Connect with us

NASIONAL

REFLEKSI 96 TAHUN SUMPAH PEMUDA

Published

on

Joko Priambodo. Ist.

By : Joko Priambodo

KONGRES Pemuda Kedua yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia atau PPPI pada 27-28 Oktober 1928 telah mewariskan pada kita generasi muda Indonesia hari ini sebuah ikrar persatuan, Sumpah Pemuda.

Bukan sembarang ikrar, generasi emas Pemuda Indonesia perintis kemerdekaan telah mengabadikan dalam sejarah, bahwa kesadaran pentingnya persatuan yang diikat oleh nilai-nilai kesetaraan dalam bertanah air, berbangsa dan berbahasa adalah modal penting dalam mengatur kehidupan bersama yang merdeka. Gelora persatuan nasional Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 tersebut kemudian menjadi energi besar dalam perjuangan revolusi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yang kemudian 17 tahun kemudian mewujud dalam “jembatan emas” Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945, yang juga terselenggara atas perjuangan kaum muda Indonesia. Lantas apa yang hendak kita (pemuda Indonesia hari ini) wariskan kepada pemuda Indonesia 96 tahun mendatang?

Refleksi 96 tahun Sumpah Pemuda bagi pemuda Indonesia hari ini mengandung beberapa poin penting. Mengingat alam kemerdekaan Indonesia yang terlahir begitu mulia berkat perjuangan dan pengorbanan jiwa raga, telah dilecehkan oleh pewaris-pewaris kemerdekaan Indonesia!

Betapa kita saksikan hari ini semangat persatuan Sumpah Pemuda, sumpah setia bertanah air satu tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia dan berbahasa yang satu Bahasa Indonesia. Terkoyak oleh berbagai perilaku tamak anak bangsa yang menyebabkan kerusakan lingkungan, membahayakan batas-batas kedaulatan, korupsi yang membudaya, melazimkan kecurangan-kecurangan dan tindakan-tindakan licik dalam kehidupan bernegara, saling curiga dan buruk sangka antar suku, ras dan agama, wacana disintegrasi mulai menggema menuntut merdeka.

Ironis, sebab keberadaan kita sebagai bangsa Indonesia yang merdeka hari ini adalah juga buah tuntutan dan perjuangan kemerdekaan. Karena senyatanya, tidak dirasakan sepenuhnya oleh seluruh rakyat Indonesia.

Semangat Persatuan: Sumpah Pemuda menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan di antara berbagai suku, agama, dan budaya. Pemuda hari ini perlu meneruskan semangat ini dengan menghargai perbedaan dan membangun solidaritas di tengah keberagaman. Terlebih kondisi zaman ini interaksi masyarakat global semakin dekat dalam genggaman.

Peran Aktif dalam Masyarakat: Pemuda diharapkan untuk aktif dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk sosial, politik, ekonomi dan hukum. Melalui keterlibatan dalam organisasi, komunitas, dan inisiatif sosial, mereka dapat berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

Pendidikan dan Inovasi: Dalam era digital dan globalisasi, pemuda harus memanfaatkan pendidikan dan teknologi untuk berinovasi. Pendidikan yang berkualitas menjadi kunci untuk menciptakan solusi terhadap tantangan yang dihadapi masyarakat. Selain itu juga penting memiliki kompetensi global sekaligus memiliki ciri khas keindonesiaan.

Kepedulian Terhadap Lingkungan: Tantangan perubahan iklim dan kerusakan lingkungan semakin mendesak. Pemuda Indonesia perlu menjadi agen perubahan dengan mempromosikan kesadaran menjaga kelestarian lingkungan dan praktik-praktik berkelanjutan.

Kemandirian Ekonomi: Dengan semangat Sumpah Pemuda, pemuda Indonesia diajak untuk berani berwirausaha dan menciptakan lapangan kerja. Kemandirian ekonomi menjadi penting untuk memperkuat ketahanan bangsa.

Identitas dan Nilai-nilai Kebangsaan: Pemuda perlu memahami dan menginternalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda, seperti nasionalisme dan cinta tanah air, kebanggaan berbahasa Indonesia dengan memperkaya sastra dan kosakata Indonesia agar bisa mempertahankan identitas bangsa di tengah pengaruh global.

Mempromosikan nilai-nilai Integritas: Pemuda Indonesia hari ini harus berperan aktif dalam mencegah dan memberantas korupsi di semua tingkatan dan ruang kehidupan. Jangan lagi pemuda Indonesia merasa bangga atau ikut bersorak terpesona melihat para penghianat bangsa mempertontonkan kemegahan dunia hasil korupsi, kolusi dan nepotisme! Seakan wajar adanya.

Refleksi ini menegaskan bahwa pemuda Indonesia memiliki tanggung jawab besar untuk meneruskan warisan Sumpah Pemuda dengan menjawab tantangan zaman, mengedepankan persatuan, dan berkontribusi dalam membangun Indonesia yang lebih baik. Agar 100 tahun ke depan dan selamanya Negara Kesatuan Republik Indonesia, tetap ada. ***

Penulis adalah : Ketua DPM STIH PGL Jakarta

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *