tentang Kisah miris ini yang diteruskan kepada media ini, di mana sesuai dengan penelusuran relawan Kinali Peduli di Kampung Silambau Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat Sumbar, Tim bertemu dengan keluarga duafa ini.

Menurut Mon Eferi, RS (30) hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan, RS dengan ke tiga anaknya tinggal di rumah berdindingkan papan apa adanya dan beratapkan rumbia yang di sana – sini sudah banyak bocornya, bila hujan turun atap rumah tak lagi berfungsi untuk menahan hujan, hingga keadaan di dalam rumah penuh dengan genangan air, sehingga menyulitkan mereka untuk berteduh, apa lagi bila hujan datang malam hari, maka mereka akan susah tidur.

Seperti yang diceritakan oleh tim Kinali Peduli kepada koranpagionline.com, melalui Decky dan Mon Efery, kondisi fisik Rika pun tidak sempurna lagi, yakni sebelah matanya sudah buta akibat suatu insiden yang terjadi 3 tahun silam, di mana saat itu anak ke tiganya yang masih berusia 1 tahun saat digendongannya memegang lidi sosis dan tanpa sengaja tiba-tiba lidi sosis itu tertusuk masuk ke mata RS  oleh anak bungsunya yang sedang rewel dalam gendongannya.

Kejadian itu membuat matanya buta sebelah, dan mirisnya lagi dalam kondisi seperti itu sang suami malah meninggalkannya begitu saja bahkan kini sudah menikah lagi dengan perempuan lain, tanpa mempedulikan nafkah RS dan ke tiga anaknya.

Diterangkan Mon Efery lagi, RS dalam memenuhi kebutuhan hidup dengan tiga anaknya sehari-hari awalnya berjualan kerupuk sanjai di depan rumahnya, namun jualannya kadang laku kadang tidak, bahkan kadang dalam sehari tidak ada yang terjual.

Karena kondisi yang sulit tersebut, akhirnya RS  mencoba pindah berjualan dekat jembatan lokasi ikan larangan Silambau.

Karena orang selalu ramai berkunjung ke lokasi tersebut, RS berharap banyak orang yang belanja.

Menurut Mon Eferi, jika jualan RS laku terjual, tentu hasilnya untuk belanja kebutuhan hidup bersama anak-anaknya akan terpenuhi, ternyata itu tak mencukupi, sebab harapan RS hasil jualannya akan bisa pula membayar hutangnya, “jangankan dapat membayar hutang, untuk makan dan belanja sehari-hari saja mereka susah,” terang Mon.

Karena situasi kehidupan mereka yang sulit itulah setiap hari RS selalu menangis, sebab ia merasa tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan hidup anak pertama dan keduanya yang sudah seharusnya sekolah. Sedangkan anak ketiga yang baru berumur 4 tahun saat ini sering sakit-sakitan.

Seperti yang diceritakan oleh Relawan Kinali Peduli kepada Mon Efery dan Decky yang diteruskan kepada media ini (KopiPagi) bahwa ibu dan anak-anaknya ini sering keluar masuk rumah sakit. Kadang anaknya yang sakit, kadang mata RS yang sakit akibat sering menangis.

Demikian juga anaknya yang pertama sering masuk rumah sakit dan dirawat karena menderita maag yang kronis, ini bisa saja

diakibatkan keadaan sulit yang kadang  makan kadang tidak, sebab kalau tidak ada uang sama sekali dan beras juga habis, maka mereka sekeluarga tidak makan.

Dengan nada prihatin dan sedih, Mon Efery melanjutkan cerita realita yang mengenaskan ini, Mon Efery dan Decky seakan tak percaya, di negeri kita yang sudah lama merdeka dan katanya kaya ini ternyata benar-benar ada masyarakatnya yang hidup serba kekurangan.

” Merasa berdosa rasanya jika kondisi warga duafa, saudara kita ini tidak segera kita atasi bersama,” keluh Mon Efery dan Decky hampir bersamaan.

Untuk itu Decky melalui media ini (KoranPagi) menghimbau dan mengajak Kepada para dermawan yang ingin ikut berpartisipasi dan  berkontribusi mengurangi penderitaan saudara kita ini melalui Gerakan Sosial Kemanusiaan dengan menyalurkan infaknya ke MRPB PEDULI di BRI, No. Rekening 0615-01-008410-53-1.

Dan mereka berharap semoga melalui tulisan berita di media KoranPagi ini bukan saja  sampai ke Pemkab Pasaman Barat cq Dinas Sosial, Baznas atau Dinas Perumahan dan Pemukiman Provinsi, maupun para Wakil Rakyat Pasbar yang terhormat, juga harapan mereka didengar oleh Pemerintah Pusat dan anggota DPR RI termasuk DPD dapil Sumbar yang ada di Jakarta sana, bahwa ternyata masih ada rakyatnya mungkin bukan saja di Pasbar, tapi di belahan pelosok bumi pertiwi ini yang masih hidup di bawah garis kemiskinan butuh perhatian. ***

#BersamaKitaBisa

#BerbagiTakPernahRugi

Pewarta : Zoelnasti.

Exit mobile version