Published
1 bulan agoon
By
masteteGWK Butuh Waktu 10 Tahun untuk Berganti Warna dari Tembaga ke Hijau Kebiruan
By : Dimas Supriyanto.*
JAKARTA | KopiPagi : Diperlukan sepuluh tahun bagi Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Kuta Selatan, Badung – Bali, untuk berganti warna dari tembaga ke warna hijau kebiruan. Demikianlah “gagak hitam” di IKN yang akan menjadi garuda hijau kebiruan – mungkin 10 atau 20 tahun lagi.
Tapi contoh yang paling nyata dan sudah ada, bertahan ratusan tahun – jauh namun mudah digoogle – adalah Patung Liberty di New York, Amerika Serikat. Dalam sejarahnya, melewati 30 tahun berubah menjadi hijau kebiruan yang nampak megah seperti sekarang.
Jika kaum awam belum paham itu haruslah dimaklumi. Tapi jika wartawan dan seniman sendiri tak paham – dan enggan mencari tahu – sungguh menyedihkan. Kelincahan jari di telepon genggam-nya lebih cepat dari daya pikir otaknya, sehingga yang terlontar ejekan dan sinisme. Wanti wanti itu nyata adanya, “How dangerous are smartphones in the hands of stupid people!”
Harap dimaklumi di zaman yang serba instan itu memang melahirkan warga yang maunya instan juga. Seperti mie yang direbus 3 menit saja siap santap. Wartawan dan seniman yang seharusnya mikir dulu sebelum bertindak lebih gemar ikut arus lantaran kebencian dan kejengkelannya sendiri kepada pemimpin tertentu.
Saatnya belajar. Tak usah malu belajar seumur hidup. Apalagi asal mangap dan berceloteh di media sosial dan posting yang nanti mempermalukan diri sendiri – jika masih punya rasa malu.
Melansir dari ‘Wonderopolis’, yang dikutip laman ‘Kompas’, proses perubahan warna dari cokelat menjadi hijau kebiruan pada patung Liberty diakibatkan oleh proses oksidasi. Proses osidasi adalah proses saat udara dan air bereaksi dengan pelat tembaga.
Seiring berjalannya waktu, proses pelapukan tembaga menciptakan lapisan tipis karbonat tembaga yang sering disebut patina (balutan warna hijau pada perunggu yang merupakan oksida serta karbonat dari tembaga). Patina tersebut melindungi tembaga dari korosi. Sehingga tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah.
Dikutip dari ‘Thought Co’, kemunculan patina sebagai pelindung tembaga atau logam, sangat bergantung pada tingkat kelembapan serta polusi udara. Jadi bukan hanya oksigen serta karbon dioksida saja yang memengaruhi munculnya patina. Dari waktu ke waktu, patina terus muncul atau berkembang dan melindungi logam dari korosi.
Hal ini jadi alasan utama mengapa patung yang terbuat dari tembaga, kuningan, serta perunggu bisa tahan sangat lama. Demikianlah yang terjadi pada Patung Liberty, Garuda Wisnu Kencana dan kelak pada Istana Garuda di IKN.
Tak ada keraguan sedikit pun saya pada Nyoman Nuarta, Sang Maestro patung dari Bali pada karya karya besarnya, sebagaimana sudah terbukti membuat ‘landmark’ di berbagai kota di tanah air. Dia sudah teruji lewat karya besarnya, Monumen Jalesveva Jayamahe (Monjaya), Surabaya
Monumen Fatmawati Soekarno, Kota Bengkulu, Patung Wayang, Solo, Patung Arjuna Wijaya, Jakarta (1987), Monumen Proklamasi Indonesia, Jakarta.
Di zaman Bung Karno, para pematung dan seniman Lekra lah yang membuat banyak landmark di ibukota dan kota lainnya – maka kini Nyoman Nuarta, sebagai Pelopor Senirupa Baru yang melanjutkan pembuat penanda di berbagai kota tanah air.
Membuat Istana Garuda di IKN jauh lebih mudah dibanding GWK, kata Pak Nyoman, alumni ITB 1979, yang kini 72 tahun. Lantaran GWK lebih rumit dan lebih raksasa dengan biaya yang harus dicari sendiri – sedangkan Garuda IKN seluruhnya ditanggung negara.
Mari kita lihat fakta fakta di seputar kerumitan GWK : Tingginya 121 meter, mengalahkan patung Liberty yang 93 meter, sehingga dapat terlihat dari jarak pandang 20 km. Terbuat dari bahan logam tembaga, baja serta logam kuningan seberat 4000 ton. Menggunakan 754 potongan modul, yang masing masingnya berukuran 3×4 meter dan berat 1 ton dan pembangunan melalui proses panjang 28 tahun.
Daya tahan fisik dan mental luar biasa dari sang Nyoman
Bandingkan dengan burung Garuda raksasa di IKN yang dirancang dengan bentangan sayap sepanjang 177 meter dan tapi tingginya “hanya” 77 meter, dengan sayap menyelubunginya yang terbuat dari bilah-bilah dari baja anti korosi, meliputi 465 modul, dengan 10 bilah setiap modulnya. Total ada 4.650 bilah. Rangka di belakang bilah-bilah tersebut terbuat dari baja berlubang (perforated steel) yang juga tahan terhadap cuaca, dengan daya tahan hingga ratusan tahun.
Nyoman Nuarta memaparkan, rancangan Istana Garuda ini diinisiasi oleh visinya sebagai seorang seniman dan dikembangkan bersama para ahli, bagi seluruh rakyat Indonesia di BumiNuantara
Nyoman menegaskan bahwa pilihan warna gelap pada Istana Garuda bukan tanpa alasan, yaitu demi menghindari warna-warna mencolok seperti emas yang biasa digunakan pada bangunan mewah.
Dalam satu wawancara, setelah desain setujui, dan dikerjakan, Nyoman menanyakan kepada Presiden Jokowi dan Menteri PUPR Basuki; adakah pesanan tertentu sebagai tambahan untuk Istana Garuda IKN dia kerjakan. Jawabnya, “Tidak ada!” Sepenuhnya diserahkan kepada Nyoman Nuarta.
“Dengan demikian proyek ini sepenuhnya tanggung jawab saya pribadi! Kalau ada kritik, itu tanggung jawab saya pribadi, ” katanya. Diakuinya, dia banyak mendapat kritik dan kecaman bukan hanya dari para artitek, kontraktor juga dari seniman sendiri.
Nyoman menjelaskan bahwa dia membentuk tim yang dalam pengerjaan desain Istana Garuda IKN. Mereka terdiri dari profesor, doktor, ahli tanah, dan berbagai spesialis lainnya yang berkontribusi untuk memastikan bahwa desain istana tidak hanya indah, tetapi juga aman dan fungsional.
“Pekerjaan ini dari tim kami saja ada 44 orang (ada) profesor, doktor, ahli tanah, segala macam ahli ada,” kata Nyoman pada Sabtu, 10 Agustus 2024.
Bagi saya, yang bertahun tahun menjadi peliput seni dan budaya, sederhana saja: Tolong, jangan ajari orang Bali bikin patung! *Kop.
Apel Kapolres Se-Indonesia Berlangsung di Mapolresta Balikpapan
Warga PPU Sambut Layanan Adminduk di Festival Harmoni Budaya Nusantara
Anggota DPR RI Komisi X, Illiza Sa’aduddin Jamal Minta Presiden : Copot Kepala BPIP
Ketum DPP KNPI Putri Khairunnisa Berpakaian Adat Batak, Hadiri Upacara HUT RI di IKN
HUT ke 79 RI di IKN : Ketua MPR RI Dorong Pembangunan Berkelanjutan di IKN
Ketua MPR RI Ajak Kaji Makna Kemerdekaan Dalam Kehidupan Kebangsaan