Connect with us

LIFE

Relawan MRI-ACT Lepaskan Tali Pasung Kedua Kaki Remaja 15 Tahun

Published

on

KopiPagi SALATIGA : Sejak tujuh tahun lalu, seorang anak laki-laki bernama Yehezkiel Eka Putra (15) warga Nobokulon RT 02 RW 10, Kelurahan Noborejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga menderita kelainan jiwa dan harus tinggal diam dirumah dengan kedua kakinya harus dipasung menggunakan tali.

Kiki, demikian nama panggilan bocah remaja tersebut, sejak Rabu (22/07/2020) dapat tertawa lepas. Pasalnya, dengan kedatangan Tim Relawan Masyarakat Relawan Indonesia – Aksi Cepat Tanggap (MRI-ACT) akhirnya tali pasung pada kedua kakinya itu berhasil dilepaskan. Dipasungnya Kiki oleh Jumirah (45) ibu kandungnya, karena Kiki berkali-kali mengamuk sehingga membuat ibu kandungnya yang janda dan menderita sakit polio berang.

“Kiki mengalami gangguan jiwa sejak dia usia 3 tahun. Saat itu, awalnya Kiki sulit untuk bicara, padahla teman seusianya sudah lancar bicaranya. Bahkan, penedengaran Kiki juga tidak normal. Karena kondisi saya akhirnya tidak dapat merawat secara normal anak saya ini. Dan, sejak tahun 2013 lalu, saya mengikat kedua kaki Kiki menggunakan kain dan saya ikatkan pada tiang tempat tidurnya,” kata Jumirah melalui Ardian Kurniawan Santoso, Koordinator MRI-ACT Kabupaten Semarang & Kota Salatiga kepada koranpagionline.com, Kamis (23/07/2020).

Ditambahkan Ardian, bahwa kondisi kehidupan Jumirah tersebut sudah dilaporkan ke Dinas Sosial Kota Salatiga beberapa waktu lalu. Namun, hingga Tim Relawan MRI-ACT turun langsung mendatangi Jumirah tidak ada perhatian apapun. Jumirah ibu kandung Kiki menderita sakit polio sejak kecil dan akhirnya menderita hingga sekarang diduga karena salah pengobatan. Akibat fatal akhirnya diterima Jumirah, yaitu
lengan tangan kanan dan kakinya mengalami gangguan.

“Dengan kondisi tubuhnya yang tidak normal itulah dan anak lelakinya Kiki yang sering mengamuk, akhirnya Jumirah memutuskan memasung Kiki dan kedua kakinya ditali dan diikatkan pada tiang tempat tidurnya. Bahkan, Kiki saat meminta sesuatu tidak dituruti maka langsung mengamuk. Hal ini merupakan penyebab Jumirah melakukan pasung terhadap Kiki,” kata Ardian.

Ditambahkan, bahwa mengetahui ada anak dipasung dari seorang relawan Satuan Emergency Relawan Indonesia (SERI) Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Mendengar informasi itu, dirinya langsung mengajak mendatangi rumah Jumirah atau Kiki tersebut. Sesampainya rumah Kiki, dengan telaten dan sabar, Ardian mengajak komunikasi baik dengan Kiki maupun ibu kandungnya Jumirah. Akhirnya, Ardian berhasil melepaskan tali kencang pada dua kakinya itu kemudian dengan gembiranya Ardian dan Kiki tertawa. Ardian pun langsung menggendong bocah usia remaja itu.
“Awalnya saya agak takut untuk bisa membawa keluar rumah dan membawa Kiki dan ibunya Jumirah pada tempat perawatan yang layak. Namun, karena dorongan hati untuk dapat membebaskan ibu dan anak itu dari kehidupan yang sekarang ini, akhirnya niat tulus membebaskan Jumirah dan Kiki berhasil. Kiki kami kirim ke rumah sakit jiwa (RSJ) Prof Dr Soerojo, Magelang dan Jumirah kami titipkan di Panti ‘Terang Bangsa’ Randuares, Kumpulrejo, Kota Salatiga. Harapan kami, baik Jumirah dan Kiki akan mendapatkan perawatan yang semestinya dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik serta selalu dilimpahkan berkat dan rahmat oleh Tuhan,” jelas Ardian lebih lanjut.

Sementara itu, Heru Tri S (49) adik ipar Jumirah mengatakan, bahwa kakaknya itu pernah mendapatkan bantuan sebesar Rp 20 juta pada tahun 2010 lalu. Namun, untuk kembali mendapatkan bantuan harus mengikuti banyak aturan diantaranya harus memperbarui persyaratan. Bahkan, petugas survey juga sering mendatangi rumah kakaknya itu. Namun, hanya survey saja dan tidak pernah ada bantuan yang diterimanya.

“Dengan kedatangan saudara-saudara dari relawan MRI-ACT itu, juga sudah berembug bersama keluarganya. Dan keluarganya mengijinkan untuk membawa keluar rumah baik Jumirah dan Kiki menjalani perawatan. Mbak Jumirah dibawa ke Panti Terang Bangsa, Randuares Kumpulrejo, Salatiga dan Kiki dirawat di RSJ Magelang. Sekali lagi, kami keluarga besar Mbak Jumirah menyampaikan terima kasih kepada Mas Ardian dan tim relawan yang telah peduli terhadap Mbak Jumirah dan Kiki,” tandas Heru Tri S kepada koranpagionline.com, Kamis (23/07/2020). Kop.

Pewarta :

Heru Santoso