Connect with us

KULINER

Gunakan Nama “Kenthir” Pada Produk Olahan Kopi : Sriyanto Dinilai Aneh…

Published

on

UNGARAN | KopiPagi : Kopi “Kenthir” selama ini banyak memunculkan pertayaan bagi siapa saja pecinta minuman kopi. Pasalnya, nama tersebut dinilai aneh ataupun unik, ternyata “Kenthir” itu merupakan kepanjangan dari ‘Kenthel Tur Ireng” dan itulah merk produk olahan kopi yang ditekuni oleh Sriyanto (48) , warga Jeruk Wangi RT 05 RW 06, Desa Bedono, Kec Jambu, Kab Semarang.

Sriyanto tunjukkan salah satu produk kemasan olahan kopi ‘Kenthir’. (Foto Heru Santoso).

Kepada koranpagionline.com, Sriyanto menceritakan awal mula menggunakan nama ‘Kenthir’ pada produk olahan kopinya. Diawali saat dirinya akan mendaftarkan ke HAKI sekitar tahun 2016 lalu. Ketika bertemu dengan salah satu konsultan HAKI di Semarang disebutkan jika akan mendaftarkan nama ‘Executive Taste’ yang dipakainya. Namun, saat itu juga konsultan HAKI tersebut mengatakan jika kalimat itu sudah merupakan kalimat pasaran. Bahkan, konsultan tersebut memintanya untuk mengganti nama merk.

“Saya seketika langsung menyebut kata “Kenthir” dihadapan konsultan HAKI tersebut. Ternyata, langsung dikatakan jika nama tersebut bagus dan unik. Dari sinilah akhirnya mendaftarkan ke HAKI bisa diterima dan sampai sekarang saya tetap menggunakan nama Kopi “Kenthir”. Untuk kepanjangannya adalah ‘Kenthel Tur Ireng’,” terang Sriyanto kepada koranpagionline.com, Rabu (30/11/2022).

Menurut lelaki dengan tiga anak ini, nama ‘Kenthir’ akhirnya tetap dipakainya dan melekat pada produk olahan kopinya. Bahkan, sempat juga akan merubah nama ‘Kenthir’ itu dengan menggunakan singkatan nama ketiga anaknya (Ihdina). Namun, saat dicoba beberapa bulan justru tidak dapat menaikkan permintaan produk olahan kopinya. Akhirnya, memutuskan untuk tetap menggunakan nama “Kenthir” dan sampai sekarang ini.

Seiring berjalannya waktu, awal mulanya kopi olahannya itu ada rasa ‘sepet-sepetnya’. Ternyata, ‘sepet’ ini dari proses penggorengan kopinya. Bahkan, ketika kedatangan tamu yang mengaku sebagai ‘tukang goreng kopi’ yang sudah digelutinya sekitar 14 tahun, dikatakan jika rasa ‘sepet’ itu muncul karena saat proses penggorengan api terlalu besar. Bukan itu saja, harusnya saat kopi digoreng ada penutupnya sehingga panas dalam gorengan kopi itu dapat tertahan. Serta, api harus kecil sehingga benar-benar matang atau masak dan layak serta rasa ‘sepet’ itu akan hilang.

“Rasa ‘sepet’ pada kopi itu muncul karena api saat proses penggorengan terlalu besar sehingga getah kopinya tidak hilang. Setelah saran dan masukan itu, saya mencoba memproses dari awal sesuai masukan itu ternyata benar dan hasilnya kopi olahannya tidak lagi sepet. Intinya, yang membikin adanya rasa sepet karena getah kopinya tidak mati,” tandas Sriyanto ‘Kenthir’. *Kop.

Pewarna : Heru Santso

Exit mobile version