Oleh : Muhammad Ichsan, S.Pd, M.Hum.
MERUJUK pada Republik of Tiongkok atau Republik of China atau secara umum dikenal dengan Taiwan. Negara berdaulat di Asia Timur yang saat ini masih memperjuangkan “De Jure” dari Republik Rayat Tiongkok (RRT) China Daratan. Taiwan saat ini memiliki dua Bandara Internasional yang beroperasi melayani kedatangan Internasional maupun domestik.
Adapun kedua Bandara Utama tersebut ialah (Taiwan Taoyuan International Airport, Taipei). Bandara ini hanya melayani rute perjalanan internasional atau transit internasional. Bandara ini dibangun setelah Taipei Songshan Airport sudah mulai tidak bisa menampung traffic dari pengunjung yang datang. serta (Kaohsiung International Airport, Kaohsiung).
Adapun Bandara KaohSiung International Airport dulunya juga merupakan pangkalan militer milik Jepang. Pada tahun 1945, setelah Jepang kalah, pangkalan militer ini kemudian digunakan sebagai pangkalan militer China. Karena dorongan kebutuhan dari masyarakat, bandara ini mulai melayani penerbangan komersil secara penuh pada tahun 1972. Bandara ini memiliki dua terminal; terminal untuk penerbangan domestik dan satu lagi untuk terminal penerbangan internasional.
Layak miliki 2 Bandara Internasional seperti Taiwan
Provinsi paling barat Indonesia, Aceh, saat ini tercatat memiliki 1 Bandara Internasional dan 11 Bandara melayani Domestik. Menurut pemerhati kawasan Diaspora Transnasional Asia Tenggara, Muhammad Ichsan, sudah selayaknya Aceh dengan UU Kehususannya mengelola Bandara Internasional lebih dari 1 (satu) layaknya Taiwan. Walaupun kita bukan sebuah negara tapi UU Keistimewaan Aceh harus dimanfaatkan secara maksimal
“Khususnya terkait Bandara di Aceh ada Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda atau Bandara Blang Bintang dan di Sabang ada Bandara Maimun Saleh. Pemkot Sabang berencana membangun Bandara baru bertaraf Internasional yang sinyalir berada dikawasan wisata Anoi Itam dan layak statusnya dinaikkan menjadi Bandara Internasional pula untuk menunjang wisatawan asing dan domestik,” kata Ichsan, Minggu (01/05/2022).
Lebih lanjut Alumni Magister Asia Tenggara FIB UI tersebut mengatakan tujuan lain adanya 2 (dua) bandara Internasional di Aceh selain wisata adalah dipakai untuk bandara khusus (Transit Haji, dan Transit Kegiatan vital pertahanan, persahabatan negara kawasan ASEAN atau Asia Pasific).
“Karena Aceh berada di ujung pulau Sumatera, tepatnya dekat dengan India, ASEAN dan Ancaman pengaruh dari kekuatan besar Amerika dan China di Samudera Hindia maka patut diwaspadai,” ujarnya.
“Taiwan saat ini berada dalam pengaruh Amerika dan Kemungkinan Aceh akan menjadi incaran kekuatan pengaruh China di akses langsung selat malaka,” tutup Ichsan.
Sebelumnya sempat viral harga tiket layanan penerbangan Jakarta ke Banda Aceh melambung tinggi pada tanggal keberangkatan 28-30 April. Bahkan Hingga tembus 9- 10 juta rupiah. ***
Penulis adalah :
Pemerhati Kajian Diaspora Transnasional kawasan Asia Tenggara*