Connect with us

RAGAM

Beternak Ayam : Pastikan 3 Zona Isolasi Ini Ada di Lingkungan Peternakan

Published

on

Oleh : Muhammad Haydar Adz Dzikra

JAKARTA | KopiPagi : Dalam membangun peternakan ayam kamu tidak bisa asal bangun, kamu harus paham tentang zona isolasi untuk lingkungan peternakan, agar biosekuriti kandang lebih optimal. Biosekuriti dalam peternakan diartikan sebagai upaya pencegahan kuman penyakit agar tidak masuk ke dalam peternakan, sehingga ayam tetap sehat dan menghasilkan produk yang aman, utuh dan halal (ASUH).

Lahan peternakan ayam harus terbagi menjadi 3 zona, yaitu zona merah (zona kotor), zona kuning (zona transisi) dan yang terakhir zona hijau (zona bersih).

Pada zona merah, itu terdapat pintu masuk utama area peternakan, yang biasanya terdiri dari pos penjaga, area disinfeksi untuk mensterilkan tamu yang masuk ke area peternakan, kantor/ruang administrasi, area batas kendaraan, dan kegiatan apapun diluar kegiatan ternak. Pada zona kuning, tamu harus diberikan disinfeksi lagi untuk memasuki zona kuning ini, yang di dalamnya terdapat, tempat istirahat anak kandang, gudang peralatan dan gudang ransum. Di zona terakhir yaitu zona merah, lagi-lagi harus ada kegiatan disinfeksi karena akan memasuki daerah inti dari peternakan ayam tersebut, yang didalamnya berisikan kandang-kandang ayam dan ruang karantina kandang ayam.

Muhammad Haydar Adz Dzikra..

Tujuan dari pembagian zona ini yaitu mengatur masuknya orang ataupun benda ke area peternakan ayam. Karena, keduanya merupakan perantara kuman penyakit yang dapat masuk ke dalam tubuh ayam. Biosekuriti 3 zona ini dapat diterapkan oleh semua peternak, baik peternak besar atau bahkan peternak kecil. Praktik ini dapat dilakukan dengan mudah. Sedangkan kunci keberhasilan penerapan bukan karena peralatan, melainkan pada niat yang kuat dan kedisiplinan peternak itu sendiri.

Apabila peternakan berlokasi dekat dengan rumah tinggal, maka pastikan bahwa area kandang terlindungi dan dijadikan sebagai zona hijau/zona bersih. Ada berbagai cara untuk menandai setiap zona, misalnya dengan tali rafia hijau, warna tali rafia menyesuaikan dengan warna zonanya. Barang-barang yang perlu disiapkan antara lain seperti, sandal  berwarna hijau dan cairan disinfektan beserta ember ataupun wadah lainnya untuk mensterilkan kaki dengan mencelupkan kaki ke dalam cairan disinfektan tersebut. Peternak atau siapapun yang ingin memasuki area peternakan diharuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum memasuki zona hijau, lalu dilanjut dengan mengenakan pakaian dan sandal khusus. Hal ini terkesan remeh akan tetapi sangat penting untuk merintis biosekuriti 3 zona.

Pengaturan lalu lintas juga merupakan hal penting, karena bertujuan menyeleksi barang-barang yang memasuki area kandang. Barang-barang yang diperbolehkan masuk ke area kandang hanya yang benar-benar diperlukan saja, seperti bibit (DOC/pullet), ransum, air, peralatan penting, vaksin, obat disinfektan dan pekerja. Selain itu, pekerja juga harus mehami mengenai tata cara memasuki kandang. Sebagai contoh apabila tidak menerapkan sistem all in all out atau one age farming, maka kunjungan kandang diawali dari kandang ayam yang berumur muda hingga yang berumur tua dan dari ayam yang sehat ke ayam yang sakit.

Biosekuriti merupakan benteng awal pencegahan penyakit ayam, serangan penyakit pada usaha peternakan terutama unggas dapat menimbulkan kerugian yang besar. Sebagai seorang pengusaha ternak kita selalu berusaha menjaga ternak agar selalu sehat dan terhindar oleh penyakit. Dengan tantangan bibit penyakit yang semakin kompleks, selayaknya kita melakukan vaksinasi untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh virus. Jika vaksinasi sudah dapat dilakukan oleh peternak, maka langkah selanjutnya yaitu dengan menerapkan biosekuriti, akan tetapi terkadang masih terdapat peternak yang belum maksimal menerapkannya.

Biosekuriti sangat penting untuk mencegah bibit penyakit dapat menyebar masuk ke peternakan, agen penyakit dapat menyebar ke dalam lingkungan peternakan ayam melalui berbagai cara yang berlangsung secara vertikal maupun horizontal. Penularan secara vertikal, ini biasanya melalui saluran reproduksi induk ayam, telur yang dihasilkan oleh ayam ketika menetas menghasilkan DOC yang tercemar bakteri atau virus dan terbawa masuk ke dalam peternakan ayam.

Dan Penularan secara horizontal, penularan ini biasanya terjadi kontak langsung dengan masuknya ayam dari luar kandang yang membawa penyakit atau tertular dari ayam yang sakit. Bisa juga dari ayam sehat baru sembuh dari penyakit tetapi berperan sebagai pembawa (carrier) agen penyakit. Sedangkan penularan horizontal secara tidak langsung dapat melalui, terbawa alas kaki dan pakaian tamu atau anak kandang (pekerja) yang berpindah-pindah dari zona satu ke zona lainnnya. Terbawanya bulu-bulu, feses dan debu pada peralatan dan sarana seperti tempat telur, truk, dan lain-lain. Terbawa oleh tikus, burung liar, kumbang, dan serangga-serangga lainnya. Terbawa oleh bahan pakan atau bahan baku pakan yang terkontaminasi mikroorganisme sejak dipanen, di pabrik atau di kandang. Menular melalui air seperti bakteri E.coli dan Salmonella. Menular lewat udara seperti virus ND dan ILT. Terbawa melalui peralatan kandang.

Hal terpenting dalam biosekuriti adalah kekonsistensiannya atau dalam pelaksanaannya dilakukan secara terus-menerus. Biosekuriti tidak terus menerus tentang biaya yang mahal, namun dapat dilaksanakan dengan biaya murah. Penerapan biosekuriti yang paling umum dilaksanakan oleh peternak yaitu sanitasi kandang dengan menyemprotkan disinfektan. Namun apakah dengan menyemprotkan disinfektan sudah cukup? Tentu saja belum.

Secara harfiah, biosekuriti dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan untuk melindungi makhluk hidup dari penyakit. Dalam usaha budidaya ayam, biosekuriti sebagai upaya untuk mencegah masuk dan menyebarnya penyakit menular ke dalam lingkungan kandang ataupun diluar kandang. Oleh karena itu, penerapan biosekuriti harus dijalankan secara menyeluruh, terus-menerus dan dinamis untuk menjaga ayam kamu terhindar dari serangan penyakit. Tentu saja sistem biosekuriti tidak akan berjalan dengan baik apabila masyarakat peternakan seperti, pemilik, manajer, pekerja atau anak kandang serta seluruh pengunjung yang berkunjung ke peternakan kamu.

Biosekuriti sangat penting untuk dilakukan di peternakan ayam, yang paling utama karena alasan kesehatan, ekonomi dan hukum. Dengan menerapkan biosekuriti, tentu saja telur ayam akan terjaga kesehatan dan kualitasnya sehingga aman dikonsumsi. Dan juga bila ayam sehat maka peternak tidak akan mengeluarkan biaya kesehatan dan dapat memaksimalkan keuntungan. Maka ayam yang sehat akan memiliki produktivitas yang tinggi. Terkait alasan hukum, dengan menerapkan biosekuriti maka peternak melaksanakan cara beternak yang baik dan sesuai dengan aturan. ***

Penulis Adalah : Mahasiswa Agribisnis, Fakultas Sains & Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Exit mobile version