Connect with us

HIBURAN

MAC UI dan Ditjen Kebudayaan Pentaskan Seni Sarandaro Papua Barat

Published

on

KopiPagi DEPOK : Makara Art Center Universitas Indonesia (MAC UI) berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal (ditjen) Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menyelenggarakan Apresiasi Seni Nusantara bertajuk Kesenian Sarandaro dari Papua Barat.

Pagelaran seni berlangsung pada Jumat (20/11/2020) serta dapat disaksikan kembali melalui kanal youtube MAC UI https://youtu.be/ZrpSeWoRGac dan atau kanal youtube Budaya Maju Kemendikbud.

Pada episode ke-6 dari rangkaian Apresiasi Seni Nusantara, MAC UI menampilkan dan membedah seni Sarandaro yang memadukan unsur musik, lagu dan cerita tentang kisah hidup sehari-hari. Kesenian ini pada mulanya merupakan bagian dari prosesi adat suku Wandamen di Papua Barat untuk menyerahkan anak pada rora (langit) dan uta (bumi), dalam bentuk nyanyian dan tarian. Sejalan dengan perkembangan zaman, upacara ini akhirnya menjadi sandiwara tradisional.

Franki Raden, Ph.D (ahli etnomusikologi); Dr. Amanah Nurish (Antropolog dan dosen Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI); dan George W. Yamaki (Pelaku seni Sarandaro Papua Barat) hadir selaku narasumber yang memberikan apresiasi dan mengulas kesenian ini, yang dipandu oleh Dr. Hendra Kaprisma.

Melalui event ini, MAC UI berupaya untuk memperkenalkan khasanah budaya Indonesia. “Mungkin, selama ini kita tidak pernah mendengar bagaimana bahasa masyarakat Papua Barat, kita juga tidak mengenal jenis musik tradisionalnya. Dengan menyaksikan pagelaran sarandaro ini, kita dapat melihat langsung berbagai peralatan musiknya, mendengarkan bahasa, dan nyanyian yang langsung dibawakan oleh masyarakat Papua Barat,” kata Ngatawi Al-Zastrouw, Kepala MAC UI.

Menurutnya, MAC UI juga menyediakan wadah untuk mempertunjukkan, dan mengapresiasi kesenian sarandaro sebagai bagian dari seni Nusantara. “Diharapkan rangkaian pertunjukan seni yang digelar MAC UI dapat menggali nilai-nilai budaya yang dimiliki Bangsa Indonesia, serta memperkenalkan kepada generasi muda. Dengan demikian, penerus bangsa kita mampu berkreasi melakukan aktualisasi, rekonstruksi dan inovasi budaya Nusantara,” terang Zastrouw. Dep/Kop.

Media Partner : depoktren.com

Exit mobile version