KopiPagi UNGARAN : Menjadi kepala desa (kades) itu bukan pilihan utamanya, namun karena desakan masyarakat dan niat pribadinya yang sejak kecil tinggal dan menjadi warga Desa Jetis, Kecamatan Bandungan serta sebagai bentuk ‘balas budi’ kepada masyarakat, inilah motivasi utama Sevlen Cahyo Widi SA, Kepala Desa (Kades) Jetis, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang.
“Saya menjadi Kepala Desa (Kades) Jetis ini, motivasi saya yang utama adalah ‘balas budi’ kepada masyarakat Desa Jetis. Dan alasan lainnya adalah Rindu akan Perubahan khususnya di Desa Jetis ini. Pasalnya, tanpa didukung masyarakat tidak mungkin saya akan terpilih menjadi Kades Jetis, untuk itu kerinduan akan adanya perubahan harus dapat saya wujudkan,” kata Sevlen Cahyo Widi SA kepada koranpagionline.com, Rabu (30/09/2020).
Menurut ayah dua orang anak ini, jika sebelumnya diakui dengan bisnis yang dijalaninya telah membuat dirinya dan keluarga nyaman. Namun, dengan menjadi Kades Jetis ini, bukannya terus sombong namun akan selalu berbagi bersama masyarakat. Bahkan, apa yang dilakukannya menjadi Kades Jetis ini merupakan ungkapan rasa terima kasihnya kepada masyarakat.
Suami dari Retnawati ini mengakui bahwa sejak kecil tinggal di Jetis ini dan bersama masyarakat pula bersama menjadikan Desa Jetis semakin baik dan maju. Melalui berbagai upaya yang dilakukannya, yang tentunya didalamnya selalu melibatkan masyarakat maka jalan menjadikan Desa Jetis semakin baik selalu terbuka lebar. Jika selama ini, Desa Jetis telah dikenal sebagai “Sentra Tamanan Hias” maka bagaimana melestarikan itu maupun menambah kreatifitas yang lain. Sehingga, kedepan tidak hanya sentral tanaman hias namun ada sentral yang lain yang muncul di Desa Jetis.
“Khususnya sekarang ini dalam masa pandemi Covid-19, bagaimana mengajak masyarakat untuk bangkit dalam kehidupannya yang lebih baik lagi. Untuk itu, saya lebih suka ‘memberikan kail daripada umpan’. Intinya, bagaimana membuat kolaborasi Pemdes Jetis dengan masyarakat yang akhirnya menuju tujuan utama menyejahterakan masyarakat,” terang alumni UIN Yogyakarta.
Ditambahkan alumni SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami Semarang ini, bahwa selama memimpin Desa Jetis dengan 7 dusun ini, pihaknya selalu menjadikan masyarakatnya itu sebagai mitra dalam membangun dan mengambangkan Desa Jetis. Bahkan, jalinan komunikasi yang dilakukannya dapat diterima dan dimengerti masyarakat. Begitu pula sebaliknya dengan masyarakatnya.
“Komunikasi bagi saya itu sangat penting dan ini harus dapat dilakukannya. Apalagi, selama ini masyarakat Desa Jetis itu sangat komunikatif. Ini yang menjadikannya penuh semangat untuk mengembangkan Desa Jetis,” tandas lelaki yang tinggal di Dusun Ngawinan RT 03 RW 04, Desa Jetis, Kec Bandungan, Kab Semarang. ***
Pewarta : Heru Santoso.