KopiPagi UNGARAN : Di masa pandemi Covid-19 sekarang ini, di Kabupaten Semarang terus saja memunculkan klaster-klaster baru positif Covid-19, kondisi demikian tidak bisa dibiarkan begitu saja dan masyarakat harus tetap waspada dan utamanya tetap patuh akan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19.
Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Semarang Drs Pujo Pramujito menyatakan, bahwa melihat situasi terkini di Kabupaten Semarang yang masyarakat terdampak Covid-19 semakin tinggi, bahkan sudah diatas 1.000 orang serta banyaknya muncul klaster, hal ini sangatlah memprihatinkan. Klater yang muncul seperti klaster hajatan, klaster keluarga, klaster pasar ataupun klaster lainnya yang banyak mengundang kerumunan massa.
“Kondisi tersebut tentunya sayang disayangkan bahkan mulai banyaknya kegiatan masyarakat yang mengundang massa, hal ini harusnya tetap dilarang. Yang memprihatinkan adalah kondisi Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Semarang yang secara langsung dikomandani Bupati Semarang H Mundjirin, yang hingga sekarang ini boleh saya nilai sudah los. Dan tidak ada kegiatan apa-apa dari Gugus Tugas Covid-19 tersebut, artinya sama sekali tidak ada perhatian dari Pemkab Semarang,” jelas Jito, demikian biasa disapa kepada koranpagionline.com, Senin (19/10/2020).
Politisi PDI Perjuangan ini menambahkan, sampai sekarang ini warga yang menjalani isolasi mandiri justru semakin banyak. Dan masalah ini sama sekali tidak ada perhatian dari Satgas Gugus Tugas Covid-19. Bahkan, perhatian dari Pemkab Semarang pun juga tidak ada. Selain itu, warga yang dihadapkan pada kesulitan sekarang ini, harus berbagi dengan warga yang terdampak Covid-19.
Disamping itu, mulai banyaknya sekolah-sekolah yang melakukan pembelajaran tatap muka, hal ini dinilainya terlalu “sembrono”. Mengapa demikian, karena situasi dan kondisi penularan Covid-19 di Kabupaten Semarang khususnya sampai sekarang ini masih merajalela. Bahkan, masih ada kecamatan yang “zona merah”, sehingga pembelajaran tatap muka itu harus ditunda terlebih dulu.
“Saya sangat berharap, pembelajaran tatap muka di sekolah mulai SD hingga SLTA untuk dapat ditunda terlebih dahulu. Jika dipaksakan melakukan pembelajaran tatap muka, hal itu adalah langkah yang ‘sembrono’. Kepada orangtua siswa hendaknya juga bersabar dengan kondisi sekarang ini. Utamanya, marilah kita semua tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di masa pandemi ini. Sekali lagi, sekolah-sekolah jangan melangkah yang ‘sembrono’,” tandas Ketua Fraksi PDIP DPRD Kab Semarang.
Pantauan koranpagionline.com di sejumlah daerah di Kabupaten Semarang, sejumlah jenjang sekolah mulai dari SD, SMP/MTs, SMK, serta SMA sudah ada yang melaksanakan pembelajaran tatap muka. Namun, pembelajaran tatap muka ini belum sepenuhnya full dalam seminggu, ada yang seminggu dua kali maupun tiga kali melakukannya. ***
Pewarta
Heru Santoso.