Connect with us

LIFE

Duka Nagari Maligi yang Tak Hanyut Diterjang Banjir Politik

Published

on

KopiOnline PASBAR,- Melihat antusiasme masyarakat Nagari persiapan Maligi dalam menyambut kehadiran Inyiak, sapaan akrab terhadap Drs. H. Baharudin R. MM saat mengunjungi daerah tersebut memang terlihat penuh haru dalam suasana kekeluargaan dan kerinduan.

Kharisma dan ketokohan yang ada pada Inyiak tetap terlihat, meskipun ia sudah tak menjabat sebagai Kepala Daerah lagi.

Drs. H. Baharudin R. MM

Hadir dalam acara silaturahmi tersebut antara lain Babinsa Maligi, Pj.Wali Nagari Persiapan Maligi, Ka.Jorong se-Maligi, Pemuda dan Ninik Mamak, Bundo Kanduang, Alim Ulama serta Cerdik Pandai termasuk Tokoh Masyarakat juga sejumlah warga Maligi terlihat hadir.  

Baharuddin berkunjung ke Maligi dalam rangka bersilaturahmi dan sekaligus mendengar serta menjemput aspirasi masyarakat Maligi secara langsung, Kamis, (12/03/2020) siang lalu, 

Tanpa dikomando sebahagian besar warga Maligi hadir menyambut kedatangan tokoh masyarakat yang juga sebagai orang tua Pasbar, Drs. H. Baharuddin, R.MM. 

Menurut Baharuddin, kedatangannya ke Maligi ini ingin melihat keadaan masyarakat dan mendengar langsung apa sebenarnya yang terjadi. Sebab, selama ini ia banyak mendengar dan membaca situasi Maligi hanya melalui orang lain dan hebohnya status di dunia maya tentang keluh kesah masyarakat Maligi.

Kehebohan yang ramai di dumay itu terkait permasalahan yang dihadapi masyarakat, seperti adanya warga melahirkan di jalan, bahkan ada juga warga yang meninggal karena tak sempat dibawa keluar untuk berobat. Sedangkan untuk keluar warga juga memposting di statusnya bahwa saat akan keluar dari Maligi mereka cemas, khususnya kaum hawa. Mereka membayangkan akan sulitnya menempuh jalan dengan menyeberangi suak dan melalui jalan becek bila hujan, debu tebal bila musim panas belum lagi jalan yang berbatu, berlubang dan licin. 

Ada juga terkait permasalahan susahnya akses membawa hasil komoditi daerah keluar, di mana sarana jalan sangat sulit ditempuh. Hal ini jelas berdampak pada menurunnya ekonomi masyarakat, belum lagi adanya dugaan pidana maupun perdata yang diarahkan ke beberapa tokoh masyarakat setempat oleh pihak-pihak tertentu yang ingin memecah belah masyarakat dengan menyangkakan atau diterlibatkan kepada mereka berupa tuduhan tanpa kejelasan permasalahnnya, bahkan sudah ada yang sampai ditahan. 

Melihat dan mendengar langsung kebenaran apa yang sebenarnya terjadi melalui dialog dan diskusi tersebut, ternyata intinya tidak lain adalah kurangnya perhatian dan lirikan dari pemerintah Pasbar terhadap Nagari dan masyarakat Maligi hingga dalam periode pemerintahan kini mereka terabaikan dan tak mendapat lirikan pembangunan.

Dengan tak mendapat lirikan maupun tak ditargetkan untuk pembangunan selama ini, akibatnya semua potensi yang ada ikut terabaikan dan dampaknya bukan saja Maligi menjadi daerah tertinggal, tapi kehidupan masyarakatnya pun di bawah garis rata-rata. Bahkan menurut salah seorang tokoh masyarakat, Rendiwal, mengatakan saat ini masih ada sebagian masyarakat yang hidupnya hanya berharap dari bantuan Raskin. 

Harapan masyarakat hendaknya dengan  kehadiran Ketua Komisi III DPRD Pasbar,Drs. H. Baharuddin,R.MM. yang didampingi oleh petinggi PAN Pasbar lainnya, seperti Sekretaris, Dedi Ihram dan Bendahara, Afrizal juga terlihat beberapa insan Pers yang tergabung di Perkumpulan Jurnalis Online (AJO) Pasbar ikut mendampingi titian muhibah tokoh Pasbar tersebut. 

Dengan adanya kehadiran rombongan tersebut, masyarakat Maligi meminta agar insan Pers yang tergabung di AJO Pasbar yang ikut hadir dalam rombongan, untuk dapat mengekspos keadaan apa sebenarnya yang mereka alami dan apa yang masyarakat butuhkan agar Maligi dapat keluar dari daerah terisolir dan tertinggal serta kehidupan masyarakat tidak lagi berada dibawah garis kemiskinan.

Kawasan perkebunan sawit.

“Semoga kunjungan silaturahmi ini dapat menjadi titik harapan kami dari Nagari dan masyarakat Maligi, agar menjadi daerah yang maju dan masyarakat nya sejahtera ke depan.” harap Rendiwal salah seorang tokoh masyarakat setempat. 

Bahkan menurut Dt. Majolelo Hendro Bara, yang didampingi Rendiwal, Panderwix, dan Martalina mewakili kaum emak-emak mengatakan bahwa telah sekian lama kesejahteraan masyarakat terganggu karena antara lain adanya kisruh dengan pihak PT. Perkebunan yang ada di sekitar Maligi khususnya tapal batas dan ingkarnya pihak perusahaan dalam pembagian Plasma. Belum lagi minimnya sarana dan prasarana terutama akses jalan dan jembatan yang belum menyentuh ke masyarakat.

Dalam arena silaturahmi atau temu rama tersebut mereka menambahkan bahwa selain tertinggal, Maligi belum “merdeka”. Sebab, banyak masyarakat yang sakit sebelum dibawa berobat keluar sudah meninggal. Ada juga yang ingin melahirkan dibawa keluar menuju rumah sakit atau Puskesmas, tapi saat masih di jalan sudah melahirkan. Itu semua menurut mereka karena akses jalan yang hingga kini belum tersentuh.

Bahkan ada rencana pembangunan jembatan di Suak yang katanya menelan anggaran Rp 1,3 milyar bukan saja belum selesai, tapi tanpa ada kejelasan terhenti dan terbengkalai begitu saja. Alasan kontraktor dihentikan karena dananya dialihkan ke Silaping. 

Sementara itu, Hendro Bara Datuk Majolelo selaku tokoh masyarakat setempat mengatakan, di masa Baharuddin menjadi bupati periode sebelumnya, masyarakat memang ada merasakan buah karya pembangunan, namun sangat disayangkan, bupati setelah Baharuddin tidak melanjutkan program tersebut.

“Pemerintahan bahkan mentelantarkan kami, bukan saja untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di daerah kami, malah berbagai alasan yang dibuat oleh bupati itu,” ujar.

Ditambahkannya lagi bahwa bisa jadi, Maligi menjadi daerah terabaikan selama ini karena adanya dugaan dendam politik dari lawan politik.

“Anehnya, jalan ke kebun bisa terbangun tetapi jalan akses ke pemukiman masyarakat hingga kini tak terbangun.” ujarnya.

Harapan masyarakat dengan kehadiran Baharudin ke Maligi ini menjadi motivasi bagi masyakat untuk “merdeka” dalam arti tersentuh pembangunan. 

Dt. Majolelo Hendro Bara, dan Bundo Kanduang juga didampingi Pendriwal dan Panderwix kembali bercerita dan menyampaikan bahwa saat mereka sedang memperjuangkan hak plasma masyarakat, tapi salah satu di antara mereka dipidanakan oleh pihak PT. Sangat disayangkan, atas kejadian itu Pemkab tak ada menaruh perhatian, makanya warga masyarakat berharap agar Maligi tidak lagi berada di luar Pasbar. 

 “Selama ini kami di Maligi tak pernah diperhatikan oleh Pemkab Pasbar, bahkan beberapa tahun lalu saat kami dan beberapa tokoh masyarakat Maligi menghadap ke bupati untuk menyampaikan keadaan masyarakat, kami malah dicemooh atau direndahkan oleh bupati tersebut, ” ujar Datuk panjang lebar. 

Padahal tujuan tokoh masyarakat tersebut menjumpai bupati saat itu hanya ingin menyampaikan keadaan Maligi yang sebenarnya. Namun rupanya sang Bupati itu masih merasa diselimuti dendam politik hingga ia tak menggubris keluhan tokoh masyarakat Maligi tersebut. 

Bahkan salah satu tokoh masyarakat tersebut saat dipidanakan oleh perusahaan tak sedikitpun bupati tersebut menaruh hati iba atau ikut membela rakyatnya,

“Sebenarnya hal ini tak layak saya ceritakan, karena kepala daerah tersebut kini telah tiada, tapi apa boleh buat, memang itu keadaan yang sebenarnya. Apalagi saat kami mendapat musibah yaitu bencana banjir, Maligi tak terperhatikan dan untungnya Maligi tak hanyut,” terangnya. 

Harapannya dengan kehadiran Ketua Komisi 3 ke Maligi akan dapat membuka mata Pemkab Pasbar, khususnya hak masyarakat tentang plasma. Sebab, hingga kini dari 2165 Ha yang ada namun hanya 665 Ha yang diserahkan ke masyarakat. Selebihnya sekitar 1500 Ha tak tentu rimbanya.

Terlebih lagi hingga kini, akses jalan dan jembatan yang dibutuhkan pun tak terdengar percikan batu atau suara palu tuk pembuatannya. Diakui sebagi bagian dari warga Pasbar, tapi nasibnya terabaikan. Belum lagi tingginya kost biaya hidup karena akses dan sarana transport maupun jembatan yang tidak memadai hingga masyarakat Maligi secara ekonomi tertinggal. 

” Muara Sasak Maligi hanya sembilan kilo plus jembatan, tapi jalan perkebunan bisa terbangun sementara jalan akses rakyat tak tersentuh, kan aneh rasanya,” ketus Kumala. 

Apa lagi dikatakannya dalam Musrenbang di kabupaten kemarin, ternyata Maligi hanya kebagian sekitar 600 meter untuk penimbunan jalan. yakni lokasi jalan dari Jorong Suka Damai ke Jorong Padang Jaya Maligi dan itupun tak tuntas membuka akses jalan ke dua daerah tersebut.

Akhirnya setelah mendengar langsung keluh kesah dan kebenaran gonjang-ganjing tersebut, Baharuddin memberikan beberapa masukan dan mengajak masyarakat untuk bersama membangun Maligi. 

Menurutnya kalau Maligi ini dikelola dengan baik, Maligi bisa menjadi surga bagi wisata yakni dapat menjadi objek wisata unggulan di Pasbar. 

“Saya hadir di Maligi bukan memberi janji tapi memberi motivasi untuk bersama-sama berjuang membangun Maligi hingga keluar dari daerah tertinggal” 

Dibanding dengan Nagari lainnya yang ada di Pasaman Barat, Nagari Maligi ini terlihat memang cukup tertinggal, jalan masih banyak yang belum jadi, apalagi aspal, seakan itu benda aneh untuk didatangkan ke Maligi. 

Untuk itu menurut Bahar, Bupati Pasbar Periode 2010-2015, saat ini pembangunan infrastrukturlah yang menjadi kebutuhan penting masyarakat, dan ini perlu mendapatkan perhatian besar dari Pemerintah Kabupaten.

Baharuddin mengaku siap untuk berjuang bersama masyarakat agar pembangunan ke Maligi ini dapat diprioritaskan hingga pembangunan infrastruktur yang menjadi harapan masyarakat di Maligi dapat terealisasi hingga kesetaraan dapat menyentuh semua masyarakat Maligi dalam meningkatkan taraf hidupnya.

Mendengar keluh kesah dari masyarakat Maligi, terutama tentang terabaikannya pembangunan infrastruktur Maligi selama ini, hingga Bahar mendorong dan memberi motivasi kepada masyarakat untuk  mampu bersama-sama secepatnya untuk berdialog dengan Kepala Daerah tentang keadaan dan kondisi apa sebenarnya yang terjadi di Maligi. Apa lagi keadaan masyarakat sampai kini tidak dapat menggerakkan ekonominya dikarenakan sarana dan prasarana tidak pernah diperhatikan. 

Dalam kesempatan itu, Baharuddin juga menyempatkan meninjau lokasi pembangunan jembatan yang gagal di Suak Maligi. 

Gambaran Maligi sebagai daerah terisolir dan tertinggal ternyata bukan isapan jempol belaka. Semua apa yang didengar selama ini oleh Inyiak bagaimana gambaran sebenarnya sudah terbukti setelah berkunjung dan mendengar langsung dari masyarakatnya. 

Baharuddin mengatakan bagaimana agar ke depan Maligi dapat lepas dan keluar dari daerah terisolir dan tertinggal, maka ia yang saat ini bukan lagi pemegang kekuasaan atau pemimpin namun sebagai orang yang telah diberi amanah oleh masyarakat sebagai Wakil Rakyat di DPRD Pasbar dan kebetulan menjadi Ketua di Komisi III, yang menurutnya salah satu tugasnya adalah pengawasan, makanya Baharuddin bersedia memfasilitasi dan menjembatani bila adanya penyampaian usulan masyarakat  tentang kondisi daerahnya ke Bupati maupun ke DPRD Pasbar. 

Pada silaturahmi itu Baharuddin selain memotivasi juga menyampaikan dan mendorong dengan membangkitkan semangat masyarakat Maligi agar mempersiapkan data tentang keadaan Maligi yang sebenarnya tanpa ditambah atau dikurangi sebelum berdialog dengan Pemerintah Daerah.

Menurutnya kalau dapat terlebih dahulu dibuat surat pengaduan yang diketahui oleh selain ke empat Jorong yang ada di Maligi, juga Ninik Mamak, pemuda dan tokoh masyarakat dan ditandatangani lalu surat ditujukan ke Kepala Daerah Kabupaten dan ke Ketua DPRD Pasbar dengan tembusan ke beberapa pihak yang berwenang.

Pada dialog tersebut Baharuddin mengatakan bahwa setelah ia mendapat berbagai masukan dan mengetahui apa sebenarnya yang terjadi di Maligi melalui dialog langsung ini, untuk itu ia akan siap memfasilitasi dan menjembatani masyarakat dengan pihak Pemkab maupun DPRD Pasbar dalam penyelesaiannya.

“Saya hadir di Maligi saat ini, bukan dalam kapasitas pemimpin atau pejabat penentu, tapi sebagai masyarakat yang mendapat amanah sebagai wakil rakyat. Untuk itu saya tak memberi janji, tapi sebagai wakil rakyat siap menghidupkan inspirasi masyarakat dan siap memfasilitasi dan terdepan dalam ikut memperhatikan maupun memperjuangkan hak-hak masyarakat saya” ujarnya. 

Baharudiin datang ke Nagari Maligi intinya hanya ingin memberi motivasi dan mendengar serta menjemput aspirasi masyarakat melalui inspirasi bersama, bagaimana agar masyarakat dapat menyampaikan keluh kesahnya ke arah yang tepat sehingga ke depan Nagari Maligi dapat terlepas dan keluar dari daerah terisolir. 

Langkah tokoh masyarakat dan juga mantan bupati yang saat ini menjadi Wakil Rakyat di DPRD Kabupaten Pasbar itu dinilai oleh beberapa tokoh Pasbar bahwa Baharuddin memang sosok pemimpin yang dekat dengan masyarakat.  Zoelnasti 

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2024 Koran Pagi Online - koranpagionline.com