Connect with us

MEGAPOLITAN

Pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet Mbludak : Sempat STOP Pasien

Published

on

KopiPagi | JAKARTA : Koordinator Humas dan Komandan Lapangan RSD Wisma Atlet Letnan Kolonel Laut M Arifin menyatakan, terjadi antrean pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet Kemayoran. Pasien pun harus rela menunggu dengan duduk di lantai karena bangku yang sediakan tidak dapat menampung.

Oleh karena itu, pihak RSD Wisma Atlet akan mengatur tempat tidur pasien Covid-19. Wisma Atlet pun tidak menerima pasien baru pada pagi hari ini.

Koordinator Humas dan Komandan Lapangan RSD Wisma Atlet Letnan Kolonel Laut M Arifin

“Pagi ini saya kendalikan dulu, enggak ada yang ngirim (pasien) dulu, mau persiapan atur bed (tempat tidur). Siang kayaknya baru pada mau ngirim (pasien),” kata Arifin saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (15/6/2021).

Dia menyebut antrean panjang hingga dini hari sempat terjadi pada Senin 14 Juni 2021. Sebab hampir 600 pasien masuk ke RSD Wisma Atlet.

“Iya saking banyaknya, kasih tahu masyarakat memang benar seperti itu (keadaan RSD Wisma Atlet), antre sampai dini hari baru dapat kamar, sampai lesehan,” ujar dia.

Arifin mengatakan, ketersediaan kamar perawatan pasien di ESD Wisma Atlet Kemayoran sudah hampir penuh. “Iya intinya untuk ketersediaan (kamar isolasi) sudah lampu kuning menjelang merah,” jelas dia.

DKI akan Masuk Fase Genting

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai ibu Kota dapat memasuki fase genting bila penanganan kasus Covid-19 tidak dapat segera ditangani. Sebab terdapat kenaikan jumlah kasus aktif yang cukup tinggi.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

“Bila kondisi sekarang tidak terkendali kita akan masuk fase genting. Bila fase genting itu terjadi kita harus ambil langkah drastis seperti September dan Februari lalu,” kata Anies di kawasan Jakarta Selatan, Minggu (13/06/2021).

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menyatakan potensi itu dapat terjadi ketika fasilitas kesehatan mulai kewalahan dalam menangani peningkatan drastis jumlah pasien Covid-19.

Karena hal itu, dia meminta adanya pendisiplinan secara kolektif yang melibatkan semua pihak.

“Harus semua unsur bersama. Kami berharap dengan langkah pendisiplinan yang ditingkatkan beberapa hari ke depan mudah-mudahan situasi di Jakarta menjadi lebih terkendali dan kita berharap kegentingan yang dikhawatirkan tidak terjadi,” papar dia.

Varian Baru Covid-19 Masuk Jakarta

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti, mengkhawatirkan adanya kasus Covid-19 varian baru yang sudah masuk wilayah Ibu Kota.

Ia merinci, varian baru mutasi virus Sars-Cov-2 atau Covid-19, yakni varian yang berasal dari India, di mana transmisi virus ini sudah ada di Jakarta. Maka, ada beberapa varian yang harus diwaspadai, terutama varian Delta B1617.2 yang sudah bertransmisi di Jakarta.

“Varian baru ini cukup merepotkan karena mereka memiliki kemampuan tersendiri untuk menginfeksi kita. Seperti kita ambil contoh varian Delta B1617.2 yang amat mudah menyebar dan varian Beta B1351 yang amat mudah membuat gejala menjadi berat atau lebih mematikan,” kata Widyastuti seperti dilansir dari Viva, Selasa (15/06/2021).

Meskipun menurut penelitian terakhir, lanjut dia, seluruh varian masih dapat diantisipasi dengan vaksin tetapi ini benar-benar harus diwaspadai bersama.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti,

Melihat Jakarta yang memasuki fase krusial dan mencegah agar tak masuk fase genting, Widyastuti, memastikan seluruh jajaran Pemprov DKI kini tengah bekerja menyiapkan antisipasi jangka pendek terlebih dahulu dengan menambah semaksimal mungkin kapasitas keterisian tempat tidur isolasi atau Bed Occupancy Rate (BOR).

Sebab, seperti diketahui, ada peningkatan keterisian pasien Covid-19. Per tanggal 31 Mei 2021, kapasitas tempat tidur isolasi di Jakarta sebesar 6.621 dan terpakai 2.176 atau 33 persen dan ICU sebesar 1.014 dan terpakai 362 atau 36 persen.

“BOR kita juga naik signifikan, per tanggal 14 Juni kapasitas tempat tidur isolasi sebanyak 7.341 terisi 5.752 atau sudah menyentuh 78 persen hanya dalam 2 minggu dan ICU sebesar 1.086 terisi 773 atau 71 persen,” ujarnya.

Lebih lanjut, kata dia, dari 78 peren keterisian tempat tidur tersebut 25 persennya merupakan warga luar DKI Jakarta. Namun, ia tetap untuk tak membeda-bedakan pelayanan, tetapi ini menjadi peringatan bahwa virusnya tak mengenal batas wilayah.

“Hal ini harus kita antisipasi dengan terus menambah jumlah BOR,” ungkapnya.

Maka dari itu, Pemprov DKI Jakarta telah menggandeng berbagai pihak dan memanfaatkan berbagai sumber daya untuk menambah BOR. Pemprov DKI berencana menambah fasilitas isolasi mandiri bekerja sama dengan pusat dengan BNPB, seperti Rusun Nagrak Cilincing, Wisma PMII, dan Wisma Ragunan yang nantinya akan digunakan sebagai fasilitas tambahan, bila Wisma atlet mengalami lonjakan orang yang harus ditangani.

Selain penambahan kapasitas BOR, menurut Widyastuti, Pemprov DKI Jakarta juga tengah mengusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk menambah tracer (petugas yang akan melakukan pelacakan). Tracer inilah yang nantinya memegang peran penting untuk melakukan deteksi dini. Sehingga, pengendalian dapat dilakukan dengan baik. Viv/lip6/kop.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2024 Koran Pagi Online - koranpagionline.com